JAKARTA, - Ikatan sejarah
antara Indonesia dan Madagaskar hingga sampai kapanpun tidak bisa terpisahkan
bahkan lewat ikatan inilah bisa ditransformasikan menjadi kerja sama ekonomi
yang menguntungkan bagi kedua negara.
Hal inilah disampaikan
Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Drs Lasro Simbolon, M.A dalam acara
Roundtable Discussion (RTD) dengan tajuk Enhancing Bilateral Relation between
Indonesia and Madagascar, 15 April 2015, di Hotel Grand Sahid Jakarta
“Ikatan sejarah yang panjang
antara Indonesia dengan Madagaskar sudah saatnya ditransformasikan menjadi
kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan”, demikian ditegaskan Direktur
Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Drs. Lasro Simbolon, M.A dalam acara
Roundtable Discussion (RTD) bertema Enhancing Bilateral Relation between
Indonesia and Madagascar, 15 April 2015, di Hotel Grand Sahid Jakarta.
Sebagaimana informasi yang
diterima dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI melalui email menjelaskan
bahwa RTD diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI c.q. Direktorat
Afrika, bekerjasama dengan Bimasena Mines and Energy Society dalam rangka
kunjungan delegasi Center of Diplomatic and Strategic Studies (CDSS) Madagaskar
ke Indonesia, 14-22 April 2015.
CDSS merupakan pusat studi
kepemimpinan dan strategis di Madagaskar yang bertujuan untuk memberikan
kontribusi bagi pembangunan melalui peningkatan kapasitas nasional di segala
bidang.
Delegasi CDSS terdiri dari
pejabat sipil dan militer serta wakil BUMN maupun swasta Madagaskar, dan
diketuai oleh Dirjen CDSS Kawasan Samudera Hindia, Solofo Rosoarahona.
Delegasi CDSS selama di
Indonesia juga akan melakukan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta, Gubernur
Lemhanas, ASEAN Secretariat, Gubernur DI Yogyakarta, serta berkunjung ke
Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta.
Dalam kesempatan RTD
tersebut, Direktur Lasro secara khusus menyampaikan harapannya kepada Ketua
Delegasi CDSS untuk dapat meyakinkan Pemerintah Madagaskar agar segera membuka
Kedutaan Besar Madagaskar di Jakarta.
Direktur Lasro menambahkan
bahwa membuka kedutaan di Jakarta secara tidak langsung berarti membuka
perwakilan di sepuluh negara anggota ASEAN, mengingat Jakarta juga merupakan
pusat Sekretariat ASEAN.
Ketua Delegasi CDSS dalam
sambutannya menyatakan alasan memilih Indonesia sebagai tujuan kunjungan pada
tahun ini adalah karena pertimbangan kekuatan ekonominya yang besar.
Sementara itu, tiga wakil
dari Delegasi CDSS juga berkesempatan menyampaikan paparan mengenai tema
kekayaan dan keanekaragaman hayati Madagaskar, isu pertahanan-keamanan domestik
dan peluang kerja sama Indonesia-Madagaskar di sektor tersebut, serta diplomasi Madagaskar.
Selain 60 anggota delegasi
CDSS, hadir pada RTD antara lain perwakilan dari Kementerian Pertanian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemprov DKI
Jakarta, Lembaga Administrasi Negara, serta sejumlah pelaku usaha pertambangan
dan energi yang tergabung dalam Bimasena Society.
Direktur Afrika bersama
Ketua Komite Afrika KADIN dan wakil Direktorat Perdagangan Bilateral Kemendag menjadi
narasumber dalam RTD tersebut.
RTD berlangsung cukup baik
dan memberi pemahaman lebih luas mengenai hubungan serta potensi peningkatan
kerja sama Indonesia-Madagaskar di masa mendatang.
Sebagaimana dimaklumi,
secara historis hubungan Indonesia-Madagaskar diyakini telah berlangsung sejak
abad ke-5 Masehi pada saat bangsa Polinesia
yang menjadi bagian Nusantara bermigrasi ke Madagaskar.
Menurut sebuah penelitian,
mereka ini kemudian menjadi nenek moyang suku terbesar di Madagaskar, yakni
Imerina.
Selain itu, total
perdagangan RI-Madagaskar pada tahun 2014 baru mencapai USD 64 juta, namun
memperlihatkan tren peningkatan di awal tahun 2015.
Komoditas ekspor Indonesia
yang banyak masuk ke Madagaskar antara lain CPO, makanan, consumer goods,
peralatan rumah tangga, elektronik dan sparepart kendaraan
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz