JAKARTA, - Terkait dengan
insiden pelecehan diplomatic yang dilakukan Presiden Brasil membuat Indonesia
bersikap dan menyayangkan atas sikap dari pemerintah negeri yang terkenal
dengan tarian sambanya tersebut.
Hal ini disampaikan Menteri
Luar Negeri, Retno Marsudi di Istana Negara mendampingi DUbes Toto Riyanto
untuk bertemu dengan Presiden Jokowi.
Dok : Kemlu RI |
“Kita tidak tahu (secara
resmi) karena informasi yang diterima pak dubes dari menlu (Brasil) adalah
penundaan ini dikaitkan dengan masalah hukuman mati dan bapak presiden saya
kira sudah menjelaskan posisi kita,”ucap Menlu.
Seperti diberitakan
sebelumnya, Dubes Toto diundang ke Istana Kepresidenan Brasil bersama lima
orang duta besar negara lain untuk menyerahkan kredensial dari presiden
masing-masing sebaga tanda diterimanya para duta besar ini di negara
penempatan.
Dubes Toto mendapatkan
urutan pertama namun ketika akan melakukan seremoni tersebut, dirinya dipanggil
menlu Brasil dan menjelaskan bahwa mantan Atase Pertahanan RI di London dan New
York ini ditunda.
Atas kejadian ini,
Pemerintah Indonesia saat itu juga memanggil pulang alumni Akabri AU 1973 ini
ke Jakarta, dan Menlu pun memanggil Dubes Brasil untuk menyampaikan protes sera
menitipkan surat protes negara untuk diberikan kepada Presiden Brasil
Kontak Blog >
ervanca@Gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz