Istimewa |
WASHINGTON DC, - Mungkin ini akan menjadi sejarah
ketika dua negara yang selama ini selalu berseteru selama lebih dari 50 tahun
akan mencair dengan membangun kembali dari awal.
Adalah Amerika Serikat dan Kuba untuk pertama kalinya
sepakat membuka kembali hubungan diplomatic mereka yang telah renggang lebih
dari 50 tahun lebih.
Sebagaimana dilansir dari berbagai media kedua negara,
butuh lebih 18 bulan sebuah pembicara rahasia antara Presiden Amerika, Barack
Obama dengan Presiden Kuba, Raul Castrol melalui hubungan telepon.
Dalam pembicaraan telepon rahasia ini, kedua pemimpin
menyepakati beberapa hal seperti pembukaan
kedutaan besar di Washington DC dan Havana serta pertukaran tahanan,
selain itu juga dalam hal perdagangan ada beberapa kebijakan yang dilonggarkan.
Untuk membuktikan keseriusan mereka terhadap public,
kedua pemimpin mengumumkan kabar gembira ini melalui pidato televisi dalam
waktu yang bersamaan pada Rabu (17/12) waktu setempat.
Untuk memperbaiki hubungan kedua negara ini pun tidak
lepas dari Kanada serta Vatikan yang berperan sebagai penengah dari kesepakatan
tersebut.
Sebagai informasi, Kuba dan Amerika Serikat adalah
musuh abadi yang sudah diketahui secara global dimana secara ideology sejak
revolusi 1959 dimana menempatkan Fidel Castrol, kaka daripada pemimpin Kuba
saat ini, Raul Castro.
Terkait dengan situasi tersebut, Amerika Serikat
memutuskan hubungan diplomatic dengan
Kuba pada tahun 1961 karena negara tersebut menjadi kiri dan sekutu dekat Bekas
Uni Sovyet di pulau yang terletak hanya 140 kilometer dari Florida.
Efek dari pemutusan hubungan diplomatic tersebut penuh
dengan drama seperti krisis mata-mata, pengungsi dan yang paling fenomenal adalah
rudal Kuba pada Oktober 1962 yang membuat gembar dunia terancam perak nuklir.
Fidel Castro sendiri akhirnya memberikan mandate negara
kepada adiknya Raul Castro pada tahun 2008 lalu dengan mempertahankan sistem
politik satu partai.
Kontak Blog > ervanca@Gmail.com
Twitter.com/Lorcasz