WASHINGTON DC, - Bencana gempa bumi dan Tsunami yang
terjadi pada tahun 2004 di kawasan Sumatera dan Samudera Hindia telah memasuki
10 tahun, sepanjang perjalanannya banyak duka dan cerita pilu dihadirkan.
Ilustrasi - Istimewa |
Namun seiring dengan perkembangan dan waktu bencana
itu semakin hari pun semakin menunjukkan perubahan baik secara personal maupun
wilayah tersebut.
Sepanjang sepuluh tahun ini pula dunia menuliskan
sejarah panjang bagaimana kemanusiaan dan persatuan itu terwujud.
Berikut adalah ucapan Menteri Luar Negeri Amerika
Serikat, John Forbes Kerry terkait dengan peringatan 10 tahun gempa bumi dan
Tsunami yang terjadi di Pulau Sumatera dan Samudera Hindia
Saya tidak akan pernah lupa ketika saya mendengar
berita tentang tsunami yang melanda Samudra Hindia 10 tahun yang lalu.
Foto dan
rekaman video yang saya lihat sangat memilukan: seluruh isi kota, mulai dari
kota-kota di Indonesia hingga Somalia, luluh lantak; ombak deras menyapu bersih
rumah penduduk; ratusan ribu nyawa hilang dan ada lebih banyak lagi yang
terpisah dari keluarga mereka.
Hari ini, kita mengheningkan cipta untuk mengenang
mereka yang telah pergi selamanya – mulai dari petani dan nelayan, hingga
wisatawan dari kampung halaman kita.
Saya paham bahwa tidak ada kata-kata yang dapat
menggambarkan kehilangan yang sangat menyakitkan tersebut.
Tidak ada cara untuk menghapus rasa pilu orangtua yang
kehilangan anaknya, atau anak yang kehilangan orangtua mereka sehingga mereka
harus mengemban tanggung jawab orang dewasa pada usia belia.
Kita menghargai jutaan orang yang telah memberikan
kontribusi terhadap upaya pemulihan.
Kita juga menghormati mereka yang masih
terus bekerja untuk membantu para korban bangkit kembali dan membangun kembali
komunitas mereka.
Tsunami Samudra Hindia 2004 adalah salah satu tsunami
terganas yang pernah kita saksikan, tapi tsunami itu justru mendorong kita
untuk menunjukkan sisi terbaik kita.
Tsunami itu juga merupakan peringatan bagi kita.
Seperti yang kita ketahui, ada banyak wilayah yang memang selalu dilanda banjir
dan mengalami kenaikan permukaan laut.
Selama beberapa tahun belakangan ini, para ilmuwan
selalu mengingatkan bahwa perubahan iklim dapat mengakibatkan badai yang lebih
sering dan lebih merusak, kecuali bila kita mencegahnya dan mengubah kebijakan
kita.
Tahun lalu saya berkunjung ke Filipina dan menyaksikan
kerusakan yang diakibatkan Topan Haiyan/Yolanda. Tidak masuk akal apabila topan
semacam itu – atau bahkan lebih buruk – akan terjadi dan terjadi lagi.
Waktu untuk bertindak terhadap perubahan iklim adalah
sekarang – sebelum terlambat untuk merespons peringatan.
Pada hari refleksi ini, kita berduka bersama
sahabat-sahabat di Asia dan Afrika, yang terkena dampak bencana yang dahsyat
ini.
Kita berkomitmen untuk terus bekerja membantu kawasan
membangun komunitas yang lebih aman dan tangguh.
Kita juga berjanji untuk berupaya sebaik mungkin untuk
mewariskan planet yang lebih aman dan berkelanjutan kepada anak dan cuci kita.
Generasi-generasi di masa depan mengandalkan kita.
Kontak Blog > ervanca@Gmail.com
Twitter.com/Lorcasz