Senin, 15 Desember 2014

Pengungsi Iran Dibalik Penyandera Sydney Siege

SYDNEY, - Pelaku aksi penyaderaan pada Lindt Chocolate Café di kawasan Martin Place, Sydney, New South Wales-Australia diduga seorang pengungsi dari Republik Islam Iran dengan sejumlah catatan criminal.

Sebagaimana dilansir dari media setempat yang dikutip dari sumber kepolisian mengatakan salah satu penyandera bernama Man Haron Monis, seorang sheikh gadungan asal Republik Islam Iran dengan aksinya yang memasuki waktu 15 jam.

Menurut sumber kepolisian setempat, Monis sendiri memiliki deretan panjangan catatan criminal di wilayah hukum Sydney salah satunya, pernah dipenjara kasus penyerangan seksual.

Kasus penyerangan seksual ini juga terjadi pada tahun ini dimana Moris yang menggambarkan dirinya sebagai penyembuh spiritual dituntut atas perlakuan tidak senonoh dan kekerasan seksual pada seorang wanita di tahun 2002.


Selain itu, Monis juga yang dikenal sebagai Sheikh Haron didakwa terlibat dalam kasus pembunuhan mantan istrinya yang ditikam dan dibakar pada sebuah apartemen blok Sydney.

Pada tahun 2012, sebagaimana didokumentasikan media, bahwa Monis dinyatakan bersalah karena mengirim surat kebencian kepada keluarga dari delapan tentara Australia yang tewas di Afganistan sebagai aksi protes terhadap keterlibatan negara tersebut dalam konflik di negara beribukota Kabul ini.

Monis pun memiliki laman pribadi, namun isinya pun berupa gambar grafis dari anak-anak yang terindikasikan merupakan korban dari serangan udara koalisi sejumlah negara termasuk Australia

Selain itu juga dalam laman pribadinya juga terdapat photo pria berusia 50 tahun ini dalam sebuah pengadilan serta sebuah pernyataan yang ditujukan kepada komunitas Muslim di negara tersebut serta kepada orang nomor satu di Australia yaitu PM Tony Abbott.

Seperti diketahui, pelaku penyanderaan Lindt Chocolate Café di kawasan Martin Place, Sydney, New South Wales-Australia meminta berbicara dengan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.

Tuntutan ini disampaikan pelaku melalui para sandera yang diminta menghubungi beberapa kantor media terkemuka salah satunya Sky News.

Selain itu pada awal penyaderaan di pagi hari, pelaku memerintahkan para pengunjung untuk menempelkan tangan bersamaan dengan bendera kalimat Syahadat yang awalnya terindikasi sebagai bendera ISIS.

Untuk menghindari efek yang lebih besar dari aksi sandera ini, pihak keamanan pun telah mengalihkan rute transportasi semula dari Martin Place ke kawasan aman dengan mengamankan areal tersebut hingga radius tertentu.

Selain itu pihak kepolisian negara bagian New South Wales juga mengaktifkan pasukan khususnya untuk menghadapi situasi tersebut yang beralih status bukan lagi criminal biasa tetapi serangan teroris.

Kontak info > ervanca@Gmail.com
Twitter.com/Lorcasz