JAKARTA, - Sebagai
persiapan Indonesia menjadi ketua Indian Ocean Rim Association (IORA),
Kementerian Luar Negeri RI menyelenggarakan Lokakarya Nasional Persiapan
Keketuaan Indonesia pada IORA 2015-2017 di Ruang Nusantara, Kemlu (25/2).
Sebagaimana dilansir dari laman
resmi Kemlu RI, lokakarya ini dibuka
oleh Menteri Luar Negeri RI dan dihadiri antara lain oleh Wamenlu, Ketua LIPI,
Ketua Umum Kadin, Direktur IORA, serta jajaran Eselon I dan II K/L terkait.
Dok. Kemlu RI |
Dalam keynote speech
singkatnya, Menlu RI menegaskan pentingnya bottom up process dalam formulasi
politik luar negeri Indonesia, sehingga polugri yang terkoneksi dengan
kepentingan rakyat bisa benar-benar diwujudkan.
Selama proses penentuan tema
yang akan diangkat, Kemlu telah berusaha mengkoneksikan prioritas Indonesia
pada masa pemerintahan saat ini dengan 6 prioritas utama IORA.
Hasilnya, penguatan poros
maritim merupakan satu hal yang akan diangkat Indonesia selama periode
keketuaan dua tahun ke depan.
Hal ini dikarenakan 6
prioritas utama IORA tersebut ternyata tertuang juga dalam komitmen RI untuk
menjadi poros maritim.
Sebagai negara middle power,
keanggotaan Indonesia pada IORA bukan hanya tentang apa yang didapatkan, namun
lebih kepada kontribusi apa yang dapat diberikan Indonesia bagi organisasi dan
dunia selama keketuaan. Apalagi salah satu prioritas politik luar negeri
Indonesia adalah berperan secara aktif di kawasan dan dunia.
“Indonesia harus mampu melihat apa yang masih bisa
dioptimalkan atau kekurangan yang selama ini masih ada di IORA. Bukan zamannya
lagi menilai sesuatu dari hal-hal baiknya saja. I don’t believe that.”ucapnya
Menlu berkata dengan
mengakui kekurangan-kekurangan yang dimiliki selama ini, IORA akan mampu
memperbaiki diri demi kepentingan negara anggota dan dunia.
Lebih lanjut, Menlu juga
mengusulkan agar kegiatan-kegiatan IORA selama ini yang bersifat project based
bisa diarahkan menjadi sesuatu yang bersifat strategis, beyond project based.
Indonesia dan IORA harus
lebih berani mengambil langkah strategis, misalnya bagaimana mengelola Samudera
Hindia ini untuk kepentingan kita secara umum. Visibilitas IORA, baik ke dalam
maupun ke luar, juga menjadi satu hal yang harus diperhatikan.
Mengakhiri sambutannya,
Menlu berkata momen keketuaan Indonesia pada tahun 2017 akan bertepatan dengan
ulang tahun IORA yang ke-20. Oleh karena itu, hal-hal yang akan dilakukan
Indonesia selama menjadi ketua diharapkan bisa menjadi kado ulang tahun IORA.
Seperti diketahui, tahun
2015 merupakan tahun yang penting bagi Indonesia, setidaknya ada dua event penting
yang akan dilaksanakan oleh Indonesia.
Pertama, peringatan 60 tahun
Konferensi Asia Afrika yang akan diselenggarakan pada bulan April. Kedua,
Indonesia menjadi ketua IORA periode dua tahun ke depan.
Lokakarya ini bertujuan
untuk menjaring masukan-masukan dari instansi-instansi teknis terkait keketuaan
Indonesia pada IORA. Adapun Indonesia akan menerima tongkat estafet keketuaan
IORA dari Australia pada bulan Oktober 2015.
Sebagai informasi, Samudera
Hindia merupakan sumber kekayaan alam yang sangat besar. Tidak kurang dari 65%
minyak mentah dunia, 53% gas alam, 80,7% emas, 55% timah, dan 77,3% karet alam
terdapat di Samudera Hindia dan negara-negara yang berbatasan dengannya.
Dari segi populasi, 1/3 dari
total penduduk dunia, atau sekitar 2 miliar jiwa terdapat di negara-negara
Samudera Hindia.
IORA sendiri punya peran
penting untuk mengembangkan stabilitas regional di Samudera Hindia.
Stabilitas
ini bukan hanya tentang power, namun juga norma, prinsip, kelembagaan, dan
mekanisme pengelolaan konflik.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz