ODESSA,
- Dwiki Dharmawan (42) musisi jazz
kontemporer Indonesia berhasil memukau lebih dari 1200 penonton yang hadir
dalam acara “UNESCO International Day of Jazz” yang diselenggarakan pada hari
Minggu (26/4) waktu setempat.
Sebagaimana
informasi yang diberikan Agus Prasetyo, Staff Pensosbud KBRI Kyiv melalui email
menjelaskan bahwa acara ini berlangsung digedung Theater of Musical Comedy,
Odessa, Ukraina.
Dok KBRI Kyiv |
Fesival
Jazz tahunan yang pada kesempatan tersebut khusus diselenggarakan untuk
memperingati hari jazz internasional diinisiasi oleh Master Jam Festival Odessa
yang bekerjasama dengan KBRI Kyiv, KBRI Warsawa, KBRI Bratislava dan Garuda
Indonesia Airlines sebagai sponsor pada rangkaian tur Dwiki Dharmawan di Eropa
tengah dan timur.
Kali
ini, Dwiki Dharmawan secara khusus diundang sebagai special guest untuk
memperkenalkan musik jazz dengan nuansa Indonesia kepada kalangan musisi jazz
internasional yang turut hadir dalam acara tersebut.
Pada
malam tersebut, Dwiki Dharmawan berkolaborasi dengan dengan 3 musisi jazz asal
Polandia yaitu: Adam Golicki (Drums),
Piotr Chechki (Saxophone), dan Pawel Urwoski (Ac. Bass, Bass Guitar).
Selama
35 menit, tangan-tangan trampil mereka dengan apik memainkan beberapa komposisi
musik yang telah disiapkan sebelumnya oleh Dwiki Dharmawan, yaitu: Clarissa,
Arafura, Numfor sebagaimana terdapat album terbarunya yang bertajuk “Passion,
Love, Live”.
Selain
lagu-lagu tersebut, pendiri dan pemilik Sekolah Musik Farabi tersebut juga
membawakan lagu-lagu daerah Indonesia yang diaransemen ulang seperti: Janger,
Cik Cik Periuk dan Paris Berantai.
Karya
pertama, Janger, semakin otentik dan unik dengan hadirnya gamelan bali yang
dimainkan langsung oleh Agus Prasetyo, seorang pangrawit sekaligus guru gamelan
dan angklung di KBRI Kyiv.
Karya
janger dalam konser jazz tersebut tersebut menjadi unik karena lazimnya musik
jazz selalu identik dengan penggunaan alat-alat musik “barat”, namun kali alat
musik etnik mencoba menjadi bagian dari musik jazz tersebut.
Dwiki
sengaja mengggunakan idiom etnisitas Indonesia kedalam musik jazz-nya untuk
menunjukan kepada masyarakat jazz internasioanl bahwa Indonesia kaya akan
kearifan lokal yang khas yang dapat memperkaya khasanah musik jazz dunia.
Dok KBRI Kyiv |
Dalam
acara tersebut, turut hadir Duta Besar RI Kyiv, Niniek Kun Naryatie, Pejabat
Pemerintah Kota Odessa serta perwakilan negara-negara asing yang berada di
Odessa.
Dalam
sambutannya, Duta Besar RI Kyiv menyampaikan ucapan selamat kepada Master Jam Festival
karena telah berhasil menyelenggarakan acara yang sangat besar yaitu UNESCO
International Day of Jazz.
Diharapkan
acara ini juga dapat meningkatkan kerjasama di bidang budaya antara khususnya
musik antara Indonesia dan Ukraina.
Duta
Besar RI Kyiv berharap agar nantinya musisi-musisi jazz terbaik Odessa juga
dapat berkunjung ke Odessa untuk berpartisipasi pada acara serupa.
Secara
terpisah, Duta Besar RI Kyiv menyampaikan bahwa keikutsertaan Indonesia pada
festival Jazz di Odessa tersebut bukanlah yang pertama kalinya.
Sebelumnya,
pada Juni 2013, pianis cilik asal Indonesia, Joy Alexader Sila (12) hadir
sebagai peserta dalam Contest of Jazz Improvisation Skill dan pada saat itu,
Joy yang masih berumur 10 tahun berhasil
memenangkan Grand Prix 1st Contest of Jazz Improvisation Skill mengalahkan 43
musisi jazz dari 15 negara lainnya.
Sebagai
informasi, International Day of Jazz UNESCO yang diselenggarakan di Odessa
(26/4/2015) pernah diadakan sebelumnya pada tahun 2011 di kota yang sama.
Kota
Odessa menjadi salah satu dari 196 negara yang menyelenggarakan International
Day of Jazz yang didukung oleh Harbie Hancock, seorang musisi jazz kenamaan
sekaligus UNESCO Goodwill Ambassador.
International
Day of Jazz yang diperingati setiap tanggal 30 April tersebut diinisiasi oleh
UNESCO dengan harapan agar setiap negara di dunia bisa mengambil waktu untuk
menikmati jazz.
Walau
kita ketahui bersama bahwa selama satu tahun terakhir Ukraina telah dilanda
konflik berkepanjangan.
Konflik
tersebut telah memecah kesatuan dan persatuan masyarakat Ukraina bahkan
menyebabkan satu juta warganya terpaksa mengungsi.
Melalui
diplomasi musik ini, inisiator acara ingin menyerukan perdamaian di seluruh
penjuru dunia. Oleh karena itu, secara terpisah, Duta Besar RI Kyiv menyatakan
bahwa tema “Jazz Unites Us” yang diangkat pada acara tersebut sangat cocok
untuk membawa pesan perdamaian dengan harapan konser tersebut dapat menyatukan
masyarakat Ukraina pada khususnya dan masyarakat internasional pada umumnya.
Kontak
Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz