JAKARTA, - Walau kondisi
Asia Afrika saat ini sudah maju bila dibandingkan dengan pada awal
penyelenggaraannya namun masih bisa kenang sampai kapanpun termasuk dalam hal
Bandung Spiritnya.
Hal ini disampaikan Duta
Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Palestina untuk Indonesia Farid Mehdawi
ketika berbicara dalam sebuah diskusi bertajuk Strrengthening of South-South
Cooperation di Jakarta.
“Kita harus ingat 1955 saat
itu perang dunia tengah memuncak. negara seperti Mesir harus mengatasi pengaruh
dari Inggris, Perancis dan Inggris. Sebenarnya di masa Bandung Sprit yang
membicarakan damai, persamaan hak, keadilan ini yang ditekankan oleh para
pendiri KAA,”ucapnya.
Dalam diskusi yang juga
disiarkan ke seluruh Indonesia oleh Radio Rakyat Indonesia (RRI) ini Dubes
Mehdawi mengatakan bahwa dampak positif dari kegiatan KAA ini adalah sektor
ekonomi dimana sekarang semua orang berlomba ke asia dimana masa depan dunia
ada di genggaman Asia dan Afrika.
“Liat saja siapa yang
mendapatkan keuntungan dalam sistem ekonomi, semua lari ke asia dan di masa
depan akan mengarah ke Asia dan Afrika. Bank Dunia dan IMP tidak merefleksikan
realitas ini,”ucapnya.
Dalam KAA yang memasuki usia
ke-60, Dubes Mehdawi mengatakan bahwa setiap negara anggota harus bisa berjuang
dalam menyelesaikan masalah dalam negerinya sendiri dimulai dari kesetaraan
ekonomi, pengangguran dan kemiskinan.
“Negara KAA tahu sama lain,
kita harus memperkuat kerjasama, transfer teknologi dan belajar dari pengalaman
lain, kita harus menolak dijadikan kelinci percobaan oleh negara maju. Kita
harus memecahkan permasalahannya,”ucapnya.
Sebagai informasi, Konferensi
Asia Afrika sendiri akan digelar di Jakarta dan Bandung mulai 19 April dan
puncaknya berada di Bandung dengan melakukan napak tilas pada 24 April
mendatang.
Kontak Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz