Ilustrasi - Istimewa |
BEIJING, - Terkait dengan kebijakan kerja dari cabinet
kerja Joko Widodo tentang Poros Maritim, membuat sejumlah negara mengantre
untuk kerjasama dengan Indonesia salah satunya adalah Tiongkok.
Bahkan Tiongkok meminta agar Indonesia membuat desk
untuk mempermudah jalur dan informasi terkait perdagangan antar kedua negara.
Hal ini disampaikan dalam sebuah seminar bertajuk
China-Indonesia Investment and Trade Seminar yang dilangsungkan di Kantor
Kedutaan Besar RI untuk Tiongkok di Beijing pada 18 Desember 2014.
Sebagaimana informasi yang diterima dari Pensosbud
KBRI Beijing, kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara KBRI Beijing
dengan China TOP 500 Foreign Enterprises Club dengan dihadiri sekitar 30
pengusaha lintas sektor negeri tersebut.
Dalam seminar tersebut, Dubes RI untuk Tiongkok
memaparkan tentang agenda Poros Maritim Presiden Joko Widodo terkait dengan 21st
Century Maritime Silk Road Presiden XI Jinping dimana konektivitas adalah kata
kunci dari kedua konsep tersebut dan akan terwujud melalui kerjasama yang
sinergis antar kedua negara khususnya bidang infrastruktur.
Menurut Dubes, konektivitas akan sangat membantu
Indonesia terutama dalam memastikan kelancaraan lalu lintas orang, barang dan
jasa sampai ke wilayah terpencil di Indonesia.
Dengan melihat situasi tersebut Pemerintah Indonesia
akan membangun jaringan tol laut yang menghubungkan 24 deep sea ports selain itu
juga ada rencana pemerintah untuk membangun jalur kereta yang menghubungkan
lima pulau utama di Indonesia dengan total panjang tiga kali lipat dari
jaringan yang ada saat ini.
Selain itu Dubes juga menyampaikan tekad Pemerintah Indonesia
untuk menambah kapasitas listrik sebanyak 35 ribu MW yang bisa membuka peluang
bagi investor Tiongkok yang selama ini bergerak dalam sektor energy.
“Potensi investasi di sektor ini terbuka lebar seiring
dengan rencana Kementerian Koordinator bidang Perekonomian yang akan membuat
tim khusus untuk memfasilitasi investasi swasta,”ucapnya
Dubes juga menghimbau agar para pengusaa Tiongkok
tidak ragu dalam menanamkan modalnya di Indonesia dengan melihat bagaimana
pemerintah memberikan kemudahan untuk memfasilitasi investasi asing diantaranya
pembentukan One Stop Service di BKPM dan pendaftaraan permintaan izin secara
online.
Dalam diskusi interaktif yang dilaksanakan di akhir
acara, mayoritas pengusaha menyampaikan mengenai perlunya pembentukan China
Desk di BKPM untuk memberikan panduan dan memfasilitasi investasi mereka di
Indonesia.
Lebih lanjut juga digarisbawahi mengenai perlunya
memperpanjang ijin kerja bagi tenaga asing guna memperlancar kegiatan investasi
mereka di Indonesia.
Sebagian besar pengusaha yang hadir menyatakan
antusiasmenya untuk menanamkan modal di Indonesia, khususnya di sektor favorit
seperti infrastruktur, energi, dan pertambangan.
Kontak Blog > ervanca@Gmail.com
Twitter.com/Lorcasz