Tampilkan postingan dengan label DBS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DBS. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Maret 2015

DBS-NUS Gelar Social Venture Challenge Asia 2015

JAKARTA, - Memasuki tahun keduanya, DBS-NUS Social Venture Challenge (SVC Asia) menawarkan modal senilai SGD 150.000 atau sekitar Rp1,4 miliar kepada pemenang kompetisi tersebut.

Sebagaimana informasi yang diterima melalui email menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama NUS Enterprise dan DBS Foundation yang bertujuan untuk mencari dan mendukung lahirnya para wirausaha sosial, serta untuk membangun kesadaran masyarakat atas kewirausahaan sosial di Asia

Dimana melalui SVC Asia 2015, para pemula kewirausahaan sosial di seluruh Asia akan dapat mengakses portal regional dengan informasi yang sangat lengkap terkait wirausaha sosial. 

Mereka dapat mengaksesnya selama lima bulan untuk mempelajari bagaimana cara mengembangkan ide-ide untuk menjadi sebuah wirausaha sosial yang terukur dan berkelanjutan.

Selain melalui portal online, nantinya para peserta dari berbagai negara dapat mengikuti sejumlah pelatihan dan kegiatan networking yang diselenggarakan SVC Asia dan jaringan komunitas lokal dari para mitra kegiatan ini.

Melalui kegiatan-kegiatan ini, mereka dapat bertemu dan bekerja sama dengan rekan-rekan yang memiliki minat yang sama. Mereka juga akan mendapat saran dan pendampingan dari para wirausahawan sosial yang berpengalaman, investor, dan para pakar di industri.

SVC Asia juga akan mengadakan sejumlah pelatihan publik untuk meningkatkan kesadaran tentang kewirausahaan sosial dan menggerakkan dukungan untuk wirausaha-wirausaha sosial.

Terkait dengan kegiatan ini, Karen Ngui selaku Head of DBS Group Strategic Marketing & Communication mengatakan bahwa tahun ini dalam rangka memperingati ulangtahun Singapura ke-50 pihaknya menaikkan jumlah hadiah dan berharap tahun ini akan membangkitkan individu dengan jiwa sosial yang tinggi.

“Tahun ini, untuk memperingati ulang tahun Singapura yang ke-50, kami meningkatkan hadiah untuk pemenang DBS-NUS Social Venture Challenge Asia menjadi SGD150.000. Untuk tiga besar masing-masing akan menerima SGD100.000 (sekitar Rp940 juta), SGD 30.000 (sekitar Rp280 juta), dan SGD 20.000 (sekitar Rp185 juta). Total uang sebesar SGD150.000 ini akan diberikan dalam bentuk modal. Jumlah tersebut adalah yang terbesar untuk kompetisi-kompetisi dengan model serupa di Asia. Kami percaya bahwa wirausaha-wirausaha sosial dapat mendorong perubahan sosial di masyarakat menjadi lebih baik. Kami berharap tahun ini SVC Asia akan membangkitkan individu-individu dengan jiwa sosial yang tinggi, menyalakan percikan semangat kewirausahaan dan inovasi,” ujarnya.

Sementara itu menurut Profesor Wong Poh Kam selaku Direktur NUS Entrepreneurship Center mengatakan saat pertama kali diluncurkan pihaknya menerima banyak sekali ide inspiratif yang bisa membantu ke masa depan dengan sektor penting serta membangun kapasitas wirausahawan dengan partner sosial yang dimiliki insitutinya

“Di tahun pertama penyelenggaraan, kami menerima banyak ide inspiratif yang bisa membantu menentukan arah masa depan sektor-sektor penting; seperti kesehatan, lingkungan, dan pendidikan. SVC Asia adalah wadah utama untuk membangun kapasitas  wirausahawan lokal di seluruh Asia, untuk mendukung bisnis sosial mereka. Seluruh finalis akan dihubungkan dengan partner-partner sosial kami untuk mendapatkan dukungan pasca kompetisi, seperti pendampingan, inkubasi, hingga pertemuan dengan investor atau sumber pendanaan lain,” ucapnya

Sementara itu PT Bank DBS Indonesia sebagai bagian dari event ini menurut Mona Monika selaku Head of Group Strategic Marketing and Communication mengatakan pihaknya dapat menarik minat lebih banyak partisipan dari negeri ini untuk berkompetisi

“DBS berperan aktif untuk mendukung perkembangan kewirausahaan sosial di Indonesia. Sejumlah aktivitas yang berfokus pada peningkatan pemahaman masyarakat akan kewirausahaan sosial sudah kami lakukan sejak 2013,”ucapnya.

Sementara itu, Alfatih Timur, pendiri KitaBisa.com salah satu wirausaha sosial Indonesia yang menjadi finalis menceritakan bahwa ketika di acara tersebut pihaknya dipasangkan dengan pendamping berpengalaman dengan mengarahkan usaha dengan memperkuat serta memperbaiki model ini.

Menurutnya pengalaman ini sangat penting karena membantu sejak awal mengenai apa yang dilakukan demi memastikan bisnis yang berkelanjutan

“Di bootcamp ini, kami dipasangkan dengan pendamping yang sangat berpengalaman. Dia mengarahkan kami dengan memperkuat dan memperbaiki model bisnis. Pengalaman ini sangat penting karena membantu sejak awal mengenai apa yang kami perlu lakukan demi memastikan bisnis yang berkelanjutan,”ucapnya.

Alfati juga menambahkan hasil dari event ini pihaknya berhasil meningkatkan jumlah peserta dan anggota dari usaha onlinenya serta membantu merealisasikan lebih banyak program sosial.

“Sebagai hasilnya, sekarang kami berhasil meningkatkan jumlah peserta dan anggota dari KitaBisa.com dan membantu merealisasikan lebih banyak program-program sosial. Saya sangat menyarankan agar para wirausahawan sosial dan siapa pun yang tertarik dengan bisnis sosial untuk berpartisipasi di dalam DBS-NUS SVC Asia. Gunakan kesempatan ini untuk belajar cara menciptakan bisnis sosial yang berkelanjutan,” ucapnya.

Sebagai informasi, pemenang dari SVC Asia akan menerima bantuan modal demi memulai wirausaha sosialnya. Pendaftaran akan ditutup 25 Maret 2015 dan ke-25 tim semifinalis terpilih akan diberangkatkan ke Singapura pada awal Juni untuk pelatihan dan kompetisi, yang juga akan ditutup dengan malam penganugerahan pemenang

Tahun ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan SVC Asia. Inilah daftar pemenang tahun lalu yang berhasil mencetak prestasi:

Zaya Learning Labs (Pemenang Utama 2014) menerima modal usaha dari Pearson Affordable Learning Fund dan seorang investor yang dermawan.

Sepanjang tahun lalu, Zaya Learning Labs telah meningkatkan eksistensinya di tiga kota di India, berhasil menjangkau lebih dari 20 sekolah dan 2.500 pelajar.

Zaya Learning Labs didirikan pada 2013, membangun solusi teknologi pendidikan bagi sekolah-sekolah kurang mampu di India.

Mereka berencana menggunakan investasi dan kerjasama barunya dengan Pearson (perusahaan di bidang edukasi terbesar di dunia) untuk dapat menjangkau lebih banyak pelajar di kalangan menengah ke bawah.

Bodhi Health Education (Pemenang kedua tahun 2014) menerima bantuan pendanaan sebesar USD 50.000 dari Centre for Innovation Incubation and Entrepreneurship and Village Capital, setelah menyelesaikan program akseleratornya selama empat bulan, yang disebut Last Mile Startup.

Bodhi Health Education menyediakan edukasi medis bagi garda depan pekerja kesehatan yang melayani masyarakat kelas bawah di India. Pendanaan ini akan membantu Bodhi Health Education meningkatkan standar kehidupan masyarakat pinggiran.

Local Alike (Pemenang ketiga tahun 2014) memenangkan kontes start-up AIS di Thailand pada kategori Bisnis Sosial, mengalahkan sekitar 200 tim partisipan lainnya.

Local Alike mendukung wisata berbasis komunitas dan telah bekerjasama dengan AIS (perusahaan telekomunikasi ternama Thailand) untuk memasang jaringan internet di berbagai komunitas pedesaan di Thailand.

Mereka saat ini telah bekerja dengan 15 komunitas, dan dengan investasi tahap pertama dari ChangeVenture, mereka berencana untuk memperluas bisnis ke 14 komunitas lainnya di tujuh negara di Asia Tenggara.

Sementara itu, DBS Foundation sendiri adalah satu-satunya yayasan milik perusahaan di Asia yang fokus mengembangkan kewirausahaan sosial.

DBS Foundation bekerja dengan wirausaha sosial dan pebisnisnya di Singapura, India, Indonesia, Cina, Taiwan, dan Hong Kong dengan berbagai program, mulai dari pelatihan dasar hingga lokakarya untuk meningkatkan inkubasi bisnis, dukungan pendanaan program, pengembangan forum-forum untuk berbagi pengetahuan, juga pendampingan dari senior manajemen perusahaan.

DBS Foundation adalah niat baik Bank DBS untuk menghadirkan dampak yang lebih baik dalam menjawab kebutuhan sosial yang terus berkembang di Asia.

Sementara itu, National University of Singapore (NUS) adalah universitas berskala global yang berpusat di Asia.

NUS adalah universitas papan atas Singapura yang menawarkan pendekatan edukasi dan riset bertaraf global, dengan fokus pada perspektif dan pemahaman mendalam terkait Asia.

NUS sendiri memiliki 16 fakultas dan sekolah yang berlokasi di tiga kampus. Pendekatan dalam pendidikannya tergolong transformatif, menawarkan kurikulum yang luas dengan menekankan pada mata kuliah multidisipliner dan pengayaan melalui pembelajaran lintas fakultas.

Lebih dari 37.000 mahasiswa dari 100 negara belajar di NUS, membuat komunitas di kampus ini menjadi kaya akan keragaman perspektif sosial dan budaya.

NUS memiliki tiga pusat penelitian Research Centres of Excellence (RCE) dan 26 institut serta pusat penelitian berskala nasional.

Segala aktivitas penelitian di sana bersifat strategis dan kuat. NUS dikenal luas dalam keahliannya pada riset terkait teknik mesin, ilmu hayati dan biomedis, social 4 sciences dan natural sciences. 

Kampus ini juga konsisten menciptakan lingkungan yang suportif dan infovatif untuk mendukung bisnis yang kreatif di tengah masyarakat.

Sedangkan NUS Enterprise adalah kelompok dalam skala universitas yang menawarkan dimensi bisnis kepada pengajaran dan penelitian di NUS yang melibatkan mahasiswa, staf, dan alumni. 

Fungsi wadah wirausaha ini adalah untuk melengkapi fungsi akademis dari universitas tersebut.

Dengan demikian, NUS dapat mengembangkan talenta-talenta yang memiliki bakat dalam berbisnis dan sudut pandang global. NUS Enterprise mendorong semangat wirausaha dan inovasi melalui pendidikan yang bersifat percobaan, pendekatan terhadap Industri dan pembangunan kerja sama, serta dukungan kewirausahaan. www.nus.edu.sg/enterprise



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz