OTTAWA, - Untuk lebih
mengenalkan Indonesia segala cara dilakukan termasuk memperkenalkan dalam forum
internasional yang dihadiri para pemuda generasi penghuni jagat raya di masa
mendatang.
Sebagaimana diansir dari
laman resmi Kemlu RI, Indonesia berpartisipasi dalam acara International
Affairs: Diplomat’s Panel yang diselenggarakan oleh Encounter With Canada (EWC)
di Ottawa.
Acara ini diikuti sekitar
120 pemuda yang berasal dari seluruh perwakilan provinsi dan wilayah
(territory) Kanada.
Dalam forum tersebut Duta
Besar RI Dr. Teuku bersama-sama dengan Duta Besar negara sahabat dari Swiss,
Beat Walter NOBS dan Albania, Elia Peoshati berkesempatan menyampaikan
presentasinya masing-masing.
Persentasi berkisar mengenai
profil negara yang diwakili dan aspek-aspek kehidupan para diplomat, mulai dari
latar belakang pendidikan, karir diplomatik, tugas utama yang diemban, hingga
hal-hal yang terkait dengan tantangan dan nilai-nilai positif yang selalu perlu
dikembangkan oleh para diplomat.
Duta Besar Faizasyah memulai
presentasinya dengan menjelaskan profil negara Indonesia. Untuk memudahkan para peserta, Duta Besar
menggunakan metoda perbandingan antara Indonesia dan Kanada, antara lain secara
geografis, luas wilayah, jumlah penduduk dan perekonomian.
Duta Besar Faizasyah juga
menyampaikan latar belakang pendidikan dan ketertarikannya pada displin
hubungan internasional serta dinamika perjalanan karir sebagai diplomat
RI.
Dalam sesi tanya jawab, para
peserta mengajukan berbagai pertanyaan yang umumnya terkait dengan hal-hal yang
paling menarik yang ada di dalam profesi diplomat, pentingnya penguasaan bahasa
asing bagi para diplomat dan keluarga dan isu-isu yang challenging dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari.
Secara bergantian para Duta
Besar, termasuk Duta Besar Faizasyah menjawab pertanyaan tersebut.
Secara umum,
jawaban para Duta Besar hampir serupa, yakni bahwa untuk menjadi seorang
diplomat yang professional haruslah memahami konstituen atau negara yang
diwakili, berkemampuan beradaptasi yang cepat dengan lingkungan kerja yang
baru, menguasai bahasa internasional dan bahasa lokal yang digunakan oleh
negara akreditasi, memahami perspektif lain terhadap suatu isu, mampu
menjembatani perbedaan yang ada dalam mencari solusi dan berwawasan luas
(open-minded).
Selain itu, Duta Besar
Faizasyah juga menyinggung aspek terkini dari diplomasi, yakni kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology,
ICT).
Dengan kemajuan ICT
tersebut, seorang diplomat dituntut untuk lebih terbuka dan accountable dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai wakil dari negara di negara akreditasi.
Sebagai informasi, Encounter
With Canada (ECW) adalah sebuah organisasi kepemudaan yang dibentuk pada tahun
1982, sebagai wadah pengembangan pemuda Kanada
yang berusia antara 14 – 17 tahun.
Beberapa kegiatan kepemudaan
yang dilakukan oleh ECW setiap tahunnya, antara lain: Experience Canada, Mental Health &
Wellness, Arts and Culture, Canada Remember, Ecology and Environtment,
International Affairs, journalism and communications, law, medicine and health,
science and technology, sport and
Fitness dll.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz