SYDNEY, - Tidak pernah ada
habisnya Perdana Menteri Australia, Tony Abbott dalam menaikkan popularitas
dengan sensasi-sensasinya dalam hal berpidato.
Setelah sebelumnya
mengundang reaksi kemarahan warga Aceh dan Indonesia terkait bantuan Tsunami
untuk dibarter dengan pelepasan dua terpidana mati dari ujung peluru eksekutor
kali ini, sang Perdana Menteri membuat komunitas Muslim di negaranya marah.
Istimewa |
PM Abbott pada Senin (23/2)
waktu setempat memberikan pidato tentang kondisi keamanan nasional negerinya
dimana dalam pidato dirinya mengatakan sering mendengar pemimpin negara barat
menggambarkan Islam sebagai agama yang cinta damai kiranya lebih banyak pemimpin
muslim ikut mengatakan hal yang sama dan bersungguh-sungguh.
“Saya sering mendengar
pemimpin-pemimpin negara barat menggambarkan Islam sebagai agama yang cinta
damai. Saya berharap lebih banyak pemimpin Muslim ikut mengatakan hal yang sama
dan bersungguh-sungguh,”ucapnya.
Akibat ucapan Abbott ini
membuat Kepala Dewan Arab Australia, Randa Kattan yang mengatakan pidato
tersebut mendorong kebencia dan rasisme yang sudah meningkatkan sejak insiden
penyaderaan di Martin Place tahun lalu.
“Pidato Abbott tidak
membantu membuat keadaan menjadi lebih baik, tetapi malah memecah-belah Abbott
seolah-olah melabeli seluruh komunitas Islam bertanggung jawab atas tindakan
yang dilakukan segelintir orang,”ucapnya.
Sementara itu, Zaahir
Edries, pimpinan Muslim Legal Networ mengatakan pasca pidato tersebut pihaknya
membatalkan pertemuan dengan Abbott soal deradikalisasi.
Abbott jelas-jelas tidak
serius berkomunikasi dengan umat Muslim. Kami telah berulang kali mengecam
kekerasan dan mendorong perdamaian bukan hanya sebagai respon atas suatu
kejadian, tetapi karena itu adalah inti kepercayaan kami,”ucapnya.
Lain hal dengan Pimpinan
Asosiasi Muslim Libanon Australia, Samier Dandan yang mengatakan dirinya sudah
muak dengan sikap Abboott yang menyalahkan Muslim atas kegagalan pemerintah
menjaga keamanan nasional.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz