Senin, 28 Oktober 2013

Ngebolang Melihat Mirisnya Pendidikan Pedalaman Purwakarta


Sebelum w bercerita soal kegiatan yang satu ini, mau ucapin terima kasih kepada teman-teman dari Indonesia Berkibar (ID Berkibar) untuk kesempatannya jadi volunteer walaupun sebenarnya ada misskomunikasi

Dan tulisan ini w persembahkan untuk semua para pembesar negara ini terutama di Propinsi Jawa Barat karena walaupun daerahnya maju atau modern tapi masih banyak yang belum tersentuh seperti yang w dan temen-temen dari ID Berkibar, Dompet Duaha, Komunitas Taft Diesel Indonesia, Scholarship CIMB Niaga.

Selamat membayangkan tulisan ini semoga dapat menyalurkan kepada orang atau badan yang memang bertugas untuk menyelesaikan masalah ini.

Hari ini 27 Oktober 2013 w akan ngebolang bersama teman-teman dari ID Berkibar dan beberapa volunter ke Purwakarta, w berangkat dr rumah pkl 05.40 naik taksi (ngejar coy karena Jakarta ditutup ada acara lomba Jakarta Marathon) bluebird nomor pintu MME-4064 dengan sopir bernama Pak Anthony P

Rute w kali ini adalah dari rumah di kawasan Taman Galaxy ke Wijaya II dimulai dari pintu tol Jatibening lanjut keluar telusuri kawasan Gatot Subroto namun nyampe di Pancoran w dibuang ke kiri karena ditutup ama petugas namun petugas tidak kasih solusi dan berakhir dengan kemacetan aarrrgg


Akhirnya setelah jalan muter-muter sekitar Jakarta Selatan, ketemu juga dan sempet ngobrol-ngobrol dengan temen-temen yang udah datang duluan.

Dan pukul 08.53 berangkat dan takjub karena berangkat pake Daihatsu Taft 4x4 (berasa kayak indiana jones) dari komunitas Daihatsu Taft Diesel Indonesia walau sempet isi bensin dulu dan masuk tol JORR secara konvoi coy hehehehe…








Begitu nyampe KM 19 karena mobil w yg numpang ada dikit bocor setelah fix sana-sini pas pukul 10.05 keluar dari rest area dan lanjut kembali perjalanan
Pas pukul 11.03 sampai di Tol Jatiluhur setelah kelalang keliling bahkan sempet dua kali salah jalan eh kali ini satu mobil lagi error karena korslet alarm (kapan nyampenyaaa)






Akhirnya 13.30 nyampe juga di SMP 3 makan siang terus lanjut ada yang jaga di sekolahnya kasih materi kepada guru ada juga yang ikut semarakkan bersama anak-anak

Mau tau ga, kalau anak-anak ini  yang akan w dan temen-temen volunterr akan kunjungi itu bersekolah hanya ada dua pilihan yaitu lewat darat dengan cara jalan kaki sejauh 7 kilometer atau dengan lauut menggunakan perahu beda sekali ya dengan anak sekolah di Jabodetabek yang dikit-dikit diantar supir ke sekolah

Namun ada yang menarik dan bisa di jadikan objek wisata adalah ketika jalan darat menuju pelabuhan untuk menaiki perahu ke tempat SD disamping gambar ini ada banyak batu-batu yang boleh dibilang seperti kayak di Propinsi Bangka-Belitung ga percaya lihat gambar-gambar ini.. walau ada beberapa banyak coretan (yaaa.. Indonesia gitu loh, kreatifnya tinggi bang-ett)
















Sebagian para volunteer dari ID Berkibar, CIMB Niaga dan Dompet Duafa menemani para anak-anak sekolah tersebut yang berjumlah sekitar 45 orang.


sementara para voluenter bermain dengan anak ada juga yang membereskan goodie bag untuk para siswa dan sebagian lagi berinteraksi dengan para orangtua murid.
Anak-anak ini pun sangat menikmati dengan apa yang temen-temen volunteer berikan berupa permainan kelompok, nyanyi dan yel-yel yang mungkin mereka belum pernah mereka dapatkan sebelum kedatangan kami.






Sementara para anak bermain, w pun iseng-iseng berhadiah berawal dari nyari colokan listrik untuk handphone dan ketemu di ruang guru, dan kebetulan w berkenalan dengan para guru dan dari situlah semua tentang sekolah ini pun mengalir


Dimulai dari kondisi toilet yang tidak berguna dan membuat timbul pertayaan bagaimana para siswa ini untuk buang air dan tau apa yang diucapkan para guru ini kalau para siswa ini ingin buang air kecil hanya ada dua yaitu di kebun (whaatt) dan di rumah dinas guru depan sekolah

Kemudian sang guru ini pun bercerita tentang kondisi sekolah gimana memprihatinkan bahkan ruang kelas pun hanya tiga ruangan yang dibagi dua untuk menunjang 6 enam kelas termasuk latar belakang pendidikan daripada sang guru yang menurut w sangat miris banget… sumpah












Bahkan sang guru pun bercerita bagaimana sistem pendidikan termasuk materi-materi yang sangat beda kelas dengan yang ada di kota dalam hal ini seperti Ujian Nasional, bahkan ketika ditanya bagaimana Dinas Pendidikan memperhatikan mereka, sang guru mengatakan bahwa materi dari Diknas hanya diberikan pada saat tengah semester.

Latar belakang pendidikan serta jenjang karir di SD ini pun prihatin bayangkan hanya ada dua yang tetap satu sedang menjalani sidang untuk menjadi tetap pada 2 November mendatang, sarjana pun hanya ada dua dan satu sedang terancam menuju ke sana... miris teman !!

Hari menjelang gelap membuat w dan teman-teman harus kembali ke tempat check point pertama ketika sampai dan kami pun berpamitan dengan para anak-anak ini ditambah suasana dengan rintik-rintik hujan.


W sangat haru ketika seorang teman mengatakan bahwa anak-anak ini sempat menangis ketika kita mau pulang bahkan mereka melambaikan tangan sambil berkata, “terima kasih kaka, semoga panjang umur, hati-hati di jalan, kapan-kapan ketemu lag,”

Akhirnya w memilih menggunakan perahu kembali untuk balik ke tempat awal datang, ketika menuju ke tempat perahu w menemukan sejumlah anak yang juga akan pulang dengan perahu yang mereka bawa ada sekitar 5-6 orang, dan lagi-lagi haru ketika mereka pulang mereka melambaikan tangan sambil berkata “dadaag kaka… terima kasih kaka hati-hati di jalan” kami pun melambaikan tangan sambil titip salam untuk orang terkasih mereka di jalan.





Sampai di check point pertama ketika kedatangan, akhirnya bisa selonjoran dan sedikit mendengar cerita dari Pak Imam Prasodjo, sosiolog UI yang setiap akhir pekan selalu tinggal di kawasan tersebut bahka w sempat photo bersama dan disamping beliau
Setelah ngobrol-ngobrol dan menunggu teman-teman yang pulang dengan jeep ini agak telat karena ada kendala teknis, setelah berkumpul semua tiba lah untuk kembali ke Jakarta, namun kali ini harus terpecah karena mungkin sudah seharian, w yang naik mobil om David harus pindah dikarenakan om David tidak mampir ke Wijaya.

Tepat pukul 19.12 balik Jakarta cukup lancar walau berhati-hati karena jalanan abis basah karena hujan dan ketika masuk tol kami pun berpisah dengan om David dan om Gembong yang kembali ke Bogor

Dan tinggalah rombongan om Bustom, om Dendy dan om Ical secara beririgan jalan bersama dan saling berkomunikasi dengan radio HT penuh dengan candaan dan celaan huahaha…

Karena laper setelah hanya diganjal makan siang pada pukul  21.27 pun menyepi sebentar untuk nyari makan di rest area dan makan lah kami bersama dalam satu meja di AW..

Setelah kenyang perjalanan pun kembali dan kini hanya mengisahkan dua mobil yaitu om David da nom Dendy karena om Ical memutuskan untuk tidak kembali ke Grand Wijaya dan di rest area 42 kami berpisah dan tidak ada komunikasi lewat radio HT dan kembali senyap dan hening hingga sampai di Grand Wijaya.

Sesampainya di Grand Wijaya, Om Bustom langsung tancap pulang dan kami turun di luar komplek wijaya, setelah ngobrol bentar akhirnya mas Ilham dan temannya mengantar dua teman perempuan volunteer menuju simprug dan kalibata.

Sedangkan w ? yang terpaksa nyari taksi tapi sebelum itu w mampir dulu ke minimarket buat beli air mineral karena haus coy.

Setelah dari minimarket, pukul 23.32 w dapatkan taksi dan langsung menuju pulang, pada pukul 00.30 nyampe juga dirumah dan setelah cuci muka segalanya langsung tepar !!

Lewat tulisan ini mau ucapin terima kasih buat teman-teman ID Berkibar atas kesempatannya untuk melihat langsung kondisi pendidikan yang terjadi di Purwakarta yang berdasarkan laporan warga, bisa kenalan dengan teman-teman dompet duafa, CIMB Niaga, Mas Shafiq Pontoh…



Hmmm… setelah ini kira-kira abis ini apalagi yang akan di lakukan ID berkibar dan Mas Shafiq Pontoh ? tungguin aja yaa…

Dok http://helloangga.blogspot.com


@Lorcasz
Purwakarta, 281013 00:00