Rabu, 24 Desember 2014

Kisah yang Bernama Tsunami

JAKARTA,- Banyak yang mengatakan kalau Tsunami yang terjadi di Aceh dan Pasifik seperti Thailand, India, Srilanka adalah yang terbesar di era modern.

Tapi apakah ada yang tahu kalau Tsunami tersebut sudah adalah sejak tahun 1600-an ? iya berdasarkan berbagai sumber mengatakan peristiwa ini disebut Tsunami pada Jumat 2 Desember 1611.

Ilustrasi - Istimewa
Jumat 2 Desember 1611 ada sebuah gempa mengguncang Sanriku, kawasan pantaqi Timur Jepang dimana dua jam setelah gempa tiba-tiba pantai tersebut menyerbu daratan sekitar tempat tersebut.

Gempa yang timbul tidak menyebabkan kerusakan tetapi ombak tinggi dari pantai tersebutlah yang membuat kawasan tersebut hancur sangat dahsyat hingga menimbulkan ribuan warga di pesisir Sendai menjadi korban.

Kisah mengerikan ini pun terekam dalam sebuah kisaha yang tercatat oleh pemerintah setempat yang diberi judul “Sumpuki”

Kisah ini diawali tiadanya upeti yang menjadi kebiasaan dari Daimyo Sendai Date Masamunte yang hidup pada tahun 1586 hingga 1636 kepada Shogun Tokugawa Leyasu (1542-1616) di kawasan utara Honsu.

Kiriman kepada shogun Tokugawa dari Sendai adalah ikan kod terbaik diawal musim, namun entah kenapa pada Januari 1612 kiriman upeti tersebut tidak dilaksanakan Masamune tapi hanya mengirimkan utusan untuk memberikan kabar bencana akan tiba di akhir tahun itu.

Dan benar kejadian dimana sekitar 5,000 orang tewas di wilayah kekuasaan Masamune sedangkan di wilayah Morioka dan Tsugaru 3,000 orang tewas dan hilang.

Tsunami sendiri memiliki arti ketika itu berdasarkan penuturan sang pemberi kabar berasal dari penggalan kata Tsu yang mengandung arti Pelabuhan dan Nami sebagai gelombang dari bahasa Jepang, yo ni tsunami to yu’u.

Pengenalan bahasa Tsunami bagi internasional baru ada sekitar 250 tahun sejak peristiwa di Jepang tersebut.

Ada dua penulis barat yang memberikan catatan sejarah tentang penggunaan padanan Tsunami dimulai pada bencana di Sanriku, Jepang sekitar tahun 1896 dengan kronologi sama seperti pada kejadian tahun 1612 dimana gelombang laut naik ke daratan sangat tinggi setelah gempa terjadi.

Penulis pertama yang menjadi saksi akan tsunami adalah Elisa Ruhamah Scidmore yang menuliskannya untuk National Geographic Magazine terbitan September 1896.

Scidmore menuliskan bahwa pada tangga 15 Juni 1896, pantai timur laut Hondo sebuah pulau utama di Jepang dilanda gelombang raksasa yang dipicu gempa (tsunami) dengan korban tewas 26,975 orang dan 5,390 korban luka.

Kemudian The Atlantic Monthly terbitan Desember tahun 1896 melalui penulisnya Lafcadio Hearn menulis ada gelombang laut yang mengerikan naik tiba-tiba dan ini oleh orang-orang Jepang disebut sebagai Tsunami.

Setelah kedua penulis ini menuliskan tentang Tsunami baru lah kata itu mulai familiar di dunia barat dan mencapai kepopulerannya pada 1 April 1946 ketika Hawaii diterjang Tsunami yang dikenal dengan April Fool’s Day Tsunami setelah itu barunya didirikan Pacific Tsunami Warning Center pada 1949 di Hawaii.

Lantas bagaimana dengan Indonesia, bagaimana istilah Tsunami bisa masuk di negeri ini ? adalah pada tahun 1960 ketika itu koran Merdeka terbitan 5 Mei pada halaman pertamanya menurunkan berita terjadinya Tsunami kiriman dari Chile ke Irian Barat dengan menggunakan istilah gelombang pasang akibat gempa.

Setelah itu pada tahun 1967, Harian Pagi Kompas menurunkan berita tentang peluncuran pusat peringatan Tsunami yang ada di Hawaii, dan harian inilah yang menggunakan arti kata Tsunami dalam penulisan berita.

Indonesia sendiri sebelum Tsunami Aceh sebenarnya sudah pernah mengalami yaitu pada tahun 1907 dimana ada kesaksian warga Simeulue yang mengatakan ada peristiwa yang dikenal dengan istilah smong atau galoro di Singkil.

Bahkan di Ende, NTT pun pernah terjadi dan masyarakat disana menyebutnya dengan istilah ae mesi nuka tana lala.

Dari segi ilmiah, kata Tsunami sendiri tidak ada kata padanan namun bahasa Inggris lebih suka menggunakan istilah gelombang panas atau tidak wave untuk menyebut istilah ini.

Namun tidak wave sendiri agak sendikit janggal karena tidak dipengaruhi gaya grativasi Bulan dan Matahari, padahal peristiwa Tsunami itu muncul karena gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran bawah laut.



Kontak Blog > ervanca@Gmail.com

Twitter.com/Lorcasz