JAKARTA, - Duta Besar Luar
Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim
Al-Mubarak akhirnya angkat bicara soal beredarnya kemarahan atas apa yang
dilakukan negaranya terhadap warga Indonesia.
Informasi yang beredar dari
Istana ketika sang Dubes bersama koleganya sesama anggota OKI melakukan
pertemuan dengan Presiden RI, Joko Widodo.
Dubes Al-Mubarak mengatakan
bahwa nota protes yang dikirimkan kepada pemerintahnya adalah soal waktu
pelaksanaan bukan eksekusi tersebut.
“Kedutaan Besar Indonesia di
Riyadh sudah sadar akan keputusan pengadilan namun masalahnya bukan terletak
pada pengadilan dan pelaksanaan eksekusi, masalahnya ada pada pemberitahuan
tanggal pelaksanaan eksekusi. Saya harus mengecek apa yang salah dalam hal ini,”ucap
Dubes Al-Mubarak.
Dubes Al Mubarak juga sudah
membicarakan ini dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi dan mengatakan
akan memberitahu dan mencari tahu bagaimana pelaksanaan eksekusi terjadi.
“Saya bersama menteri luar
negeri pagi ini, kami membicarakan soal masalah ini. Saya bilang saya akan
memberi tahu pemerintah dan mencari tahu bagaimana pelaksanaan eksekusi
berlangsung,”ucapnya.
Dubes Saudi juga mengatakan
bahwa jika ada masalah seperti ini terjadi ketika pengadilan menjatuhkan
keputusan hukuman pada seorang warga negara asing maka pihaknya akan secara
langsung memberi tahu kepada kedutaan besar dari negara terkait.
Sebagai informasi, soal
hukuman mati, sejak awal tahun 2015 hingga saat terakhir Siti Zaenab, Saudi
telah menghukum mati 59 orang dimana 35 diantaranya adalah warganya sendiri
serta 15 warga asing.
Hukuman mati diberikan
otoritas Saudi kepada para pelaku tindak pidana pembunuhan, narkoba,
pemerkosaan dan perzinahan.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz