BANDUNG, - Sejak dua bulan
lalu, mungkin kita sering melihat logo warna merah dan hijau berbentuk angka 60
di setiap sudut jalan terutama di sepanjang kawasan Jawa barat terutama
Bandung.
![]() |
Istimewa |
Namun apakah ada yang tahu
seseorang dibalik logo yang menarik ini ? ternyata logo tersebut dibuat oleh
dua barudak Bandung yaitu Muhammad Yahya, 40 tahun dan Firman
Mustarik (35) yang mendapatkan kehormatan menjadi bagian dari sejarah
peringatan 60 tahun ajang ini.
Sebagaimana dilansir dari
media setempat, dua pria lulusan Desain Produk Fakultas Seni Rupa dan Desain
(FSRD) ITB ini untuk mencetak logo yang sederhana tapi terkesan cukup satu
malam saja.
Awal pembentukan logo ini
tidak lepas dari sosok Walikota Bandung, Ridwan Kamil yang memberikan tawaran
kepada mereka dengan memberikan nomor kontak kepada Menteri Komunikasi dan
Informasi (Menkominfo) Rudiantara.
“Malam itu Pak Emil (sapa
Ridwan Kamil) telepon kita, minta izin memberikan nomor telepon salah satu dari
kita untuk diberikan ke Pak Rudiantara, enggak berselang lama, malam itu juga
Pak Menteri telepon dan kita diminta untuk membuka logo KAA. Kita langsung
kebut semalam,”ucapnya
Dari hasil kebut semalam
tersebut tercipta iima logo yang kemudian memberikan draft tersebut ke Menteri
Kominfo untuk dipilih.
Dan akhirnya terpilih logo
yang sekarang bisa dinikmati masyarakat sebagai logo resmi Konferensi Asia
Afrika.
Terkait dua warna dalam logo
resmi tersebut, Firman pun memberikan alasan bahwa itu mewakili Asia Afrika
dimana warna merah menjadi simbol negara-negara di Asia, sedangkan hijau
merepresentasikan negara di benua Afrika.
“Warna merah mewakili Asia karena
kebanyakan kultur negara-negara Asia paling banyak keluar warna merah misal
masakannya. Sedangkan warna hijau yang mewakili negara-negara Afrika lebih
kepada earthy yang image board. jadi persepsi umumnya kita ambil begitu,”ucapnya.
Soal royalti dan hak
intelektual yang didapat dari logo KAA, mereka berdua mengaku tidak menerima
sepeser uang pun atas karya sederhana dan kreatif ini dan murni sebagai
pengabdian kepada bangsa.
“Kami persembahkan untuk
bangsa, tidak memikirkan bayarannya. Sudah bisa dipakai pun Alhamdulillah
karena karya kita sudah menjadi bagian dari sejarah KAA,”ucapnya
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/catatanLorcasz