Tampilkan postingan dengan label NZ. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NZ. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Maret 2015

Dunia Berduka atas Berpulangnya Lee Kuan Yew

SINGAPURA, - Perdana Menteri Pertama Singapura, Lee Kuan Yew meninggal dunia pada Senin (23/3) dini hari waktu setempat, tidak hanya rakyat negeri tersebut yang kehilangan namun seluruh dunia pun ikut berduka.

Ini bisa dibuktikan dengan banyaknya pesan duka cita yang mengalir di jejaring sosial tidak hanya warga namun juga para pemimpin dunia.

Dari kawasan ASEAN, Malaysia yang dianggap sebagai saudar tua Singapura melalui PM Najib Razak mengirimkan pesan duka cita melalui akun facebooknya kepada Putera Sulung dari Lee, Lee Hsien Loong.

“Saya sangat menyesal mendengar kehilangan ayah anda. Teriring doa saya untuk anda dan keluarga mewakili seluruh warga Malaysia, duka cita terdalam bagi seluruh warga Singapura. Pencapaian PM pertama Singapura sangat besar dan warisannya terjamin,”tulis Najib.

Anggota Kabinet Najib pun, Menteri Pemuda dan Olahraga Khairy Jamaluddin pun menyampaikan duka citanya melalui akun twitter pribadinya @khairykj

“Belasungkawa bagi PM Singapura @Leehsienloong atas meninggalnya Lee Kuan Yew. Singapura sekarang adalah peninggalannya. Peninggalan yang sangat hebat,”ucapnya.

Dari Manila, Presiden Benigno Aquino pun menuliskan dimana satu era telah dilewati yang akan dikenang dengan rasa bangga

“Satu era telah terlewati. Satu era di mana warga Singapura dapat mengenangnya dengan rasa bangga yang mendalam atas pencapaiannya,”demikian penjelasan resmi dari pemerintah Filipina.

Dari dataran Asia Timur, ucapan duka cita keluar dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam pernyataan resminya bahwa Lee memilih pengaruh yang luar biasa bagi Asia.

“Lee Kuan Yew adalah politisi yang memberikan pengaruh unik di Asia. Ia juga penyusun strategi melalui nilai-nilai oriental dan perspektik internasional,”demikian pernyataan duka cita resmi Kemlu Tiongkok.

Kawasan Asia Selatan pun ikut merasa berduka atas kepergian Lee, yaitu PM Narendra Modi dari India mengatakan bahwa Lee adalah singa di antara pemimpin lain dimana melalui hidupnya dia menunjukkan pelajaran berharga bagi semua orang

“Berita kehilangannya sangat menyedihkan. dalam suasana duka ini, doa kami mengiringi keluarga Lee Kuan Yew dan warga Singapura. Semoga jiwanya beristirahat dalam damai,”ucapnya.

Dua negara dikawasan Pasific pun mengirimkan doa dan duka citanya, PM Australia Tony Abbot mengatakan bahwa negaranya sangat berutang banyak kepada Lee .

“Negara kami berutang banyak kepada Lee Kuan Yew. Di Australia dan sekitarnya, para pemimpin menelisik dan belajar dari nasihat bijaksananya. Atas nama pemerintah dan warga Australia, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Lee dan orang Singapura,”

Dari Wellington ucapan duka cita untuk Singapuran pun menglari dari PM mereka John Key yang merasakan hasil tangan dingin dari Lee ketika berkunjung ke negeri itu 2007 lalu.

“Keberanian, determinasi, komitmen, karakter dan kemampuan Lee Kuan Yew membuatnya menjadi pemimpin hebat yang mendulang hormat dari warga Singapura dan komunitas internasional. Ketiadaannya akan sangat dirasakan oleh keluarganya dan orang Singapura,”ucapnya.

Dari London, dua petinggi pemerintahan, PM David Cameron pun mengagumi keberadaan Lee dengan mengutip pernyataan seniornya, Margaret Thatcher  bahwa tidak ada Perdana Menteri lain yang dia kagumi lebih dari Lee.

“Thatcher pernah berkata bahwa tak ada PM lain yang ia kagumi lebih dari Lee atas kekuatan, kepercayaan, kerjernihan pandangan dan kejelasan serta visinya yang jauh ke depan. Tempatnya dalam sejarah sudah terjamin sebagai pemimpin dan salah satu pendiri bangsa modern. Saya sedih mendengar kematian PM pertama Singapura, Lee Kuan Yew,”ucapnya.

Hal serupa juga dikatakan pendahulu Cameron, Tony Blair yang mengatakan bahwa dirinya mengenal dengan baik Lee bahkan ketika menjadi Ketua Partai Buruh dirinya berkunjung ke Singapura dan bertemu dengan sang perdana menteri pertama tersebut unutk meminta nasihatnya.

“Saya mengenalnya dengan baik. Saat saya menjadi pemimpin Partai Buruh, saya pergi ke Singapura untuk meminta nasihatnya yang akhirnya ia berikan dengan ketajaman dan keterusterangan khas dirinya selama bertahun-tahun setelahnya kami bekerja sama dalam berbagai hal,”ucapnya.

Lee yang berusia 91 tahun ini adalah Perdana Menteri Pertama Singapura yang menjabat dari tahun 1959 hingga dirinya mengundurkan diri pada tahun 1990

Semasa memimimpin dirinya menerima beberapa tanda penghargaan antara lain, Order of the Rising Sun pada 1967, Order of the Crown of Johore First Class ditahun 1984.

Kemudian Order of the Companions of Honours (1970), Knigt Grand Cross of the Order of St Michael and St George (1972), Freedom of the City London (1982).

Selain itu dirinya juga menulis dua buku yang bertajuk The Singapore Story tentang pandangan Lee mengenai sejarah negaranya hingga keluar dari Federasi Malaysia pada 1965.

Selain itu From Third World to First: The Singapore Story yang menuliskan pandangannya tentang perubahan Singapura menjadi negara maju

Lee meninggal di General Hospital setelah dirawat sejak 5 Februari lalu akibat pneumonia.

Kontak Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz

Minggu, 15 Maret 2015

Badai Pam, Tim SAR Mulai Lakukan Operasi Bantuan

PORT VILLA, - Sejumlah regu pencarian dan bantuan (SAR) sudah mulai melakukan operasi mereka di wilayah Vanuatu pasca terjadinya Topan Pam yang melanda negeri pasifik tersebut.

Sebagaimana informasi yang beredar, bantuan sudah mulai bergerak setelah Presiden Vanuatu, berbicara dalam konferensi tentang kebencanaan yang diselenggarakan PBB di Sendai, Jepang.

Tim PBB pun dijadwakan akan berada di Vanuatu pada Minggu (15/3) waktu setempat untuk melihat serta menganalisa kerusakan yang terjadi.

Sementara itu menurut Badan PBB bidang anak-anak, UNICEF mengatakan efek dari topan tersebut dimana separuh jumlah penduduk negeri itu menjadi korban termasuk 54,000 anak-anak.

Sementara organisasi lainnya, Oxfam akan melalukan bantuan prioritas mereka pada pasokan air, sanitasi dan perlengkapan kebersihan.

Sedangkan World Vision mengatakan bahwa butuh waktu hingga berminggu-minggu untuk dapat tiba di pulau-pulau yang terpencil dinegara tersebut.

Topan Pam sendiri membawa angin dengan kecepatan tembus 300 kilomter per jam dengan menghancurkan desa, merobek atap serta memutus sambungan listrik serta pohon bertumbangan.

Negara tetangga Vanuatu, Selandia Baru pun bersiap menghadapi badai tersebut yang diperkirakan melintas sebeah utara negara itu pada Minggu atau Senin waktu setempat.

Vanuatu sendiri adalah negara disebelah timur Australia yang terdiri dari 80 pulau dengan membentuk kepuluan menyerupai abad Y dengan jumlah penduduk hampir 267,000 jiwa.




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Selasa, 24 Februari 2015

Selandia Baru Gabung Koalisi Basmi ISIS

WELLINGTON, - Koalis melawan ISIS yang berada di bawah komando Amerika Serikat kembali menambah amunisi baru dimana ada negara lain di kawasan Oceania yang akan bergabung dalam membasmi kelompok militant tersebut.

Adalah Selandia Baru yang akan menjadi negara ke-63 dalam koalisi melawan ISIS. Kepastian ini diumumkan oleh Perdana Menteri negara tersebut, John Key di hadapan anggota dewan pada Senin (23/2) waktu setempat.
Istimewa

Sebagaimana diberitakan oleh media setempat, dalam misi ini PM Key akan menerjunkan sekitar 143 personel ke Irak untuk misi non-tempur dengan durasi dua tahun terhitung pada Mei mendatang.

Misi non tempur tersebut yang dilakukan Selandia Baru adalah melatih tentara keamanan Irak di Komplek Militer Taji di kawasan utara Baghdad.

“Warga Selandia Baru adalah pelancong aktif dan kita tidak kebal erhadap ancaman ISIS. Kebrutalan ISIS semakin buruk dan aksinya telah menyatukan koalisi antara 62 negara untuk menyerang,”ucapnya.

Namun tindakan PM Key ini mendapatkan tentangan dari Partai Buruh lewat pemimpinnya mengatakan bahwa pihaknya menentang pengiriman tentara ke Irak

“Perdana Menteri mengatakan mereka akan aman, tapi kita tahu mereka tidak akan aman, mereka tidak bisa bertahan di sana, mereka tidak bisa tinggal di sana, mereka tidak bisa melakukan itu. Mereka tidak bisa hanya diam di dalam teritori, mereka akan berada dalam konflik yang lebih besar. Bukan hanya tentara yang akan kita kirim ke Irak, akan ada warga negara Selandia Baru juga pergi ke luar negeri,”ucapnya.

Senada dengan Little, Pemimpin Partai Hijau Russel Norman mengatakan bahwa  PM Key menarik Selandia Baru ke medan tempur orang lain tanpa mandat.

Kritikan juga datang dari Pimpinan Partai New Zealan First, Winston Peters yang mengatakan bahwa Key membuat gerakan besar dengan keputusan pengiriman pasukan tersebut.

Namun kritikan itu masih bisa dibalas Key dengan mengatakan bahwa pemerintah sudah mempertimbangkan dengan cermat keputusan Selandia Baru untuk berkontribusi dalam koalisi AS ini.



Kontak Blog > ervanca@Gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz