Kamis, 16 April 2015

Kedekatan Sejarah dan Ekonomi bagi Indonesia-Madagaskar

JAKARTA, - Ikatan sejarah antara Indonesia dan Madagaskar hingga sampai kapanpun tidak bisa terpisahkan bahkan lewat ikatan inilah bisa ditransformasikan menjadi kerja sama ekonomi yang menguntungkan bagi kedua negara.

Hal inilah disampaikan Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Drs Lasro Simbolon, M.A dalam acara Roundtable Discussion (RTD) dengan tajuk Enhancing Bilateral Relation between Indonesia and Madagascar, 15 April 2015, di Hotel Grand Sahid Jakarta

“Ikatan sejarah yang panjang antara Indonesia dengan Madagaskar sudah saatnya ditransformasikan menjadi kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan”, demikian ditegaskan Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Drs. Lasro Simbolon, M.A dalam acara Roundtable Discussion (RTD) bertema Enhancing Bilateral Relation between Indonesia and Madagascar, 15 April 2015, di Hotel Grand Sahid Jakarta.

Sebagaimana informasi yang diterima dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI melalui email menjelaskan bahwa RTD diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI c.q. Direktorat Afrika, bekerjasama dengan Bimasena Mines and Energy Society dalam rangka kunjungan delegasi Center of Diplomatic and Strategic Studies (CDSS) Madagaskar ke Indonesia, 14-22 April 2015.

CDSS merupakan pusat studi kepemimpinan dan strategis di Madagaskar yang bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan melalui peningkatan kapasitas nasional di segala bidang.

Delegasi CDSS terdiri dari pejabat sipil dan militer serta wakil BUMN maupun swasta Madagaskar, dan diketuai oleh Dirjen CDSS Kawasan Samudera Hindia, Solofo Rosoarahona.

Delegasi CDSS selama di Indonesia juga akan melakukan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Lemhanas, ASEAN Secretariat, Gubernur DI Yogyakarta, serta berkunjung ke Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta.

Dalam kesempatan RTD tersebut, Direktur Lasro secara khusus menyampaikan harapannya kepada Ketua Delegasi CDSS untuk dapat meyakinkan Pemerintah Madagaskar agar segera membuka Kedutaan Besar Madagaskar di Jakarta.

Direktur Lasro menambahkan bahwa membuka kedutaan di Jakarta secara tidak langsung berarti membuka perwakilan di sepuluh negara anggota ASEAN, mengingat Jakarta juga merupakan pusat Sekretariat ASEAN.

Ketua Delegasi CDSS dalam sambutannya menyatakan alasan memilih Indonesia sebagai tujuan kunjungan pada tahun ini adalah karena pertimbangan kekuatan ekonominya yang besar.

Sementara itu, tiga wakil dari Delegasi CDSS juga berkesempatan menyampaikan paparan mengenai tema kekayaan dan keanekaragaman hayati Madagaskar, isu pertahanan-keamanan domestik dan peluang kerja sama Indonesia-Madagaskar di sektor tersebut, serta  diplomasi Madagaskar.

Selain 60 anggota delegasi CDSS, hadir pada RTD antara lain perwakilan dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemprov DKI Jakarta, Lembaga Administrasi Negara, serta sejumlah pelaku usaha pertambangan dan energi yang tergabung dalam Bimasena Society. 

Direktur Afrika bersama Ketua Komite Afrika KADIN dan wakil Direktorat Perdagangan Bilateral Kemendag menjadi narasumber dalam RTD tersebut.

RTD berlangsung cukup baik dan memberi pemahaman lebih luas mengenai hubungan serta potensi peningkatan kerja sama Indonesia-Madagaskar di masa mendatang.

Sebagaimana dimaklumi, secara historis hubungan Indonesia-Madagaskar diyakini telah berlangsung sejak abad ke-5 Masehi pada saat bangsa Polinesia  yang menjadi bagian Nusantara bermigrasi ke Madagaskar.

Menurut sebuah penelitian, mereka ini kemudian menjadi nenek moyang suku terbesar di Madagaskar, yakni Imerina.

Selain itu, total perdagangan RI-Madagaskar pada tahun 2014 baru mencapai USD 64 juta, namun memperlihatkan tren peningkatan di awal tahun 2015.

Komoditas ekspor Indonesia yang banyak masuk ke Madagaskar antara lain CPO, makanan, consumer goods, peralatan rumah tangga, elektronik dan sparepart kendaraan


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz