Senin, 29 Desember 2014

Kecil Harapan Jurnalis Al Jazeera untuk Bebas

SYDNEY, - Harapan untuk Jurnalis Australia yang bekerja pada Kanto Berita Al Jazeera kedudukan di Mesir, Peter Greste untuk bebas sangat kecil dengan melihat sinyal dari Kairo yang memperkirakan dapat menunda proses tersebut.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop pada Senin (29/12) waktu setempat sebelum melihat sinyal Kairo untuk menunda dirinya berharap pada 1 Januari nanti Greste bisa menghirup udara segar.

“Kami memiliki indikasi bahwa Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi akan menjalankan pemerintahannya mengenai pengampunan atau permohonan grasi sebelum sidang banding, namun sementara itu Menteri Luar Negeri Mesir mengatakan kepada saya bahwa kami perlu menunggu sidang banding, jadi ada pesan berbeda yang berasal dari pemerintah Mesir ,”ucapnya kepada ABC.

Sementara itu saudara laki-laki Greste, Mike dan Andrew mengatakan kepada para awak media di Australia bahwa mereka tidak percaya saudaranya akan dibebaskan sebelum sidang banding.

“Presiden Mesir telah mengatakan beberapa hari setelah ia dinyatakan bersalah bahwa dia tidak akan memaafkan Peter hingga proses hukum selesai,”ucap Mike.

Sebagai informasi, Peter Greste bersama rekannya ditahan pemerintah Kairo pada akhir Desember 2013.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Mesir, Peter dan kedua rekannya ditahan karena diduga melaporkan berita yang dapat menghancurkan keamanan nasional.

Greste pun dipenjara di Mesir dalam sel isolasi selama kurun waktu satu bulan sebelum gugatan resmi dibuat.

Pada 23 Juni, Greste dinyatakan bersalah oleh pengadilan serta dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara sama halnya dengan rekannya, Mohammed Fahmy, sedangkan Baher Mohammed harus menerima hukuman lebih berat yaitu sepuluh tahun penjara.

Dengan situasi seperti ini, Peter bersama dengan rekan Al Jazeera lainnya dinyatakan sebagai tahanan politik secara internasional karena pengadilan yang dinilai sangat lemah atas pengajuan bukti-bukti.

Presiden Sisi sendiri pada bulan November akan mempertimbangkan pengampunan Greste dan dua rekannya yang bekerja untuk media berkantor di Qatar.

Akibat penahanan ini membuat Qatar dan Mesir menjadi tegang sehingga pembebasan ketiga jurnalis tersebut akhirnya ditangguhkan.

Hingga Desember ini, Greste dan dua rekannya sudah setahun ditahan otoritas Mesir.

Akibat penahanan ini membuat kelompok HAM dan Barat mengecam keras pengadilan terhadap jurnalis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun mempertanyakan independensi pengadilan Mesir ini.



Kontak Blog > ervanca@Gmail.com

Twitter.com/Lorcasz