Tampilkan postingan dengan label Sosial Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosial Budaya. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 Mei 2015

Ketika Indonesia di Hati Mahasiswa Rusia

MOSKOW, - Indonesia, negara yang memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman budaya nusantara, mempunyai tempat tersendiri di hati mahasiswa Rusia.

Tempat tersendiri di hati ini juga berlaku kepada para mahasiswa Rusia dari Institut Negara-Negara Asia dan Afrika (ISAA), di Lomonosov Moscow State University (MGU), sebagai contohnya, mereka tekun mempelajari tentang Indonesia di kampusnya di Moskow.

Ditambah lagi, pada saat Simposium PPI Amerika-Eropa, yang berlangsung puncaknya pada tanggal 6 Mei 2015, para mahasiswa Rusia ini menunjukkan kebolehan mereka dengan menampilkan seni dan budaya Indonesia di depan para peserta Simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Amerika-Eropa.

Sebagaimana informasi yang diterima dari Pensosbud KBRI Moskow melalui email menjelaskan Simposium PPI Amerika-Eropa, yang diselenggarakan di Moscow State Institute of International Relations (MGIMO University), mengundang perwakilan dari 20 negara PPI Amerika-Eropa, dengan mengambil tema “Persatuan dan Kesatuan Bangsa menghadapi ASEAN Community 2015”, dan dihadiri oleh sekitar 150 mahasiswa, baik mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing di Rusia.

Dok : KBRI Moskow

Simposium ini menghadirkan sejumlah narasumber dari praktisi, akademisi, dan pemerintah  seperti Dubes Djauhari Oratmangun, Dubes Ngurah Swajaya, Connie Rahakundini Bakrie, Victor Sumsky, Fadhil Hasan, Victor Tarushin, dan Dessy Irawati-Rutten.

Selain itu juga menghadirkan pula sejumlah narasumber yang berbicara melalui telekonferensi dengan para mahasiswa peserta Simposium PPI Amerika-Eropa, yaitu Menteri Luar Negeri RI dan Sesmenpora RI.

Simposium PPI Amerika-Eropa ini diselenggarakan dalam format seminar dan juga pergelaran kesenian dan budaya Indonesia.

Selain penampilan tarian dari mahasiswa Indonesia, dalam kesempatan tersebut mahasiswa Rusia juga turut ambil bagian menampilkan kebolehan dan kreatifitasnya.

Galina Galkina atau Melati, merupakan salah satu dari 14 mahasiswa Rusia yang menjadi penampil utama, yang turut memeriahkan acara penampilan seni dan budaya dalam rangkaian Simposium PPI Amerika-Eropa di Moskow.

Melati dan teman-temannya, adalah mahasiswa S1, jurusan Bahasa Indonesia, Fakultas Filologi dan Sejarah, ISAA, Lomonosov MGU.

Mereka bersemangat berlatih selama sekitar 2-3 minggu untuk mempersiapkan diri agar dapat maksimal menggelar penampilan seni dan budaya Indonesia pada hari-H nya.

Para mahasiswa ISAA menampilkan kebolehan bernyanyi dan bermain alat musik, tari daerah Indonesia, dan peragaan busana tradisional Indonesia.

Masing-masing mereka punya nama sapaan Indonesia, seperti Galina Galkina yang akrab dipanggil Melati, ada lagi teman-teman Melati, yang dipanggil dengan nama panggilan Indonesia, seperti ‘Santi’, ‘Sari’, ‘Amin’, ‘Iwan’, ‘Udin’, dan lainnya.

Nama-nama Indonesia ini mereka biasakan sebagai nama panggilan sejak mereka mulai berkuliah di jurusan Bahasa Indonesia di ISAA, Lomonosov MGU.

Kecintaan mereka terhadap Indonesia, membuat kita terenyuh karena warga asing pun memberikan apresiasinya kepada Indonesia.

Penampilan para mahasiswa Rusia ini mendapat sambutan meriah dari para peserta Simposium PPI Amerika-Eropa.

“Kucinta hijaunya alammu. Kucinta birunya lautmu. Kucinta semua yang ada padamu Indonesiaku….”, senandung para mahasiswa ISAA, menyanyikan dengan alat musik akustik lagu “Indonesiaku” dari Ungu, salah satu kelompok band musik di Indonesia.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/catatanLorcasz

Senin, 04 Mei 2015

Indonesia Dimata Diplomat AS

JAKARTA, - Indonesia banyak dipuja-puji oleh sejumlah negara ternyata mendapatkan tempat tersendiri bagi para diplomat yang bertugas di negeri ini.

Salah satunya adalah Stanley Harsha, mantan diplomat Amerika Serikat (AS) yang 12 tahun berkarir di Indonesia dalam sebuah buku yang ditulisnya.

Buku yang ditulisnya berjudul Seperti Bulan dan Matahari, Indonesia dalam Catatan Seorang Diplomat Amerika menggambarkan tentang kehidupan Indonesia dari segi agama, budaya dan politik.

“Saya tulis buku ini supaya orang Indonesia bisa melihat bagaimana diplomat memandang Indonesia dan bagaimana Amerika Serikat melihat Indonesia sebagai negara yang penuh toleransi,”ucapnya.

Buku dengan gambar sampul pasangan pengantin busana Jawa ini bercerita tentang perjalanan dirinya selama 28 tahun menetap dan menikah dengan seorang wanita Indonesia sejak 1987 silam.

Dalam buku setebal 254 halaman ini Harsha bercerita bagaimana perbandingan budaya masyarakat Indonesia dan Amerika dalam sebuah issue termasuk merebaknya demonstrasi anti Amerika Serikat pasca serangan ke Afganistan

Selain itu juga bagaimana Harsha mendapatkan etika dan adat Jawa dari mertuanya dalam kesehariannya.

Buku ini pun dicetak dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris dengan tujuan agar semua masyarakat dunia bisa membaca dan memahaminya.

“Sengaja saya tulis dua bahasa karena tujuan saya supaya orang Amerika tahu tentang Indonesia, satu pesan buku ini adalah bagaimana budaya dan adat Indonesia sangat mendalam dan penting untuk dipelajari.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Minggu, 03 Mei 2015

Turunkan Angka Prostitusi, Indonesia Coba Contoh Swedia

BANJARMASIN, - Issu tentang akan dilegalisasinya prostitusi di Jakarta membuat pro dan kontra di kalangan masyarakat dan pengambil keputusan negeri ini.

Namun ada juga yang meminta agar pihak-pihak lebih mengkajinya dengan melihat negara yang sukses menekan problema social ini.

Adalah Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa ketika berada di Kalimantan Selatan sebagaimana dilansir media setempat yang berharap Indonesia bisa mencontoh Swedia dalam menurunkan angka dan peminat dunia esek-esek nikmat ini.

“Angka prostitusi di Swedia bisa turun sampai 75 persen dan laki-laki peminatnya turun sampai 80 persen dalam tiga tahun, “ucapnya

Menurutnya angka prostitusi di negara skandinavina tersebut karena memberikan hukuman yang cukup berat bagia orang yang menggunakan jasa prostitusi.

“Kita berdoa, masa di Swedia bisa kita tidak bisa,”ucap Mensos.

Mensos Khofifah mengatakan bahwa prostitusi itu adalah perbudakan, kriminalisasi, eksploitasi dan perdagangan manusia.

Apa yang dikatakan Mensos soal penerapan hukuman kepada para penikmat bisnis esek-esek kenikmatan di Swedia adalah benar.

Berdasarkan penelusuran, Swedia menerapkan bahwa prostitusi adalah pelanggaran hukum berat.

Pertama kali perangkat hukum ini dijalankan di Stockholm pada tahun 1999 dimana prostitusi dalam pengertian hukuman seksual berbayar, terlebih terorganisir merupakan tindakan illegal.

Siapa pun yang melakukan aksi ini baik pelaku maupun germo akan dikenakan hukuman denda maksimal dan penjara selama satu tahun termasuk diantaranya yang memberikan imbalan atas kegiatan tersebut.

Ketentuan hukum ini dituangkan dalam Undang-Undang yang dikenal dengan SFS 1998:408 dimana mereka yang membayar untuk hubungan seksual dan mengambil keuntungan dari hubungan seksual casual orang adalah pelanggaran hukum

Perangkat hukum ini pun diperbaharui pada 2005 dengan menekankan lebih rinci soal kegiatan pembelian jasa seksual, kemudian 2011 kembali direvisi untuk menekankan dalam hal hukuman yang jelas

Dengan produk hukum ini, setidaknya hasilnya positif dimana prevalensi penyakit kelamin dan social yang diturunkan dari kegiatan ini menurun sangat tajam.

Swedia negara yang terkenal dengan segala hal juga sama dengan negara lain memiliki pusat hiburan malam seperti klub, bar, namun mereka tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dan gender ini terbukti dengan produk hukum tersebut dan tidak adanya tempat prostitusi, kenapa Indonesia tidak bisa melakukan seperti itu ?


