twitter.com/Persipasi_FC |
Lagi-lagi Bekasi kembali
jadi sorotan untuk kesekian kalinya, dimana setelah adanya bully terkait jarak
Bekasi dan Jakarta yang dibuat sedemikian jauh, ditambah adanya provider kartu
telepon (baca:SIM Card) yang lagi menempatkan Bekasi dengan konotasi negative dalam
promosi mereka.
Tapi Bekasi kali ini lebih
kepada kondisi sepakbola yang terjadi saat ini di kota yang dulunya dibilang
tempat (maaf) jin buang anak menjadi Metropolis dengan hamparan mall dan
apartemen bahkan ada mall yang berseri.
Ini berawal dari kicauan
dari akun social media milik klub kebanggaan Kota Bekasi yang mempertanyakan
tindakan pemimpin daerah itu yang “menjual diri” kepada klub asal Bandung agar
nama Bekasi bisa tampil di ajang ISL bahkan menyetujui untuk akusisi !
Akibat dari kicauan ini pun
membuat pecinta sepakbola Kota Bekasi pun beragam namun satu suara untuk
menolak “jual diri” yang dilakukan oleh orang nomor satu di Kota Bekasi ini !
W pun ikut berkomentar dalam
laman twitter klub tersebut, dan menurut w tindakan yang dilakukan oleh
Walikota ini sudah cukup parah bahkan dia tidak pernah belajar sejarah tentang
sebuah klub yang dia ajak untuk bermain di Bekasi.
Kenapa w bilang Walikota ini
tidak pernah belajar sejarah, karena semua tahu klub yang sedang dijajaki oleh
Walikota ini ibarat manusia peradaban yang tidak pernah ada tempat tinggal
(maaf kalau w bisa bilang begitu karena itu fakta !)
Pelita Bandung Raya, itu
nama yang sekarang lantas apakah sang Walikota ini PERNAH DENGAR di kupingnya
nama-nama seperti Pelita Mastrans atau Mastran Bandung Raya yang juara pertama
kali ketika PSSI membentuk Liga pada tahun 1994 ?
Kalau belum tau nama itu
mungkin sang Walikota ini harus memanggil salah satu pemain Persipasi yang
pernah menjadi saksi hidup bahkan lewat MBR meraih titel pemain terbaik ketika
Final Liga Indonesia 1996/97 ketika MBR Takluk dari Persebaya 1-3 yaitu NURALIM
!
MBR memang sudah “RIP” tapi
akar-akar dari klub ini masih ada dan terbukti pada tahun 1997 muncul dengan
nama Pelita Mastran kemudian berganti menjadi Pelita Bakrie pada tahun 1998/98
dengan stadion kebanggan yang mirip San Siro di kawasan Lebak Bulus.
Kemudian pindah ke Solo
dengan nama Pelita Solo di tahun 2000 hingga 2002 dengan “rumah” mereka Stadion
Manahan yang kemudian muncul nama supporter mereka, Pasopati.
Lepas dari Solo, mereka
pindah ke Cilegon dengan menggandeng pabrik baja terbesar di Indonesia dan Asia
Tenggara yang berubah menjadi Pelita Krakatau Steel selama 4 tahun dari 2002.
Karena putus kontrak atau
bagaimana lagi-lagi Pelita harus pindah rumah dan kali ini harus ke Purwakarta dan
berubah menjadi Pelita Jaya Purwakarta selama satu tahun
Lepas tahun 2007 klub ini
pindah rumah lagi di Bandung dan menempati stadion Si Jalak Harupat walau hanya
setahun menetap.
Lepas dari Si Jalak Harupat,
klub ini kembali mengembara dan menemukan rumah barunya yaitu di Stadion Singaperbangsa,
Karawang cukup lama mereka menetap hingga tahun 2012.
Mulai 2012 klub ini
melakukan merger dengan klub yang tadi w bilang di atas dan kembali ke Bandung
menempati kembali rumah mereka Si Jalak Harupat.
Kalau boleh menganalogikan Klub
tersebut sebagai sosok pria yang ga jelas kehidupan dan berganti-ganti rumah ganti
pasangan (maksudnya Cerai-Kawin-Cerai) serta identitas sementara klub kebanggaan
Kota Bekasi itu perempuan bak perawan kinclong trus tiba-tiba nich pria mau
ngelamar ntu perempuan, sudi ndak ntu keluarga perempuan ?!
Itulah yang harus
dipertanyakan kepada Walikota kok bisa-bisanya menawarkan diri kepada pihak
yang asal-asulnya ndak jelas HANYA DEMI nama daerah kerjanya bisa terpampang di setiap papan skor Stadion
di seluruh Indonesia, HANYA DEMI nama daerah bisa terpampang di setiap halaman rubric
olahraga setiap media baik cetak maupun online di seluruh Indonesia !
W sebagai warga Bekasi
melihat ide cerdas tapi tidak baca sejarah ini soal penggabungan nama klub
karena punya stadion tapi klubnya ndak diurusin menolak keras ide tersebut !
sekali lagi menolak !
Kenapa w menolak akusisi
klub tersebut ? pertama sejarah klub ini yang w sebutin di atas tidak bisa
dianggap serius ! ini harus diperhatikan seksama oleh semua pihak !
Yang kedua, fungsi stadion
Patriot sendiri yang sekarang megah dan keren ini juga harus dipertanyakan
tujuan awal dari Pemkot ini membangun seperti sekarang utk apa ? apakah sebagai
Rumah bagi Persipasi dengan menyewa atau memang Pemkot “balik modal” stadion
ini dengan cara sewa-menyewa layaknya gedung pertemuan nikahan ?!
Ketiga, bagaimana nasib dari
pemain, Official dan karyawan Persipasi kalau di merger ? pemain dalam satu
klub saja dibatasi apalagi disatukan jelang musim liga dan menyatukan satu visi
antara pemain Bandung dan Bekasi dalam berlatih atau bertanding !
Perusahaan aja di merger
pasti ada PHK, apalagi klub kalau di-PHK siapa yang menanggung bayar gaji
mereka, sementara Persipasi aja udah berapa bulan tidak digaji, dibayarin
PemKot Bekasi ? kalau dibayarin PemKot berarti melanggar peraturan Mendagri
donk yang melarang dana APBN-D digunakan untuk sepakbola !
Apakah itu semua SUDAH DIPIKIRKAN
oleh Walikota ?
Kalau memang untuk warga
Bekasi yang juga Persipasi walau dengan sistem sewa dan bagi hasil tentunya
bisa dipakai donk sebagaimana fungsi stadion tapi kenapa sampai detik ini ntu
stadion masih digembok dan Persipasi harus ngungsi ke Stadion Persikabo, Bogor
?
Yang ketiga, DIMANA KEBANGAAN
pribadi dari seorang Rahmat Effendi yang KATANYA warga ASELI Bekasi dan bisa
duduk manis sebagai Walikota dengan lenggang kangkung pada periode pertama dari
Wakil Walikota kemudian naik jadi Plt terus hingga sekarang menjadi Walikota
DIMANA KEBANGGAANnya ?!
Ato mungkin BANGGAnya adalah
wilayah kerjanya penuh dengan mall sampai ada mall berseri, apartemen, walau
jalan sekitar akses itu seperti depan Superindo-LIA Galaxy hingga Universitas
Gunadarma tergenang baik hujan maupun panas terik !
Atau BANGGA bisa
marah-marah, naik pitam ketika provider kartu ponsel menyindir biaya liburan ke
Aussie lebih murah daripada ke Bekasi ?
Atau BANGGA BISA PUNYA SIM
B1 dan kendarai truk sampah dari DKI ke Bekasi walau truk itu HIBAH / SUMBANGAN,
bangga ?
Tapi kenapa tidak bangga
dengan sepakbola Bekasi pak ? kenapa ?!
Bukan membanding-bandingkan
tetapi setiap kepala daerah mulai dari Gubernur hingga Bupati pasti kalau
ditanya soal olahraga soal sepakbola pasti akan membanggakan klub sepakbola
mereka apalagi ada di daerahnya misal Walikota Bandung yang rela (maaf)
telanjang dada bersama bobotoh di Palembang ketika dilarang masuk untuk nonton
semifinal, atau Ahok yang akan membeli saham Persija lewat BUMD !
Seharusnya Walikota dan
jajarannya harus mendengar aspirasi dari rakyat terutama pecinta sepakbola
Bekasi, PASANG KUPING BAE-BAE, minta saran mereka bagaimana sepakbola Bekasi
harus selaras-seimbang dengan stadion yang sudah bagus termasuk soal penggajian
para pemain, official dan karyawan klub yang nota bene mereka punya keluarga,
anak-isteri mungkin jadi tulang punggung keluarga dan orangtua dikampung serta
kehidupan mereka. Bukannya malah (maaf) melacurkan diri untuk menjadikan
wilayah kerjanya sebagai rumah dari tim yang sejarah tempat tinggalnya tidak
jelas !
W sebagai warga Bekasi sejak
tahun 1984 dan pecinta bola cuma mo bilang Kota Bekasi itu identic dengan
Persipasi dan Persipasi identic dengan Kota Bekasi dan itu HARGA MATI sama
halnya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang juga HARGA MATI !
Silakan anda merenung Pak
Walikota Bekasi, jabatan anda sekarang akan berakhir, buatlah nama anda menjadi
indah dalam sejarah Kota Bekasi dan diingat selalu oleh warga.
Dan terserah admin twitter
akun anda mau blok akun w sebagaimana yang dilakukan pada admin twitter Wakil
Walikota dan Admin Twitter Pemkot Bekasi !
Persipasi = Kota Bekasi =
Persipasi = HARGA MATI !