Senin, 27 April 2015

Komunitas ASEAN 2015 Harus Dapat Dirasakan Rakyat

KUALA LUMPUR, - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menekankan bahwa komunitas ASEAN 2015 harus merupakan kenyataan yang dapat dirasakan rakyat dan tidak saja di atas kertas.

Hal tersebut ditekankan Menlu Retno dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN pada 26 April 2015, di Kuala Lumpur, Malaysia.

Sebagaimana informasi yang diberikan dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI melalui email menjelaskan  Menlu Retno juga menyampaikan bahwa kepemimpinan dan sentralitas ASEAN di kawasan harus terus dikedapankan.

Dalam menghadapi berbagai tantangan kawasan, ASEAN harus menunjukan kepemimpinan dan sentralitasnya dalam mencari solusi dan penyelesaiannya.

Hal ini menurut Menlu Retno dapat dilakukan melalui berbagai mekanisme ASEAN yang ada.

Selain itu, kerja sama ASEAN juga harus ditingkatkan dalam berbagai isu prioritas, diantaranya meningkatkan kerja sama dalam bidang maritim, termasuk konektivitas maritim, pemberantasan IUU fishing, serta kerja sama pemberian Humanitarian Assistance and Disaster Relief.

Para Menteri ASEAN mendukung proposal Indonesia dan Singapura untuk merampingkan pertemuan-pertemuan ASEAN. Tujuan perampingan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pertemuan-pertemuan ASEAN. Sedangkan terkait rencana pembentukan satu zona waktu bagi semua ibu kota ASEAN, usulan tersebut masih perlu untuk dikaji lebih lanjut.

Dalam pembahasan mengenai komunitas politik dan keamanan ASEAN, Menlu Retno menyampaikan pentingnya ASEAN mempercepat penyelesaian sengketa perbatasan wilayah darat dan laut guna menjaga stabilitas di kawasan.

Selain itu, juga ditekankan bahwa situasi di Laut Tiongkok Selatan perlu untuk terus dikelola dengan baik.

Dalam kaitan ini para Menteri ASEAN mendorong agar semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan ketegangan, serta mengimplementasikan Declaration on the Conduct of Parties (DOC) secara penuh dan efektif serta segera menyelesaikan Code of Conduct (COC) di Laut Tiongkok Selatan.

Terkait dengan perlindungan pekerja migran, Menlu Retno terus mendorong pentingnya dibuat suatu instrumen hukum ASEAN.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perlindungan buruh migran dan keluarganya, sesuai mandat dari Deklarasi ASEAN untuk Perlindungan dan Pemajuan Hak-Hak Pekerja Migran.

Ditekankan pula pentingnya peningkatan kerja sama bantuan kekonsuleran di Negara ketiga dalam situasi krisis bagi warga negara anggota ASEAN.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz