Tampilkan postingan dengan label Canada. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Canada. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 April 2015

KBRI Ottawa Kenalkan Kartini dan Srikandi Indonesia kepada Masyarakat Kanada

OTTAWA, - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ottawa, Kanada kembali  menyelenggarakan pameran promosi Indonesia

Sebagaimana dilansir dari laman Kemlu, kali ini KBRI Ottawa menghadirkan pameran yang bertajuk Indonesian Women and the Preservation of Indonesia Traditional Culture, yang dikaitkan dengan peringatan Hari Kartini tanggal 21 April di Ruang Caraka Nusantara KBRI Ottawa (15/4) waktu setempat

Acara diawali dengan kunjungan ke berbagai anjungan yang menampilkan ikon-ikon Indonesia seperti alat-alat musik tradisional Indonesia (gamelan Jawa, gamelan Bali, kolintang dan angklung), proses pembuatan batik, karya akhir batik dan tenun dari berbagai daerah, serta wayang kulit dan golek.

Pameran juga dilengkapi dengan stan informasi tempat-tempat wisata dan produk-produk makanan Indonesia yang sudah masuk pasar Kanada serta promosi Trade Expo 21-25 Oktober 2015.

Acara puncak diisi pemutaran video mengenai Kartini sebagai pejuang emansipasi Perempuan Indonesia dan kemajuan yang telah dicapai kaum Perempuan Indonesia di berbagai bidang seperti Retno L.P. Marsudi (Menlu Perempuan Pertama Indonesia), Sri Mulyani Indrawati (Managing Director and Chief Operating Officer of the World Bank), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Martha Tilaar & Mooryati Soedibyo (pengusaha di bidang kosmetik dan kecantikan), Nyonya Meneer & Desy Sulistyo (pengusaha jamu Indonesia) dan Anne Avantie (disainer kebaya kontemporer).

Acara dilanjutkan dengan presentasi mengenai kekayaan rempah-rempah Indonesia, yang penggunaannya tidak hanya untuk kuliner masakan tetapi juga dapat digunakan untuk membuat minuman dan obat tradisional “djamoe”.

Di akhir acara, para pengunjung diberikan kesempatan mencicipi Bir Pletok (minuman khas Betawi) dan kue-kue khas Indonesia seperti kue lapis, putu ayu dan risoles.

Acara ini adalah untuk keempat kalinya digelar dalam tajuk Embassy Day yang selalu dikunjungi oleh masyarakat Kanada dari berbagai kelompok, yakni calon wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia, para staf pengajar lembaga bahasa di Kementerian Luar Negeri Kanada, kalangan diplomatik, alumni Program Pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada (PPIK) dan Friends of Indonesia.

Secara khusus, Madeleine Bourget, alumni PPIK berbagi pengalaman kepada para pengunjung mengenai keberagaman Indonesia yang ditemuinya selama tiga bulan tinggal di Jambi.

Kegiatan “Indonesian Embassy Day” dilaksanakan oleh KBRI Ottawa selama tahun 2015, sebagai salah satu upaya KBRI Ottawa untuk lebih memperkenalkan Indonesia kepada warga negara Kanada dan warga asing lainnya yang ada di Kanada.  

Konsep kegiatan adalah memperkenalkan Indonesia secara lengkap kepada publik di Kanada, mulai dari posisi geografis Indonesia, potensi ekonomi dan perdagangan, sektor pariwisata, kuliner serta seni dan budaya. 

Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah untuk membuka peluang yang lebih besar bagi Indonesia untuk menarik para wisatawan Kanada dan para pengusaha yang berminat untuk menjalin kontak dagang dengan Indonesia.

Tema utama setiap kegiatan dibuat berbeda untuk memberikan perspektif baru terhadap Indonesia dan memancing animo para pengunjung.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/catatanLorcasz

Jumat, 10 April 2015

Kanada Ikut Luncurkan Serangan Udara Ke Basis ISIS

OTTAWA, - Kanada melakukan serangan udara pertama lewat jet tempurnya sebagai tanda serangan udara pertama mereka dalam memberantas kelompok militant ISIS di kawasan Suriah, Rabu (8/4) waktu setempat.

Kepastian ini disampaikan Departemen Pertahanan Nasional Kanada sebagaimana dilansir media setempat bahwa pesawat jet CF-18 Hornets telah menyerang dan menjatuhkan bom di Kota Raqqa yang diklaim sebagai basis utama ISIS di Suriah.

Menurut Perdana Menteri Stephen Harper mengatakan bahwa pihaknya rencana memperluas serangan udara ke Suriah sejak bulan lalu.

Sementara itu Menteri Pertahanan Kanada, Jason Kennedy mengatakan bahwa ini serangan udara di bawah mandat untuk menujukkan tekad kuat pemerintah dalam mengatasi ancaman terorisme.

“Ini serangan udara pertama di bawah mandate untuk menunjukkan tekad kuat pemerintah kita dalam mengatasi ancaman terorisme melawan Kanada dan untuk mempromosikan keamanan nasional dan stabilitas,”ucapnya

Kanada bersama Amerika Serikat yang memegang komando bahu-membahu membendung kelompok militant ISIS yang sedang menguasai Irak dan Suriah.




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Rabu, 08 April 2015

Indonesia-Kanada Jalin Kemitraan dalam Hal UKM

JAKARTA, - Indonesia dan Kanada menjalin kemitraan dalam mengembangkan kapastias Usaha Kecil Menengah dalam negeri dalam memasuki pasar global.

Dalam siaran persnya, Kemitraan ini terjadil dalam Indonesia-Canada Trade and Private Sector Assistance (TPSA) Project.

Menurut Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan kerja sama ini sangat sinergi dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kapasitas UKM Indonesia dalam masuki pasar global.

“Kerja sama ini sangat sinergi untuk dapat dimanfaatkan bagi pengembangan kapasitas UKM Indonesia dalam memasuki pasar global yang berkembang sangat dinamis dan kompetitif,”ucapnya.

Sementara itu menurut Dirjen PEN mengatakan pihaknya melirik produk UKM karena bisa melipatgandakan ekspor Indonesia dengan penguatan dan pemberdayaan kaum perempuan.

“Kami ingin mencetak lebih banyak perempuan pengusaha untuk memperkuat peran UKM. Dan kerja sama ini merupakan salah satu upaya yang penting untuk mencapai target peningkatan ekspor sebesar USD 1,82 miliar pada tahun 2019 ke pasar Kanada,”ucapnya

Sebagai informasi, Kerja sama ini di tandantangani oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak dengan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kanada untuk Indonesia, Donald Bobiash.

Dalam proyek TPSA ini berdurasi selama lima tahun dengan kucuran dana senilai 12 juta dolar Kanada atau sekitar USD10,5 juta

Perdagangan Indonesia dengan Kanada berbanderol USD2,61 miliar pada tahun 2014 lalu dimana mengalami penurunan sekitar 9,49 persen bila dibandingkan pada tahun 2013 yang mencapai USD2,85 miliar

Untuk Ekspor Indonesia di tahun 2014 juga mengalami penurunan sekitar USD755,02 juta sementara pada tahun 2013 sekitar USD782,35 juta.




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Kamis, 02 April 2015

Guru Asing JIS Divonis 10 Tahun Penjara

JAKARTA, - Kasus kekerasan seksual anak terhadap dunia pendidikan Indonesia akhirnya sampai pada titik vonis, dimana satu dari dua guru yang didakwa melakukan tersebut di jatuhi vonis 10 tahun penjara.

Adalah Pengadian Negeri Jakarta Selatan yang diketuai Nur Aslam Bustaman memberikan vonis kepada Neil Bantleman dengan vonis 10 tahun penjara serta denda Rp100 juta subside 6 bulan penjara.

“Menghukum Neil Bantleman alias Mr B dengan pidana penjara 10 tahun dan denda 100 juta, jika tidak dapat membayar denda dapat diganti pidana kurungan selama enam bulan,”ucap Hakim Nur.

Vonis ini berdasarkan  pada bukti fakta seperti pemeriksaan forensic sejumlah rumah sakit dan hasil psikologi dan konseling serta keterangan sejumlah saksi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum dalam persidangan yang dimulai sejak Desember 2014 lalu.

Seperti diketahui, Neil yang warga negara Canada bersama dengan Ferdinant Tjiong dilaporkan orang tua murid ke Polda Metropolitan Jakarta Raya pada Maret 2014 yang kemudian ditindak lanjuti kasus tersebut.

Setelah mendalami kasus ini, pada 16 Juli 2014, Polda Metro Jaya pun menetapkan Neil dan Ferdinant sebagai tersangka dan menahan keduanya.

Tidak butuh lama, pada 6 November 2014, Polda Metropolitan Jakarta Raya pun melimpahkan perkara kedua guru ini kepada Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta yang kemudian menindaklanjuti berkas perkara sembari menyusun dakwaan yang kemudian berlanjut kepada persidangan 18 November 2014.

Dalam pengadilan pihak penutut umum menggunakan Pasal 82 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 65 ayat 1 KUHAP dengan ancaman 12 tahun penjara dengan denda Rp100 juta subside 6 bulan kurungan




Kontak Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz


Ketika Mariyuana menjadi Pertarungan Nyawa Dua Anak Konsul Jenderal Kanada

MIAMI, - Narkotika tidak selamanya bisa dinikmati untuk menghilangkan penat namun juga bisa berujung pada kematian tanpa memandang status sosial.

Hal inilah terjadi pada keluarga Konjen Canada untuk Miami, AS dimana, harus kehilangan dua anak kesayangannya

Sebagaimana dilansir media setempat, kejadian tersebut terjadi di Miami, dimana Marc Wabafiyebazu berusia 15 tahun harus ditahan kepolisian Miami terkait dengan obat-obatan dan membunuh Jean Wabafiyebazu sang kakak yang berusia 17 tahun serta temannya.

Menurut keterangan kepolisian setempat, Mariyuana yang berada di tangan pelaku dan dua korban penembakan seberat satu kilogram dengan harga USD5 ribu atau Rp65 juta

Terkait peristiwa yang tidak terduga ini, Konjen Dube menuliskan pernyataan dengan mengucapkan terima kasih atas dukungan terhadapnya.

“Terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk pencurahan dukungan yang kami terima dalam beberapa hari terakhir,”ucapnya.

Selain itu, Konjen Dube juga mengucapkan turut belasungkawa kepada keluarga Wright dengan mengatakan bahwa kesedihan keluarga Wright sama hal yang dialami dirinya.

“Kesedihan anda adalah kesedihan kita, kami hanya bisa berharap bahwa pada wakatunya kita akan menemukan tujuan bersama menuju mengurangi penyebab kejahatan kekerasan seperti itu,”ucapnya.

Sang ayah, Germano Wabafiyebazu yang tinggal terpisah dengan Konjen Dube karena bercerai mengatakan dirinya telah memperingatkan tentang potensi hidup di Miami dan tinggal di Ottawa tempat mereka lahir dan besar.

Sebagai informasi, Roxanne Dube adalah Konsulat Jenderal Canada untuk Miami, Amerika Serikat, sebelum masuk Amerika pernah menjabat Dubes di Zimbabwe merangkap Angola dan Botswana pada tahun 2005.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz


Selasa, 31 Maret 2015

Lewat OTVS 2015, Indonesia Coba Targetkan 12 Juta Wisatawan Dunia

OTTAWA, - Indonesia melalui Kedutaan Besar RI untuk Kanada berpartisipasi dalam Ottawa Travel and Vacation Show (OTVS).

Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemlu RI, acara yang berlangsung  di Ottawa Convention Center (OCC), selama 2 hari, (28-29/3).

Pameran yang diikuti oleh lebih dari 181 exhibitor ini memenuhi sekitar 250 paviliun yang disediakan oleh pihak penyelenggara.

Pameran tahunan dengan tema pariwisata dan liburan ini diikuti oleh perwakilan diplomatik dari negara-negara sahabat, kantor-kantor pariwisata negara-negara sahabat, perusahaan-perusahaan yang terkait dengan bisnis pariwisata dan liburan (spt: kesehatan, ansuransi, peralatan liburan, perusahaan bus, perusahaan penerbangan, perusahaan kapal pesiar, restoran, hotel/akomodasi, dll) dan perwakilan propinsi-propinsi dan teritori Kanada.

Disamping paviliun individual, panitia juga menyediakan 2 lokasi khusus untuk kegiatan demo masak dan presentasi paket-paket perjalanan khusus.

Beberapa Kantor Kedutaan Besar negara sahabat juga berpartisipasi dalam OTVS 2015 antara lain: Afrika Selatan, Ukraina, Estonia, Jepang, Lesotho, Latvia, Lithuania, Polandia, Uganda, Tanzania, dan Uni Eropa.

