SYDNEY,
- Harapan untuk Jurnalis Australia yang bekerja pada Kanto Berita Al Jazeera
kedudukan di Mesir, Peter Greste untuk bebas sangat kecil dengan melihat sinyal
dari Kairo yang memperkirakan dapat menunda proses tersebut.
Hal
ini disampaikan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop pada Senin (29/12)
waktu setempat sebelum melihat sinyal Kairo untuk menunda dirinya berharap pada
1 Januari nanti Greste bisa menghirup udara segar.
“Kami
memiliki indikasi bahwa Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi akan menjalankan
pemerintahannya mengenai pengampunan atau permohonan grasi sebelum sidang
banding, namun sementara itu Menteri Luar Negeri Mesir mengatakan kepada saya
bahwa kami perlu menunggu sidang banding, jadi ada pesan berbeda yang berasal
dari pemerintah Mesir ,”ucapnya kepada ABC.
Sementara
itu saudara laki-laki Greste, Mike dan Andrew mengatakan kepada para awak media
di Australia bahwa mereka tidak percaya saudaranya akan dibebaskan sebelum
sidang banding.
“Presiden
Mesir telah mengatakan beberapa hari setelah ia dinyatakan bersalah bahwa dia
tidak akan memaafkan Peter hingga proses hukum selesai,”ucap Mike.
Sebagai
informasi, Peter Greste bersama rekannya ditahan pemerintah Kairo pada akhir
Desember 2013.
Menurut
Kementerian Dalam Negeri Mesir, Peter dan kedua rekannya ditahan karena diduga
melaporkan berita yang dapat menghancurkan keamanan nasional.
Greste
pun dipenjara di Mesir dalam sel isolasi selama kurun waktu satu bulan sebelum
gugatan resmi dibuat.
Pada
23 Juni, Greste dinyatakan bersalah oleh pengadilan serta dijatuhi hukuman
tujuh tahun penjara sama halnya dengan rekannya, Mohammed Fahmy, sedangkan
Baher Mohammed harus menerima hukuman lebih berat yaitu sepuluh tahun penjara.
Dengan
situasi seperti ini, Peter bersama dengan rekan Al Jazeera lainnya dinyatakan
sebagai tahanan politik secara internasional karena pengadilan yang dinilai
sangat lemah atas pengajuan bukti-bukti.
Presiden
Sisi sendiri pada bulan November akan mempertimbangkan pengampunan Greste dan
dua rekannya yang bekerja untuk media berkantor di Qatar.
Akibat
penahanan ini membuat Qatar dan Mesir menjadi tegang sehingga pembebasan ketiga
jurnalis tersebut akhirnya ditangguhkan.
Hingga
Desember ini, Greste dan dua rekannya sudah setahun ditahan otoritas Mesir.
Akibat
penahanan ini membuat kelompok HAM dan Barat mengecam keras pengadilan terhadap
jurnalis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun mempertanyakan independensi
pengadilan Mesir ini.
Kontak
Blog > ervanca@Gmail.com
Twitter.com/Lorcasz