Kontak blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz


Rabu, 25 Maret 2015

Masyarakat Tiongkok Diajak Mengenal Lebih Dekat dengan Presiden Jokowi

BEIJING, - Entah karena kebetulan akan melakukan kunjungan atau tidak namun yang pasti masyarakat Beijing akan lebh mengenal dengan Presiden Joko Widodo.

Sebagaimana informasi yang diterima dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI melalui email mengatakan bahwa  Duta Besar Soegeng Rahardjo berada di antara kaum akademisi dan cendikiawan RRT, menyampaikan kata sambutan untuk peluncuran buku berbahasa Mandarin berjudul民窟到总统-印尼总统佐科“, yang dalam Bahasa Indonesia berjudul “Dari Bantaran Kali Anyar Hingga Istana, Kisah Presiden Jokowi”.

Dalam sambutannya, Dubes Soegeng Rahardjo menyampaikan bahwa buku biografi tersebut memiliki beberapa keistimewaan, antara lain buku tersebut merefleksikan proses reformasi Indonesia yang semakin matang, dimana “orang biasa” dapat menjadi pemimpin bangsa; buku tersebut dituliskan bukan oleh WNI, melainkan oleh Professor Xu Liping dan beberapa akademisi Tiongkok; penerbitan buku tersebut bertepatan dengan peringatan 65 tahun hubungan diplomatik RI-RRT; dan peluncurannya bertepatan dengan hari kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke RRT.

Sedikit membahas mengenai sosok penulis buku tersebut, Dubes Soegeng Rahardjo menyampaikan apresiasinya terhadap dedikasi Prof. Xu Liping, alumnus Presidential Friends of Indonesia Program tahun 2014, dalam memberikan kontribusi bagi pemajuan hubungan Indonesia dan Tiongkok, khususnya dalam meningkatkan pemahaman mengenai Indonesia di antara masyarakat Tiongkok.

Dubes Soegeng Rahardjo juga mengapresiasi penulis-penulis lainnya yang berkontribusi dalam penerbitan buku tersebut dan berharap di masa akan datang akan terus bermunculan ide-ide baru yang dapat menjembatani kepentingan kedua bangsa.
Menilik isi dari buku “Dari Bantaran Kali Anyar Hingga Istana, Kisah Presiden Jokowi”, pembaca akan dibawa oleh penulis untuk lebih mengenal sosok Presiden Joko Widodo, sejak kecil, proses perjuangan menempuh pendidikan, membuka usaha, hingga menjadi seorang presiden.
Penyuguhannya selain menggambarkan sosok Presiden Joko Widodo, juga memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai berbagai perubahan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya di Indonesia.

Peluncuran buku “Dari Bantaran Kali Anyar Hingga Istana, Kisah Presiden Jokowi” diselenggarakan oleh National Institute of International Strategy (NIIS)-China Academy of Social Sciences (CASS) and Social Sciences Academic Press (SSAP).

Buku tersebut dituliskan dalam bahasa Mandarin, dan di waktu yang akan datang, akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/catatanLorcasz

Selasa, 10 Februari 2015

Sumbangan Budaya Etnik Pada Kesejahteraan Masyarakat Dunia

DENPASAR, - Potensi seni dan budaya etnik Indonesia merupakan salah satu modal penting dalam pelaksanaan diplomasi publik Indonesia, khususnya yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri.

Potensi tersebut diwujudkan dalam berbagai program dan kegiatan, baik diselenggarakan di dalam maupun di luar negeri.

Hal itu dikatakan Direktur Diplomasi Publik, Al Busyra Basnur ketika menyampaikan paparan dalam acara sarasehan terbuka di Universitas Udayana (UNUD) Bali tanggal 6 Pebruari 2015. Sarasehan bertajuk “Sumbangan Budaya Etnik pada Kesejahteraan Masyarakat Dunia”.
Dok. Kemlu RI

Sebagaimana informasi yang diterima dari Fasilitas Media Kemlu RI melalui email mengatakan peran Indonesia dalam mempromosikan budaya etnik, antara lain melalui World Culture Forum (WCF), interfaith dan inter-media dialogue, Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), Outstanding Students for the World, Presidential Friends of Indonesia (PFoI) dan Forum Global ke-6 United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) tahun 2014.

Selain itu, Direktur Diplomasi Publik juga menjelaskan keberadaan dan peranan diaspora Indonesia yang pengaruhnya cukup besar dalam pembangunan ekonomi dan promosi budaya etnik Indonesia di luar negeri.

Acara dihadiri oleh sekitar 100 orang mahasiswa dan sejumlah pimpinan Fakultas Sastra dan Budaya UNUD, antara lain Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K), Ketua Program Pascasarjana UNUD; dan Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, SU, Ketua Program Studi S3 UNUD.

Selain Direktur Diplomasi Publik Kemlu, pembicara lain pada acara sarasehan itu adalah Prof. Kusumita P. Pedersen, Trustee Council for a Parliament of the World’s Religion; Prof. Wayan Windia, Kepala Pusat Penelitian Subak UNUD; serta Dr. Diane Butler, Lektor Prodi Doktor Kajian Budaya UNUD/Presiden International Foundation for Dharma Nature Time sebagai moderator. Sarasehan dibuka oleh Prof. Dr. I Wayan Cika, MS, Dekan Fakultas Sastra dan Budaya UNUD.

Dalam paparanannya, Prof. Kusumita P. Pedersen menerangkan pentingnya melihat dunia dari sudut pandang masyarakat etnik agar adat isti adat masing-masing etnis dapat terus dipelihara dan agar kesejahteraan dunia dapat terwujud.

Sementara itu, Prof. Wayan Windia menjelaskan mengenai keunikan Subak, sebuah bentuk manajemen pengairan sawah yang merupakan buah pemikiran masyarakat etnik di Bali. Subak telah mendapatkan pengakuan UNESCO pada tahun 2012.

Beberapa pokok pikiran yang mengemuka dalam diskusi dan tanya jawab antara lain bahwa diplomasi publik bukan hanya domain Pemerintah. Kegiatan promosi budaya Indonesia khususnya budaya etnik merupakan tugas bersama, pemerintah dan non pemerintah.

Sarasehan terbuka semacam ini dinilai sangat bermanfaat untuk menambah wawasan khususnya bagi generasi muda dari kalangan pemuda dan mahasiswa.

Acara ini juga mampu menjelaskan mengenai peran Kementerian Luar Negeri dalam kaitannya dengan promosi budaya etnik yang dinilai penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dunia.




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Museum Haramkan Tongsis

WASHINGTON, DC – Setelah klub sepakbola Inggris, Tottenham Hotspur melarang tongkat narsis (Tongsis) giliran museum pun ikut melakukan pelarangan serupa.

Sebagaimana dilansir dari laman NewYork Magazine sejumlah museum memperlakukan larangan membawa tongsis ke areal mereka.

Ilustrasi - Istimewa
Alasan pelarangan ini dikaitkan dengan terganggunya beberapa yang datang ingin melihat isi museum dengan tenang dan sunyi.

Karena selama ini banyak pengunjung kerap mendengar suara tertawa dan cekikikan dari orang yang sedang berphoto dengan tongsis di depan sebuah karya seni.

Selain itu ukuran fisik dari tongsis tersebut dapat mengganggu pandangan orang yang ingin melihat karya seni dari jarak jauh.

Sejumlah museum sudah memperlakukan larangan tongsis ada di areanya seperti Hirshhorn Museum and Sculpture Garden di Washington DC, Museum of Modern Art, Guggenheim, Frick, dan Museum of Fine Art di Boston.

Bagaimana dengan museum di Indonesia apakah juga memberlakukan pelarangan tongsis di areanya ?




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz 

Kamis, 22 Januari 2015

Aliansi Masyarakat Sipil Meminta Usut Tuntas Jaringan Mafia Perdagangan Orang di NTT

JAKARTA, -  Semakin hari semakin banyak kasus perdagangan orang di negeri ini terutama di kawasan Nusa Tenggara Timur bahkan pada tahun 2013 terdapat sekitar 614 kasus.

Jumlah tersebut tidak termasu kasus yang ditangani oleh lembaga lain seperti IOM yang menangani sekitar 1,559 korban pada tahun yang sama.

Hal ini disampaikan Aliansi Masyarakat Sipil Anti Perdagangan Manusia (Amasiaga) dalam siaran persnya ke sejumlah pihak termasuk melalui email mengatakan kasus perdagangan manusia di NTT harus diungkap tuntas, terutama jaringan mafia yang yang membeckingnya.

Amasiaga juga mengingatkan agar semua pihak jangan hanya terfokus pada kriminalisasi Rudy Soik, tetapi melupakan persoalan besar terkait perdagangan manusia, yang justru diduga kuat melibatkan pimpinan PT.  MMP dan pimpinan Polda NTT.

Selain itu, disinyalir bahwa ada orang-orang di BNP2TKI dan BP3TKI  Kupang yang terlibat dalam perdagangan orang. BP3TKI Kupang selama ini mendiamkan pelanggaran dan tetap memberi rekomendasi berangkat, misalnya dengan melakukan pemalsuan umur calon TKI.

Mengingat bahwa perdagangan orang di Provinsi NTT sudah sangat genting, bahkan masuk kondisi darurat kemanusiaan, maka Aliansi Masyarakat Sipil Anti Perdagangan Manusia menyatakan sikap:

1.      Bahwa mendesak Komisi IX DPR RI untuk memberi perhatian serius kepada provinsi NTT yang merupakan salah satu kantong paling rawan perdagangan orang di Indonesia.

2.      Mendesak Menaker untuk mengaudit dan menertibkan semua PPTKIS yang beroperasi di NTT.

3.      Meminta Pimpinan BNP2TKI menertibkan dan menindak sejumlah orang di jajarannya yang terlibat dalam perdagangan orang.

4.      Meminta Polri, Polda NTT dan Kejaksaan untuk melanjutkan  proses penyidikan kasus perdagangan manusia yang sementara diusut oleh Satgas Anti-Trafiking di NTT.

5.      Meminta Mabes Polri dan KPK menindaklanjuti secara serius bukti-bukti dan keterangan mengenai dugaan gratifikasisejumlah “oknum” pejabat Kepolisian baik di Polda NTT dan Polri dalam jaringan perdagangan manusia.

6.      Bebaskan Brigpol Rudy Soik dari tindakan diskriminatif dan kriminalisasi hukum.




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcasz

Rabu, 21 Januari 2015

Gelar Seni Budaya Indonesia Digelar di Athena

ATHENA, - Kedutaan Besar RI Athena bersama dengan Ikatan Kerukunan Keluarga Indonesia di Yunani (IKKIY) menggelar Pentas Seni dan Budaya Indonesia 2015.

Sebagaimana dilansir dari laman Kemlu, kegiatan yang berlangsung di Teater Knossos, Athena.  Pagelaran seni dan budaya tersebut dibuka oleh Duta Besar RI Athena yang menyampaikan penghargaan atas upaya IKKIY menyelenggarakan kegiatan seni dan budaya Indonesia sekaligus menguatkan promosi seni budaya Indonesia di Yunani

Dok, KBRI Athena

Lebih dari 300 orang hadir pada acara tersebut, terdiri dari masyarakat Indonesia di Athena dan sekitarnya, ketua dan anggota GANESHA (Helenic-Indonesian Friendship Association), dan friends of Indonesia.

Terdapat 21 program seni tari dan musik masing-masing berdurasi 5 – 10 menit, di antaranya tari Gandrung, tari Saman, tari Jaipong, dan orkestra angklung yang menampilkan lagu tradisional Indonesia dan Yunani.

Acara puncak adalah opera Ande-ande Lumut yang dibawakan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Yunani (Greek). Selama acara, para undangan disuguhi makanan kecil khas Indonesia.

IKKIY, organisasi masyarakat Indonesia di Yunani, aktif menyelenggarakan kegiatan sosial dan budaya KBRI Athena.

Sebagai informasi, PSBI merupakan salah satu kegiatan awal tahun IKKIY untuk meningkatkan kecintaan seni budaya Indonesia, menyalurkan kreasi dan bakat seni serta memperkuat persatuan masyarakat Indonesia di Yunani.

Kerja sama KBRI dengan IKKIY sebagai bentuk pembinaan masyarakat Indonesia dan promosi seni budaya Indonesia di Yunani.




Kontak Blog > ervanca@Gmail.com

Twitter.com/Lorcasz

Minggu, 18 Januari 2015

Lewat Gong Perdamaian Dunia, Indonesia Dukung Proses Perdamaian Kolombia dan FARC

BOGOTA, - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Kolombia, Trie Edi Mulyadi melakukan pertemuan dengan Menteri Kebudayaan Kolombia, Mariana Garces Cordoba.

Sebagaimana informasi yang termuat dalam laman Kemlu RI mengatakan kunjungan Dubes Trie terkait dengan usulan dari Presiden Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani untuk menghadiahkan Gong Persahabatan Dunia atau Gong de la Paz kepada Kolombia.

Dok. KBRI Bogota

Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar RI Bogota secara khusus menyampaikan pesan yang tersirat dari Gong de la Paz yang telah dikenal sebagai simbol upaya diplomasi Indonesia dalam mendukung perdamaian dunia.

Lebih lanjut, Duta Besar RI Bogota menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia sangat mendukung proses perdamaian yang saat ini tengah diupayakan Pemerintah Kolombia dengan kelompok pemberontak FARC.

Untuk itu, Duta Besar RI Bogota mengharapkan dengan adanya Gong Perdamaian yang rencananya akan ditempatkan di Cartagena, dapat menjadi momentum yang baik bagi proses perdamaian di Kolombia.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Kebudayaan Kolombia sangat berterima kasih dan menyambut baik inisiatif Pemerintah Indonesia dalam mendukung proses perdamaian di Kolombia.

Lebih lanjut, Menteri Kebudayaan Kolombia mengharapkan Gong Perdamaian tersebut dapat diresmikan sebagai simbol proses perdamaian antara Kolombia dengan FARC yang direncanakan akan selesai pada tahun 2015.

Untuk itu, Menteri Kebudayaan Kolombia menyatakan kesiapannya dalam memfasilitasi rencana pemberian Gong Perdamaian dari Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Kolombia.




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcasz

Jumat, 16 Januari 2015

Korea Utara Ambil Bagian dalam Pameran Wisata

Istimewa
BERN, - Negeri penuh misteri bahkan informasi pun tidak pernah terdengar tiba-tiba membuat kejutan dengan mengikuti kegiatan tentang pariwisata.

Adalah Korea Utara secara tiba-tiba mengejutkan dunia dengan mengirimkan perwakilannya ke acara pameran wisata yang terletak di Swiss.

Korea Utara sendiri dalam pameran ini menampilkan pemandangan pegunungan, pantai yang indah serta bangunan sejarah dan inilah yang diamine Ri Yong Bom perwakilan negara tersebut kepada media setempat.

“Sebagian besar wisatawan tertatik berkunjung untuk melihat kehidupan kami dan situasi saat ini,”ucapnya.

Negeri yang sangat tertutup ini cukup mengejutkan banyak pihak, karena tidak pernah mempublikasikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negeri Kim Jong-un tersebut.

Menurut data yang beredar di kalangan para agensi perjalanan sekitar 6,000 wisatawan dari kawasan Barat melakukan perjalanan wisata ke negeri tersebut setiap tahun.

Namun bagi para calon turis yang akan berkunjung ke negara tersebut harus memikirkan berulang kali untuk ke sana.

Karena yang harus diingat untuk masuk ke negara tersebut, para pelancong harus malalui negara sekutu abadi mereka, Tiongkok.

Selain harus melewati sekutu mereka, para pelancong juga harus berhadapan dengan kebiajakan Kementerian Luar Negeri asal negaranya dimana mengeluarkan kebijakan larangan kunjungan ke Korea Utara seperti yang dilakukan AS dan Kanada.

Swiss dan Korea Utara sendiri memiliki keterikatan tersendiri lantaran pemimpin negara tetangga Korea Selatan ini pernah belajar di negeri tersebut dengan nama samaran..

Salah satu yang dilakukan Kim Jong-un untuk memaksimalkan pariwisata negerinya adalah dengan mendekati beberapa perusahaan Swiss agar mau menginvestasikan dana dan menyediakan kursi dan mobil kabel.


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcasz

Rabu, 14 Januari 2015

India Gelar Festival Kebudayaan

JAKARTA, - Sebagai wujud persahabatan yang sudah terjalin sejak lama, Pemerintah India melalui perwakilannya di Jakarta menggelar Festival Kebudayaan India dengan slogan Sahabat India.

Hal ini disampaikan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh India untuk Indonesia dan Timor Leste, Gurjit Singh.

“Ini merupakan bentuk kerja sama dan penghargaan persahabatan antara Indonesia dan India yang terjadi sejak lama,”ucapnya

Dubes Singh juga mengatakan bahwa persahabatan kedua negara sudah terjalin sejak lama tidak hanya persamaan geografis namun juga budaya.

Sementara itu Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Esti Andayani dalam sambutannya menyambut gembira kehadiran festival ini yang dapat memberikan kontribusi untuk hubungan kedua negara.

“India dan Indonesia memiliki ikatan yang sangat erat. Kedua negara berbagi persamaan warisan kebudayaan, sejarah hingga ide mengenai perdamaian, tidak hanya itu berbagai aktivas juga dapat memperkaya pengetahuan akan kedua negara dan mempromosikan pariwisata dan ekonomi,”ucapnya.

Sebagai informasi dalam festival ini banyak budaya akan disuguhkan seperti wayang, drama tari, pameran, seminar, tarian rakyat, pemutaran film Bollywood dan documenter.

Festival ini tidak hanya ada di Jakarta tetapi di sekitar 15 kota di Indonesia seperti Aceh, Medan, Padang, Palembang, Serang, Bogor, Purwakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Balikpapan dan Makassar.


Kontak blog > ervanca@Gmail.com

Twitter.com/Lorcasz

Minggu, 11 Januari 2015

Di Rusia, SIM Tidak untuk Transgender

MOSKOW, - Memasuki tahun 2015, Pemerintah Federal Rusia membuat kebijakan khususnya kepada kalangan Transgender dan Transseksual dimana negara melarang menerbitkan surat izin mengemudi (SIM) untuk kalangan ini.

Alasan pemerintah para komunitas ini dilarang membuat SIM karena mereka digolongkan sebagai seseorang yang memiliki kelainan jiwa sama seperti fetishisme, voyeurism dan exhibisionisme.


Menurut Pemerintahan Presiden Vladiir Putin mengatakan dengan adanya pengawasan medis ini akan mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas.

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ini bersamaan dengan maraknya keluhan dari komunitas internasional terhadap negeri ini yang dianggap melecehkan hak-hak dari para kelompok tersebut.

Terkait dengan kebijakan ini, menurut Asosiasi Pengacara Rusia mengatakan hukum yang diterapkan pemerintah sebagai hukum diskriminatif dan akan mengklarifikasi aturan tidak masuk akal ini kepada Mahkamah Konstitusional Rusia dengan meminta dukungan organisasi HAM Internasional.

Hal senada juga disampaikan seorang pakar psikologi Rusia, Mikhail Strakhov yang mengatakan definisi kelainan pribadi oleh pemerintah terlalu kabur dan dibuat karena beberapa hal tersebut tidak akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengemudi.

Sementara itu Kepala Serikat Pengemudi Profesional Rusia, Alexander Kotov  justru mendukung kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dengan mengatakan sudah banyak kematian di jalan raya dengan aturan ini sudah dapat dibenarkan.

“Sudah terlalu banyak kematian di jalan raya, saya yakin dengan aturan ketat ini dapat dibenarkan,”ujar Kotov

Seperti diketahui pada tahun 2013, pemerintah Rusia membuat penyataan bahwa gaya hidup non tradisional seperti komunitas gay sebagai perbuatan illegal.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcasz

Kamis, 08 Januari 2015

New York Hapus Larangan Bawa Ponsel ke Sekolah

NEW YORK, - Pemerintah kota New York akhirnya menghapus kebijakan larangan membawa ponsel ke sekolah untuk murid yang bersekolah negeri dan akan baru mulai diterapkan pada Maret mendatang.

Hal ini disampaikan Walikota New York, Bill de Blasio dalam pernyataan tertulis dengan melihat kekhawatiran dirinya dan isterinya yang menjadi orangtua dari anak remaja bersekolah negeri dengan menggunakan kereta api bawah tanah.

“Para orangtua seharusnya dapat menelepon atau mengirimkan sms pada anak-anak mereka,”ucapnya.

Akibat larangan yang dikeluarkan Walikota lama, Michael Bloomberg memicu timbulnya industri kecil dari jasa penitipan ponsel dekat sekolah-sekolah di seluruh kota dimana murid harus menitipkan telepon selular mereka di toko kelontong dengan sejumlah uang seperti USD1.

Bahkan ada beberapa keluarga yang menghabiskan USD180 selama setahun hanya untuk biaya penitipan ponsel

Oleh karena itu menurut aturan baru yang diterapkan Walikota de Blasio bahwa para kepala sekolah akan dizinkan untuk memberlakukan kebijakan ponsel sendiri atau mengizinkan murid membawa ponsel ke sekolah asal tidak terlihat.


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcasz

Jumat, 26 Desember 2014

Pesan PM Jepang Terkait 10 Tahun Tsunami

JAKARTA, - Tidak terasa bencana Gempa dan Tsunami yang terjadi di perairan Sumatera dan Samudera Hindia pada 2004 lalu sudah memasuki sepuluh tahun.

Dalam rangka memperingati 10 tahun Bencana Gempa dan Tsunami di perairan Pulau Sumatera dan Samudera Hindia, Perdana Menteri Kerajaan Jepang, Shinzo Abe mengirimkan pesannya kepada Pemerintah dan rakyat Indonesia.

Berikut pesan PM Abe yang dikirimkan oleh bagian informasi dan social budaya Kedutaan Besar Kerajaan Jepang untuk Indonesia kedudukan di Jakarta melalui email.

Sepuluh tahun telah berlalu sejak terjadinya bencana gempa dan tsunami yang luar biasa dahsyat, dan saat ini kondisi wilayah yang terkena bencana pun telah pulih.

Pada kesempatan ini, saya ingin sekali lagi menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada para korban bencana gempa dan tsunami, serta ingin menyampaikan penghormatan tertinggi kepada semua pihak yang selama 10 tahun ini telah berusaha bangkit dari kesedihan yang mendalam dan bersama-sama berusaha untuk membangun kembali kehidupan serta wilayahnya. 

Kami sangat senang jika berbagai bantuan dan kerjasama dari Jepang telah turut berperan dalam memulihkan kehidupan masyarakat setempat.

Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam atas ketulusan, bantuan dan kerjasama yang kami dapatkan dari masyarakat dan pemerintah Indonesia pada saat kami dilanda bencana gempa dahsyat di wilayah Jepang Timur.

Pada bulan Maret 2015 mendatang, kami akan menyelenggarakan Konferensi Internasional PBB mengenai Pencegahan Bencana yang ke 3 di Sendai. Melalui kebijakan seperti ini, kami bertekad untuk berperan aktif dalam kerjasama internasional di bidang pencegahan bencana.

Shinzo ABE
Perdana Menteri Jepang





Kontak Blog > ervanca@Gmail.com

Twitter.com/Lorcasz

Senin, 22 Desember 2014

AMAN : 2014 Tahun Kriminalisasi Masyarakat Adat

JAKARTA,  – Ternyata tahun 2014 yang tinggal menghitung hari menuju 2015 ternyata menyimpan beberapa catatan penting salah satunya adalah bagi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)

Dalam catatan akhir tahunnya, AMAN mencatat sepanjang tahun 2014 terdapat kriminilisasi masyarakat adat yang masih tinggi dan terjadi di seluruh tempat di Indonesia.

Catatan ini dibacakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) AMAN, Abdon Nababan di Balai Kartini, Jakarta mencontohkan tanggal 21 Oktober lalu Pengadilan Negeri Palembang menjatuhkan hukuman penjara 2,6 tahun dengan denda Rp50 juta kepada M Nur Jafar dari masyarakat adat Tungkat.

M Nur Jafat dituduh oleh pengadilan merambah hutan Suaka Margasatwa Dangku dengan pasal 40 ayat (1) Jo Pasal 19 ayat (1) UU No 5 tahun 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.

Kenapa seperti itu Abdon menjelaskan bahwa kriminalisasi masyarakat adat disebakan karena negara masih belum bisa sepenuhnya mengakui dan menghormati keberadaan hak masyarakat adat ditandai gagalnya parlemen periode sebelumnya mengesahkan RUU Pengakuan dan Perlindungan.

“Hal itu ditandai dengan gagalnya DPR Periode 2009-2014 mengesahkan RUU Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (PPMHA) menjadi UU yang bersangkutan dengan hidup puluhan juta orang ini,:ucapnya.

AMAN sendiri meminta pada tahun 2015 mendatang tidak ada lagi kriminalisasi masyarakat adat dan harus dihentikan.

“Sudah terlalu lama masyarakat adat diperlakukan tidak adil di negeri ini,”kata Abdon.

Sementara itu, menurut Kepala Badan REDD+ Heru Prasetyo mengatakan bahwa perlakuan tidak adil terhadap masyarakat adat tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi di seluruh dunia.

Namun Heru mengatakan bahwa Indonesia saat ini mendapatkan apresiasi dari dunia terkait dengan kesadaran pemerintah terhadap perlindungan masyarakat adat.

“Perlakuan yang tidak adil hampir terjadi di seluruh dunia, tapi dunia mulai mengapresiasikan Indonesia terkait kesadaran pemerintah terhadap perlindungan masyarakat adat,”ucapnya.

Heru juga mengatakan bahwa Badan REDD saat ini dalam kerjanya memiliki tiga inisiatif besar yaitu memasukkan peta masyarakat adat dapat masuk dalam one map.

Kemudian mengumpulkan banyak peraturan yang ada kemudian mencoba diharmonisasikan selanjutnya mencoba mencari resolusi konflik dari hak-hak masyarakat adat yang menjadi perhatian khusus.



Kontak Blog > ervanca@Gmail.com

Twitter.com/Lorcasz
Photo use RedMi 1S