GENEVA, - Lewat sebuah laman
jejaring sosial yang bertujuan sebagai perlawanan atas aturan pemerintah
negaranya untuk mewajibkan para perempuannya untuk berjilbab membuat seorang
jurnalis Iran meraih penghargaan HAM di Swiss.
Adalah Masih Alinejad
seorang jurnalis perempuan dan penulis buku asal Iran yang membuat sebuah laman
jejaring sosial di Facebook untuk mengajak para perempuan negeri Persia tersebut
untuk berpohoto tanpa jilbab.
facebook.com/StealthyFreedom |
Begitu laman yang diberi
judul Kebebasan Rahasia Perempuan Iran di Facebook mengundang perhatian khusus
para perempuan negeri tersebut.
Setidaknya lebih setengah
juta pengguna jejaring sosial tersebut mengirimkan foto para perempuan Iran ini
dengan melepaskan jilbab mereka untuk dipublikasikan.
Atas aksi ini Geneva Summit
untuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi sebuah intitusi yang terdiri dari
organisasi masyarakat internasional yang perhatian pada HAM memberikan Alinejad
penghargaan HAM Perempuan karena telah memberikan suara bagi mereka yang tak
punya suara dan menggugah kesadaran kemanusian untuk mendukung perjuangan
perempuan Iran atas hak asasi manusia dasar, kebebasan dan persamaan.
Alinejad sendiri yang saat
ini tinggal dalam pengasingan mengatakan dirinya tidak mempunyai tujuan apapun
untuk mendorong orang menentang jilbab atau melawannya, dirinya hanya ingin
memberikan suara bagi ratusan perempuan Iran yang berpikir mereka tidak punya
platform untuk berkata tentang keingan mereka dalam hal ini jilbab
“Saya tidak punya tujuan
apapun untuk mendorong orang menentang jilbab atau melawan itu, saya hanya
ingin memberikan suara bagi ratusan dan ratusan perempuan Iran yang berpikir
mereka tidak punya platform untuk berkata tentang keinginan mereka (tentang jilbab),”ucapnya.
Sebagaimana dilansir dari
Geneva Summit, dirinya juga mengatakan bahwa dinegerinya dari siswa perempuan
berusia 7 tahun hingga nenek 70 tahun, perempuan di Iran dipaksa mengenakan
Jilbab, dengan penghargaan ini akan menciptakan kesempatan untuk perempuan
negeri itu bersuara dan mengatakan tidak untuk pemaksaan atas jilbab.
facebook.com/StealthyFreedom |
“Dari siswa cilik perempuan
berusia 7 tahun hingga nenek 70 tahun, perempuan di Iran semuanya dipaksa
mengenakan Jilbab. Saya harap penghargaan ini akan menciptakan kesempatan untuk
perempuan Iran bersuara dan mengatakan tidak untuk pemaksaan atas jilbab yang
akan bergaung hingga ke PBB,”ucapnya.
Sebagai informasi, awal mula
Alinejad membuat laman ini dimulai saat dirinya mengunggah photo sendiri pada
tahun 2009 ketika berkendara di kawasan Iran bagian utara.
Satu tahun setelah laman ini
berdiri setidaknya ada 760 ribu lebih pengikut telah mendukung kampanye ini dan
banyak sekali photo yang ditampilkan dalam laman tersebut.
Namun apa yang dilakukan
Alinejad ini bertentangan dengan ketentuan yang berlaku di Iran dimana
pemerintah menerapkan jilbab sejak tahun 1979 bersamaan dengan Revolusi Iran.
Pemerintah pun membentu
Polisi Moral yang bertugas menjaga pelaksanaan peraturan ini di seluruh Iran.
Walau penggunaan Jilbab ini tidak dipandang sebagai kewajiaban agama bagi
beberapa perempuan Iran namun tetap ada hukuman bagi yang tidak mengenakan
ketika keluar rumah yaitu penjara dan hukuman cambuk.
facebook.com/StealthyFreedom |
Pihak otoritas Iran pun
mengecam kampanye Alinejad dengan menudh dirinya menggunakan obat-obatan dan
bersikap jahat.
Akibat kampanye inipun, saat
ini banyak perempuan Iran ketika di areal publik menggunakan penutup kepala
alih-alih menggunakan Jilbab untuk menutupi seluruh kepala dan leher mereka.
Apa yang dilakukan Alinejad
ini pun didukung tidak hanya wanita Iran tetapi para pria, bahkan ada seorang
anak laki-laki sedang berphoto dengan ibunya yang tidak menggunakan jilbab.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz