Rabu, 25 Februari 2015

Melalui Keketuan IORA, Indonesia Perkuat Poros Maritim

JAKARTA, - ​Sebagai persiapan Indonesia menjadi ketua Indian Ocean Rim Association (IORA), Kementerian Luar Negeri RI menyelenggarakan Lokakarya Nasional Persiapan Keketuaan Indonesia pada IORA 2015-2017 di Ruang Nusantara, Kemlu (25/2).

Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemlu RI,  lokakarya ini dibuka oleh Menteri Luar Negeri RI dan dihadiri antara lain oleh Wamenlu, Ketua LIPI, Ketua Umum Kadin, Direktur IORA, serta jajaran Eselon I dan II K/L terkait.

Dok. Kemlu RI
Dalam keynote speech singkatnya, Menlu RI menegaskan pentingnya bottom up process dalam formulasi politik luar negeri Indonesia, sehingga polugri yang terkoneksi dengan kepentingan rakyat bisa benar-benar diwujudkan.

Selama proses penentuan tema yang akan diangkat, Kemlu telah berusaha mengkoneksikan prioritas Indonesia pada masa pemerintahan saat ini dengan 6 prioritas utama IORA.

Hasilnya, penguatan poros maritim merupakan satu hal yang akan diangkat Indonesia selama periode keketuaan dua tahun ke depan.

Hal ini dikarenakan 6 prioritas utama IORA tersebut ternyata tertuang juga dalam komitmen RI untuk menjadi poros maritim.

Sebagai negara middle power, keanggotaan Indonesia pada IORA bukan hanya tentang apa yang didapatkan, namun lebih kepada kontribusi apa yang dapat diberikan Indonesia bagi organisasi dan dunia selama keketuaan. Apalagi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia adalah berperan secara aktif di kawasan dan dunia.

“Indonesia  harus mampu melihat apa yang masih bisa dioptimalkan atau kekurangan yang selama ini masih ada di IORA. Bukan zamannya lagi menilai sesuatu dari hal-hal baiknya saja. I don’t believe that.”ucapnya

Menlu berkata dengan mengakui kekurangan-kekurangan yang dimiliki selama ini, IORA akan mampu memperbaiki diri demi kepentingan negara anggota dan dunia.

Lebih lanjut, Menlu juga mengusulkan agar kegiatan-kegiatan IORA selama ini yang bersifat project based bisa diarahkan menjadi sesuatu yang bersifat strategis, beyond project based.

Indonesia dan IORA harus lebih berani mengambil langkah strategis, misalnya bagaimana mengelola Samudera Hindia ini untuk kepentingan kita secara umum. Visibilitas IORA, baik ke dalam maupun ke luar, juga menjadi satu hal yang harus diperhatikan.

Mengakhiri sambutannya, Menlu berkata momen keketuaan Indonesia pada tahun 2017 akan bertepatan dengan ulang tahun IORA yang ke-20. Oleh karena itu, hal-hal yang akan dilakukan Indonesia selama menjadi ketua diharapkan bisa menjadi kado ulang tahun IORA.

Seperti diketahui, tahun 2015 merupakan tahun yang penting bagi Indonesia, setidaknya ada dua event penting yang akan dilaksanakan oleh Indonesia.

Pertama, peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika yang akan diselenggarakan pada bulan April. Kedua, Indonesia menjadi ketua IORA periode dua tahun ke depan.

Lokakarya ini bertujuan untuk menjaring masukan-masukan dari instansi-instansi teknis terkait keketuaan Indonesia pada IORA. Adapun Indonesia akan menerima tongkat estafet keketuaan IORA dari Australia pada bulan Oktober 2015.

Sebagai informasi, Samudera Hindia merupakan sumber kekayaan alam yang sangat besar. Tidak kurang dari 65% minyak mentah dunia, 53% gas alam, 80,7% emas, 55% timah, dan 77,3% karet alam terdapat di Samudera Hindia dan negara-negara yang berbatasan dengannya.

Dari segi populasi, 1/3 dari total penduduk dunia, atau sekitar 2 miliar jiwa terdapat di negara-negara Samudera Hindia.

IORA sendiri punya peran penting untuk mengembangkan stabilitas regional di Samudera Hindia. 

Stabilitas ini bukan hanya tentang power, namun juga norma, prinsip, kelembagaan, dan mekanisme pengelolaan konflik.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz