KUALA LUMPUR, - Pasca hilang kontaknya maskapai
AirAsia QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura membuat yang berkaitan dengan ini
berubah termasuk harga saham yang mengalami penurunan drastic dalam tiga tahun
terakhir.
Sebagaimana dilansir dari media setempat, hingga sesi
perdagangan pertama di lantai bursa Malaysia, saham Air Asia Berhad dengan
register kode 5099 tercatat dengan volume sebanyak 66,456,600.
Volumen perdagangan tersebut tercatat paling banyak
pada sesi pertama di awal Senin (29/12) sedangkan urutan kedua adalah Jobstreet
Corporation Berhad dengan transaksi sekitar 31,951,300.
Namun untuk harga saham sendiri telah anjlok dari 7,82
persen menjadi 2,71 ringgit per lembar di sesi pertama perdagangan. kejadian
ini paling besar sejak tahun 2011 dimana harga saham bisa anjlok hingga level
2,56 perlembar, namun jika melihat tahun harga saham perusahaan yang dipimpin
Tony Fernandez ini masih penaikan sekitar 25,19 persen.
Menurut analis yang beredar, pelemahan ini terkait
dengan sentiment negative jangka pendek terkait dengan peristiwa yang terjadi
namun masih belum terlalu parah karena pasar masih melihat maskapai ini paling
aman dan belum terjadi kecelakaan yang parah.
Terkait dengan peristiwa ini, CEO AirAsia Group Tony
Fernandes telah memastikan anak usahanya PT Indonesia AirAsia akan mendesak
perusahaan asuransi yang digunakan untuk melindungi penerbangan QZ8501 ini akan
mengeluarkan segera yang menjadi hak dari para keluarga penumpang.
“Asuransi untuk penumpang akan kami berikan sesuai
peraturan yang berlaku di Indonesia,”ucap Tony.
Sebagai informasi, Maskapai penerbangan AirAsia dengan
register QZ8501 berisikan dua pilot, empat awak kabin serta seorang kabin.
Pesawat ini membawa sekitar 155 penumpang dengan
rincian 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak dan seorang bayi, dari identitas
kewarganegaraan setidaknya 149 merupakan warga negara Indonesia, Korea Selatan
(3), dan satu orang berasal dari Perancis, Malaysia dan Singapura.
Kontak Blog > ervanca@Gmail.com
Twitter.com/Lorcasz