Disamping itu, terdapat juga, negara-negara yang diwakili oleh lembaga Tourism Board-nya, seperti: Bahama, Barbados, Tiongkok, Kroasia, Dominika, India, Jamaika, Grenada, Jepang, Yordania, Korea Selatan, Meksiko, Polandia, Puerto Rico, Rumania, Taiwan, Spanyol, Trinidad & Tobago, Tunisia dan Turki.

Selain menampilkan berbagai informasi mengenai tujuan pariwisata di Indonesia, Paviliun Indonesia juga mendiseminasikan informasi tentang sektor perdagangan dan transportasi di Indonesia, termasuk informasi mengenai rencana penyelenggaraan Trade Indonesian Expo 2015 mendatang. 

Yang menariknya Paviliun Indonesia juga membagikan makanan kecil khas Indonesia kepada para pengunjung yang melihat stand Indonesia.

Terkait dengan even ini, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Kanada, Dr. T. Faizasyah, mengemukakan bahwa tujuan partisipasi KBRI Ottawa pada OTVS 2015 adalah untuk mendukung pencapaian target wisatawan manca negara, yakni dengan total 12 juta wisatawan pada tahun 2015.

Kanada sendiri selama ini memiliki kontribusi 50-56 ribu wisatawan ke Indonesia setiap tahunnya. Angka ini masih sangat memungkinkan untuk terus ditingkatkan, karena tingginya minat para wisatawan asal Kanada untuk melakukan perjalanan pariwisata ke Indonesia.

Disamping karena faktor musim dingin yang panjang di Kanada (3-4 bulan), hal ini membuat wilayah-wilayah tropis menjadi tujuan utama warga Kanada.

Selain itu, faktor tingginya pendapatan perkapita atau kesejahteraan juga menjadi faktor lain dari tingginya minat kunjungan atau liburan warga Kanada keluar negeri.

Faktor lain yang juga mendukung adalah faktor hubungan psikologis antara warga negara Kanada dengan negara-negara asal imigrasi masyarakat Kanada itu sendiri (sebagai catatan, lebih 80% dari warga negara Kanada adalah merupakan kelompok imigran/pendatang).

Dalam konteks Indonesia, disamping keberadaan diaspora Indonesia dan keluarga, di Kanada juga terdapat banyak imigran Belanda yang generasi pendahulunya pernah menetap di Indonesia.

Potensi lain yang bisa ditawarkan Indonesia ke wisatawan asal Kanada adalah wisatawan eco-tourism, diving/snorkling, surfing, kuliner dan religi.

Beberapa terobosan mulai dilakukan untuk mendukung pencapaian program pemerintah di bidang pariwisata oleh KBRI Ottawa, antara lain melalui kegiatan Indonesia Embassy Day, pendekatan kepada para travel writer Kanada, melakukan diseminasi informasi pariwisata Indonesia melalui berbagai media sosial yang dimiliki oleh Perwakilan (website, facebook dan twitter) serta memfasilitasi kegiatan-kegiatan diaspora Indonesia di Kanada.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan Kanada yang berkunjung ke Indonesia dalam 3 tahun terakhir memperlihatkan trend meningkat, yakni 54.287 wisatawan (tahun 2011), 56.201 (2012) dan 56.798 (2013).



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Rabu, 25 Maret 2015

Mengenalkan Indonesia Kepada Para Pemuda Kanada

OTTAWA, - Untuk lebih mengenalkan Indonesia segala cara dilakukan termasuk memperkenalkan dalam forum internasional yang dihadiri para pemuda generasi penghuni jagat raya di masa mendatang.

Sebagaimana diansir dari laman resmi Kemlu RI, Indonesia berpartisipasi dalam acara International Affairs: Diplomat’s Panel yang diselenggarakan oleh Encounter With Canada (EWC) di Ottawa.

Acara ini diikuti sekitar 120 pemuda yang berasal dari seluruh perwakilan provinsi dan wilayah (territory) Kanada.

Dalam forum tersebut Duta Besar RI Dr. Teuku bersama-sama dengan Duta Besar negara sahabat dari Swiss, Beat Walter NOBS dan Albania, Elia Peoshati berkesempatan menyampaikan presentasinya masing-masing.

Persentasi berkisar mengenai profil negara yang diwakili dan aspek-aspek kehidupan para diplomat, mulai dari latar belakang pendidikan, karir diplomatik, tugas utama yang diemban, hingga hal-hal yang terkait dengan tantangan dan nilai-nilai positif yang selalu perlu dikembangkan oleh para diplomat.

Duta Besar Faizasyah memulai presentasinya dengan menjelaskan profil negara Indonesia.  Untuk memudahkan para peserta, Duta Besar menggunakan metoda perbandingan antara Indonesia dan Kanada, antara lain secara geografis, luas wilayah, jumlah penduduk dan perekonomian. 

Duta Besar Faizasyah juga menyampaikan latar belakang pendidikan dan ketertarikannya pada displin hubungan internasional serta dinamika perjalanan karir sebagai diplomat RI. 
   
Dalam sesi tanya jawab, para peserta mengajukan berbagai pertanyaan yang umumnya terkait dengan hal-hal yang paling menarik yang ada di dalam profesi diplomat, pentingnya penguasaan bahasa asing bagi para diplomat dan keluarga dan isu-isu yang challenging dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

Secara bergantian para Duta Besar, termasuk Duta Besar Faizasyah menjawab pertanyaan tersebut. 

Secara umum, jawaban para Duta Besar hampir serupa, yakni bahwa untuk menjadi seorang diplomat yang professional haruslah memahami konstituen atau negara yang diwakili, berkemampuan beradaptasi yang cepat dengan lingkungan kerja yang baru, menguasai bahasa internasional dan bahasa lokal yang digunakan oleh negara akreditasi, memahami perspektif lain terhadap suatu isu, mampu menjembatani perbedaan yang ada dalam mencari solusi dan berwawasan luas (open-minded).

Selain itu, Duta Besar Faizasyah juga menyinggung aspek terkini dari diplomasi, yakni kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology, ICT). 

Dengan kemajuan ICT tersebut, seorang diplomat dituntut untuk lebih terbuka dan accountable dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai wakil dari negara di negara akreditasi.

Sebagai informasi, Encounter With Canada (ECW) adalah sebuah organisasi kepemudaan yang dibentuk pada tahun 1982, sebagai wadah pengembangan pemuda Kanada  yang berusia antara 14 – 17 tahun.

Beberapa kegiatan kepemudaan yang dilakukan oleh ECW setiap tahunnya, antara lain:  Experience Canada, Mental Health & Wellness, Arts and Culture, Canada Remember, Ecology and Environtment, International Affairs, journalism and communications, law, medicine and health, science and technology, sport  and Fitness dll.


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Selasa, 24 Februari 2015

Parlement Berharap Perdagangan Indonesia-Kanada Terus Ditingkatkan

JAKARTA, - Perdagangan antara Indonesia dan Kanada sekiranya dapat terus ditingkatkan dimana per tahun 2013 lalu mencapai USD2,4 miliar.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Setya Novanto ketika menerima kunjungan kehormatan 11 anggota Senat Kanada yang dipimpin Raynell Andreychuck yang didampingi Dubes Kanada untuk Indonesia Donald Bobiash di Senayan.

“Ke depan, kami berharap nilai perdagangan kedua negara dapat terus ditingkatkan,”ucapnya.
Dok. DPR-RI

Sebagaimana dilansir dari laman resmi DPR, nilai investasi Kanada di Indonesia hingga kuartal I tahun 2014 mencapai USD261,6 juta dan bisa terus ditingkatkan.

“Kami DPR RI periode 2014-2019 siap melanjutkan kerja sama antar parlemen kedua negara yang selama ini berjalan baik,”ucapnya.

Ketua Novanto juga mengatakan kerja sama antar parlemen perlu dikembangkan oleh kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral yang sudah terjalin.

Ketua Novanto yang dalam pertemuan ini didampingin Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, Fadli Zon dan Wakil Ketua Komisi I, Tantowi Yahya ini menjelaskan kerja sama yang sudah terjalin antara lain penanggulangan terorisme, ekonomi, kejahatan transnasional, hukum dan Hak Asasi Manusia, pendidikan, penerbangan, pertanian, peternakan, kehutanan dan sosial budaya.

Politisi dari Partai Golkar ini pun berharap pemerintah Indonesia yang sedang membangun poros maritim dapat melibatkan Kanada dalam pembangunan sektor yang berpotensi pada sumber daya alam yang melimpah.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz