ASTANA, - Pemerintah
Kazakhstan nampaknya berminat dengan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN
dalam lintas bidang.
Kepastian ini disampaikan
Deputi Perdana Menteri Kazakhstan Berdybek Saparbayev ketika menerima kunjungan
kehormatan Dubes Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam di kantornya, Senin
(23/2) waktu setempat
"Negara-negara ASEAN
terdiri dari negara-negara yang berkembang maju seperti Singapura, Malaysia,
Thailand, Indonesia dan Vietnam. Kami sangat berkeinginan untuk menjalin
hubungan dan kerjasama erat dengan ASEAN di berbagai bidang," ucapnya
Sebagaimana dilansir dari
laman resmi Kemlu RI, keempat dubes negara-negara anggota ASEAN di Astana yang
tergabung dalam ASEAN Committee in Astana (ACA) tersebut mengadakan kunjungan
kehormatan kepada Berdybek Saparbayev seiring dengan pengangkatannya sebagai
Deputi PM Kazakhstan oleh Presiden Nursultan Nazarbayev bulan November 2014
lalu.
Dalam pertemuan selama 50
menit itu dijelaskan upaya pemerintah Kazakhstan dalam mengatasi krisis ekonomi
global dan kawasan antara lain melalui program Nurly ZhoI, yang dicanangkan
pada 11 November 2014 sebagai penjabaran lebih lanjut dari Strategy Kazakhstan
2050 yang diluncurkan Presiden Nazarbayev pada 14 Desember 2012.
Pemerintah Kazakhstan baru-baru
ini membangun kondisi yang kondusif bagi penanaman modal asing, antara lain
dengan memangkas sejumlah perijinan dan pembenahan pelayanan, insentif pajak,
penataan regulasi keimigrasian dan ketenagakerjaan.
Dok. KBRI Astana |
Deputi PM Kazakhstan juga
menyatakan dukungan bagi pembentukan Komunitas ASEAN 2015 dengan 3 pilar:
politik dan keamanan; ekonomi; dan sosial budaya. Kazakhstan ingin bertukar
pengalaman dengan ASEAN berkenaan dengan pembentukan Eurasian Economic Union
(EEU) atas prakarsa Presiden Kazakhstan yang saat ini beranggotakan Armenia,
Belarusia, Kazakhstan, dan Federasi Russia, dan mulai berlaku pada 1 Januari
2015.
Dubes Thailand yang saat ini
menjadi Ketua ACA menjelaskan mengenai kemajuan kerjasama negara-negara anggota
ASEAN dan Kazakhstan.
Terdapat intensitas saling
kunjung Kepala Negara/Pemerintahan dan pejabat tinggi lainnya, peningkatan
hubungan bisnis dan kerjasama antara masyarakat termasuk kunjungan wisatawan
masing-masing negara.
Negara-negara ASEAN juga
mendukung penyelenggaraan Expo 2017 di Astana. Diinformasikan juga kegiatan
pokok ACA di bidang budaya, olah raga, aksi sosial dan kegiatan akademik yang
melibatkan kalangan pemerintah dan masyarakat Kazakhstan serta korps
diplomatik.
ACA senantiasa bersedia
untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan pengalaman mengenai ASEAN dengan
Kazakhstan.
Sementara itu, Dubes Vietnam
menginformasikan negosiasi mengenai persetujuan perdagangan bebas (Free Trade
Agreement/FTA) yang sedang berlangsung antara Vietnam dan EEU.
Sedangkan, Dubes Indonesia Foster
Gultom menyampaikan tren perkembangan perdagangan bilateral dan pentingnya
mengatasi kendala logistik dan transportasi bagi peningkatan perdagangan
Kazakhstan dan negara-negara anggota ASEAN.
Sedangkan Dubes Malaysia
juga menyinggung peran Kazakhstan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di
kawasan, serta kemajuan ekonomi Kazakhstan yang pesat sehingga menjadi salah
satu negara donor bagi negara-negara berkembang Iainnya.
Pada akhir pertemuan Deputi
PM menyatakan kembali kesediaannya untuk mendukung kegiatan ACA di Kazakhstan
dan mendorong kerjasama erat Kazakhstan dengan ASEAN.
Sebagai informasi, sebelum
menjebat sebagai Deputi Perdana Menteri, Berdybek Saparbayev adalah Gubernur
Kazakhstan Timur.
ACA sendiri terbentuk secara
resmi pada Maret 2014 atas prakarsa Dubes Indonesia, Foster Gultom sejak
ketibaannya di Astana pada Oktober 2012.
Saat ini baru empat
negara-negara anggota ASEAN tersebut yang membuka perwakilan di Astana.
Sedangkan Singapura dan Brunei Darussalam menunjuk dubes non-residen yang
berdomisili di Singapura dan di Bandar Sri Begawan. Sementara itu Filipina
dirangkap oleh Dubesnya di Beijing.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz