Senin, 01 Desember 2014

58 Pesilat Senior Belanda Ikuti Pelatihan Silat Wajib

AMSTERDAM,  – Setidaknya 58 pesilat senior dari 13 Perguruan Silat Indonesia yang ada di Belanda melakukan pedalaman “Jurus Wajib” Pecat Silat Indonesia dengan instruktur Cecep Arif Rahman.

Dok KBRI Den Haag
Sebagaimana informasi yang diterima dari Bonifatius Agung Herindra, Ministrer Counsellor Pensosbud KBRI DenHaag melalui email mengatakan program Coaching Clinics yang dilakukan instruktur Pencak Silat Indonesia, Cecep Arif Rahman berlangsung di Ruang Nusantara komplek kedutaan.

Program Coaching Clinics, yang merupakan program tahunan KBRI Den Haag bagi Perguruan Pencak Silat Indonesia di Belanda,  dibuka secara resmi oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Den Haag, Ibnu Wiwoho Wahyutomo.  

Sebelumnya, pada  tahun 2013, Sekretaris Umum IPSI Erizal Chaniago dan Sekretaris Jenderal PERSILAT, Teddy Suratmadji juga memberikan program pelatihan serupa di Den Haag.

Instruktur silat, Cecep Arif Rahman mengawali kegiatan coaching clinics, dengan menjelaskan kembali nilai-nilai luhur yang harus dipegang oleh setiap pesilat.

Pencak Silat merupakan bagian tradisi yang hidup dalam masyarakat Indonesia, memiliki nilai kemasyarakatan, lingkungan alam maupun dalam hubungan dengan penciptanya. 

Setiap gerakan dalam ilmu beladiri Indonesia, senantiasa terkandung: makna, tujuan dan rangkaian gerak logis, yang  memadukan diantaranya  apek kecepatan (speed), irama (rhythm) kekuatan (power), daya tahan (stamina) dan keindahan (beauty) gerakan.

Dalam program tersebut, seluruh pesilat dari  Perguruan Gerak Saka; PD Senam;  Manyang Eropa; Setia Hati Terate; Mande Muda Mawar Suci; Nusahitu Solemata; Permasit, Parahiyangan; Tri-Bhakti; Merpati Putih; Silek Tuo Minang; Bintang Lima; dan Pamor Badai, belajar dan mempraktekan jurus wajib tunggal dan ganda.

Dengan memperhatikan aspek irama, kecepatan, kekuatan dan keindahan, para pesilat dilatih untuk menyelesaikan setiap bagian dari jurus wajib dalam waktu 18 detik secara benar.

Cecep Arif Rahman, juga mengingatkan bahwa dalam setiap kompetisi, aspek  gerakan dan variasi gerakan yang benar harus menjadi perhatian utama para pesilat.

Pesilat senantiasa berkonsentrasi untuk mencegah terjadinya kesalahan gerakan. Karena dalam penilaian, juri pertandingan cenderung menghitung, seberapa banyak kesalahan gerakan telah dilakukan. 

Untuk Jurus Wajib Beregu, pesilat  diminta kreatif dalam hal membangun formasi. Disamping aspek pemanfaatan ruang arena (blocking) patut menjadi perhatian

Para pimpinan Perguruan Pencak Silat Indonesia di Belanda dan peserta, menyatakan puas dengan materi  coaching clinics dan metode pelatihan dari Instruktur Cecep Arif Rahman. 

Para pesilat, belajar tentang jurus wajib yang belum semua dipahami dan dikuasai secara benar.  Para pesilat Belanda juga mendapatkan teknik dan cara mempraktekkan jurus wajib secara efisien.  Disamping belajar bagaimana menjaga daya tahan, mengatur kecepatan, menata ritme dan mengekspresikan  kekuatan dalam setiap gerakan.

Dalam kegiatan coaching clinics tersebut, 13 Perguruan Pencak Silat Indonesia di Belanda berkesempatan mempertunjukan ketrampilannya, baik secara tunggal maupun beregu sesuai aliran masing-masing.


Hadir dalam acara tersebut para Pimpinan Peguruan dan para sesepuh antara lain:  Ph.J.C. Tönjes/ Glr. Sanjoto (Stichting Asli);  Supriyono (Merpati Putih); H. Tulallessy (Mande Muda Mawar Suci); Rein Rellum (Gerak Saka); Nick Smith (Bintang Lima); George F de Groot (Tri Bhakti); J.E. van der Geugten (PD Senam); Don Kessing (Manyang Eropa);  Stanley Bonora (Silek Tuo Minang)  Leo Lindeman (Parahiyangan);  Gijs Copic (Permasit);  Ad ten Have (Nusahitu Solemata); Richard Colli (Manyang Eropa).



for info > ervanca@gmail.com
twitter.com/Lorcasz