Rabu, 25 Februari 2015

Kampanye Tanpa Hijab, Jurnalis Iran Raih Penghargaan HAM

GENEVA, - Lewat sebuah laman jejaring sosial yang bertujuan sebagai perlawanan atas aturan pemerintah negaranya untuk mewajibkan para perempuannya untuk berjilbab membuat seorang jurnalis Iran meraih penghargaan HAM di Swiss.

Adalah Masih Alinejad seorang jurnalis perempuan dan penulis buku asal Iran yang membuat sebuah laman jejaring sosial di Facebook untuk mengajak para perempuan negeri Persia tersebut untuk berpohoto tanpa jilbab.

facebook.com/StealthyFreedom

Begitu laman yang diberi judul Kebebasan Rahasia Perempuan Iran di Facebook mengundang perhatian khusus para perempuan negeri tersebut.

Setidaknya lebih setengah juta pengguna jejaring sosial tersebut mengirimkan foto para perempuan Iran ini dengan melepaskan jilbab mereka untuk dipublikasikan.

Atas aksi ini Geneva Summit untuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi sebuah intitusi yang terdiri dari organisasi masyarakat internasional yang perhatian pada HAM memberikan Alinejad penghargaan HAM Perempuan karena telah memberikan suara bagi mereka yang tak punya suara dan menggugah kesadaran kemanusian untuk mendukung perjuangan perempuan Iran atas hak asasi manusia dasar, kebebasan dan persamaan.

Alinejad sendiri yang saat ini tinggal dalam pengasingan mengatakan dirinya tidak mempunyai tujuan apapun untuk mendorong orang menentang jilbab atau melawannya, dirinya hanya ingin memberikan suara bagi ratusan perempuan Iran yang berpikir mereka tidak punya platform untuk berkata tentang keingan mereka dalam hal ini jilbab

“Saya tidak punya tujuan apapun untuk mendorong orang menentang jilbab atau melawan itu, saya hanya ingin memberikan suara bagi ratusan dan ratusan perempuan Iran yang berpikir mereka tidak punya platform untuk berkata tentang keinginan mereka (tentang jilbab),”ucapnya.

Sebagaimana dilansir dari Geneva Summit, dirinya juga mengatakan bahwa dinegerinya dari siswa perempuan berusia 7 tahun hingga nenek 70 tahun, perempuan di Iran dipaksa mengenakan Jilbab, dengan penghargaan ini akan menciptakan kesempatan untuk perempuan negeri itu bersuara dan mengatakan tidak untuk pemaksaan atas jilbab.

facebook.com/StealthyFreedom


“Dari siswa cilik perempuan berusia 7 tahun hingga nenek 70 tahun, perempuan di Iran semuanya dipaksa mengenakan Jilbab. Saya harap penghargaan ini akan menciptakan kesempatan untuk perempuan Iran bersuara dan mengatakan tidak untuk pemaksaan atas jilbab yang akan bergaung hingga ke PBB,”ucapnya.

Sebagai informasi, awal mula Alinejad membuat laman ini dimulai saat dirinya mengunggah photo sendiri pada tahun 2009 ketika berkendara di kawasan Iran bagian utara.

Satu tahun setelah laman ini berdiri setidaknya ada 760 ribu lebih pengikut telah mendukung kampanye ini dan banyak sekali photo yang ditampilkan dalam laman tersebut.
Namun apa yang dilakukan Alinejad ini bertentangan dengan ketentuan yang berlaku di Iran dimana pemerintah menerapkan jilbab sejak tahun 1979 bersamaan dengan Revolusi Iran.

Pemerintah pun membentu Polisi Moral yang bertugas menjaga pelaksanaan peraturan ini di seluruh Iran. Walau penggunaan Jilbab ini tidak dipandang sebagai kewajiaban agama bagi beberapa perempuan Iran namun tetap ada hukuman bagi yang tidak mengenakan ketika keluar rumah yaitu penjara dan hukuman cambuk.

facebook.com/StealthyFreedom
Pihak otoritas Iran pun mengecam kampanye Alinejad dengan menudh dirinya menggunakan obat-obatan dan bersikap jahat.

Akibat kampanye inipun, saat ini banyak perempuan Iran ketika di areal publik menggunakan penutup kepala alih-alih menggunakan Jilbab untuk menutupi seluruh kepala dan leher mereka.

Apa yang dilakukan Alinejad ini pun didukung tidak hanya wanita Iran tetapi para pria, bahkan ada seorang anak laki-laki sedang berphoto dengan ibunya yang tidak menggunakan jilbab.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz