JAKARTA, - Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka
secara resmi melaksanakan Focuss Group Discussion (Diskusi Kelompok Terbatas)
di enam kota di seluruh Indonesia.
Sebagaimana informasi yang diterima melalui
email, kegiatan ini merupakan rangkaian
dari rencana kegiatan penelitian untuk Transformasi dan Re-branding Gerakan
Pramuka yang dicanangkan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka dibawah kepemimpinan Kak
Adhyaksa Dault guna menegaskan kembali peran Gerakan Pramuka di Indonesia.
“Kami ingin mewujudkan visi terwujudnya Pramuka yang
relevan dengan kebutuhan kaum muda untuk melakukan perubahan, atau yang kami
sebut Scout for Change,” terang Kak Adhy
menjelaskan latar belakang dibutuhkannya transformasi dan re-branding
Gerakan Pramuka.
Kegiatan FGD dilakukan dari tanggal 28 November 2014
sampai dengan 11 Desember 2014 di Bali, Makassar, Yogyakarta, Surabaya, Medan,
Bandung dan akan ditutup dengan diseminasi hasil laporan pada akhir Desember
2014 di Jakarta.
Rencananya pemaparan laporan akhir akan dihadiri oleh
pengurus Kwarnas, akademisi, praktisi brand, ahli pemasaran, pakar komunikasi
dan anggota Pramuka aktif.
Sejak dipimpin Kak Adhy di tahun 2013, Kwarnas
Pramuka, mencanangkan Scout for Change sebagai visi terkini Gerakan Pramuka,
dengan tujuan agar kegiatan Pramuka dapat kembali dominan dalam membentuk
pribadi generasi-generasi muda yang kelak menjadi motor penggerak perubahan
negara ke arah yang lebih baik.
Melihat perkembangan gerakan kepemudaan lain yang
menjamur di Indonesia, saat ini nampaknya Kwarnas Pramuka merasa perlu untuk
terus melakukan aktualisasi persepsi masyarakat terhadap Pramuka, sehingga
dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan demi
menciptakan Pramuka yang dapat diterima (acceptable) sehingga anggota Pramuka tetap menjadi
generasi pilihan utama yang dapat membangun bangsa di masa depan
“FGD rebranding ini bertujuan memetakan perubahan
persepsi yang terjadi terhadap Gerakan Pramuka dan mengidentifikasi
langkah-langkah awal memetakan proses adaptasi terhadap perubahan tersebut,”
kata Wakil Ketua Bidang Perencanaan,
Pengembangan dan Kerjasama Marbawi, menjelaskan hasil akhir yang diharapkan dari
FGD.
Kak Marbawi menambahkan pihaknya yakin akan perubahan
itu tak terelakan harus disambut dan diadopsi.
”Kami yakin perubahan itu tak terelakan, harus
disambut dan diadopsi. Maka dari itu kami ingin beradaptasi dengan perubahan lewat penyaringan aspirasi yang
sekaligus berguna sebagai data dan informasi yang valid, akurat dan teruji
secara ilmiah.”ucapnya
Sebagai informasi, FGD di enam kota melibatkan
berbagai aktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi eksistensi
Gerakan Pramuka di Indonesia. FGD akan melibatkan pejabat dan birokrat, anggota-anggota
Sangga Kerja (Saka) Pramuka, Pelatih dan Pembina Pramuka, Pramuka Garuda,
Andalan Nasional dan Andalan Daerah, Para pengguna media sosial yang
berpengaruh (social media influencers), anak muda berprestasi, pengusaha muda,
aktivis organisasi mahasiswa serta anak-anak “gaul”
Kontak Blog > ervanca@Gmail.com
Twitter.com/Lorcasz