BANDA ACEH, - Merasa bantuan
yang diberikan Australia sebagai pamrih dan disebutkan dalam pernyataan terkait
dengan jelang eksekusi warganya, membuat Aceh terutama anak mudanya mencoba
mengumpulkan nilai yang disebutkan negara tersebut untuk dikembalikan.
Salah satunya adalah
Mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Mulism Indonesia (KAMMI) Aceh yang
langsung merespon apa yang dilontarkan dari mulut sang Perdana Menteri
Australia dengan gerakan #KoinUntukAustralia.
Sebagaimana dilansir dari
media setempat, terhitung mulai Jumat (20/2) kemarin mereka telah membuka posko
pengumpulan koin untuk mengembalikan uang bantuan Australia yang pernah
diberikan dalam membantu Aceh semasa Tsunami.
Kepastian posko ini
disampaikan Ketua KAMMI Aceh, Darliz Azis mengatakan posko dibuka di
Sekretariatan, Jl Prada Utama No. 2 Lamgugub, Syiah Kuala Banda Aceh.
Istimewa |
“Malam ini sudah resmi
dibuka, esok juga kami sudah stanby dan akan kembali berembuk dengan sejumlah
ormas kepemudaan di Aceh. Kita siap kembalikan dana itu, dan kami meminta hukuman
mati itu tetap dilanjutkan untuk menyelamatkan generasi muda Aceh dan
Indoensia,”ucapnya.
Aziz juga keberatan dengan
ucapan PM Abbott yang menghubungkan vonis warganya dengan bantuan tsunami yang
diterima warga Aceh
Aziz juga mengatakan bahwa
Aceh sangat menghargai dan berterima kasih atas semua bantuan yang diberikan
saat tsunami termasuk dari Australia tetapi kalau diungkit pihaknya tersinggung
apalagi dijadikan alat tawar dengan bandar narkotika perusak generasi bangsa.
“Tetapi kalau diungkit ya
kita tersinggung apalagi dijadikan adu tawar bagi bandar narkoba perusak
generasi bangsa. Masyarakat Aceh bukan masyarakat yang bisa dikasih bantuan
lalu dikata-katain,”ucapnya dengan nada kesal.
KAMMI Aceh juga meminta
Presiden Jokowi tetap tegas dan melanjutkan eksekusi mati kepada para pengedar
narkotika di Indonesia
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz