Jumat, 24 April 2015

RI Desak PBB Perkuat Sinergi Dalam Perangi Ekstremisme

NEW YORK, -  Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperkuat peranannya dalam memerangi ekstremisme yang semakin hari semakin memprihatinkan.

Hal ini disampaikan Dubes Muhammad Anshor, Kuasa Usaha Sementera PTRI New York dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB (DK-PBB) tentang Peran Pemuda dalam Menangkal Ekstremisme dan Mewujudkan Perdamaian di New York,

“Ekstremisme semakin dirasakan dampaknya di seluruh dunia. Dengan demikian, memerangi ekstremisme merupakan tanggung jawab bersama, baik negara maupun PBB“, ucap Dubes Anshor.

Sebagaimana informasi yang diterima dari Anindityo Adi Primasto melalui email menjelaskan bahwa  debat terbuka tersebut diselenggarakan untuk menanggapi tingginya keterlibatan generasi muda dalam kegiatan-kegiatan ekstrem, termasuk dalam kelompok teroris seperti Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).

Melalui debat terbuka, negara-negara diharapkan dapat belajar dari upaya negara lain dalam mencegah penyebaran paham ekstrem di kalangan generasi muda.

Terkait maksud tersebut, Dubes Anshor menekankan bahwa generasi muda, yang jumlahnya sangat besar,  berperan penting dalam melawan ekstremisme.

“Negara perlu memperkuat keterlibatan generasi muda dalam menyebarluaskan pesan toleransi dan saling menghargai, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global,”ucapnya

Agar semua upaya itu mencapai tujuan, Dubes Anshor menggarisbawahi perlunya PBB untuk memastikan keselarasan upayanya dengan upaya negara.

Dalam kerangka ini, DK antara lain didesak untuk mengintensifkan upaya-upaya penyelesaian konflik dan penciptaan perdamaian karena kelompok-kelompok teroris telah terbukti sering mengeksploitasi konflik-konflik yang berkepanjangan untuk menyebarluaskan ekstremisme dan merekrut anggota baru di antara generasi muda.

“DK harus menjadi bagian dari upaya sistematik PBB dalam melawan ekstremisme. Aktivitas DK juga harus sejalan dengan aktivitas badan-badan PBB yang menangani isu pembangunan. Ini karena upaya melawan ekstremisme harus dapat mengatasi akar masalahnya, termasuk masalah kesenjangan, diskriminasi, atau marginalisasi. Dengan demikian, diperlukan program pembangunan yang bersifat inklusif, di mana semua komponen masyarakat dapat terlibat dan meraih manfaat, khususnya di negara yang baru keluar dari konflik”, ucapnya



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/catatanLorcasz