Rabu, 11 Februari 2015

Blog : Pahlawan (Kesiangan) dari Bekasi

twitter.com/Persipasi_FC
Lagi-lagi Bekasi kembali jadi sorotan untuk kesekian kalinya, dimana setelah adanya bully terkait jarak Bekasi dan Jakarta yang dibuat sedemikian jauh, ditambah adanya provider kartu telepon (baca:SIM Card) yang lagi menempatkan Bekasi dengan konotasi negative dalam promosi mereka.

Tapi Bekasi kali ini lebih kepada kondisi sepakbola yang terjadi saat ini di kota yang dulunya dibilang tempat (maaf) jin buang anak menjadi Metropolis dengan hamparan mall dan apartemen bahkan ada mall yang berseri.

Ini berawal dari kicauan dari akun social media milik klub kebanggaan Kota Bekasi yang mempertanyakan tindakan pemimpin daerah itu yang “menjual diri” kepada klub asal Bandung agar nama Bekasi bisa tampil di ajang ISL bahkan menyetujui untuk akusisi !

Akibat dari kicauan ini pun membuat pecinta sepakbola Kota Bekasi pun beragam namun satu suara untuk menolak “jual diri” yang dilakukan oleh orang nomor satu di Kota Bekasi ini !

W pun ikut berkomentar dalam laman twitter klub tersebut, dan menurut w tindakan yang dilakukan oleh Walikota ini sudah cukup parah bahkan dia tidak pernah belajar sejarah tentang sebuah klub yang dia ajak untuk bermain di Bekasi.

Kenapa w bilang Walikota ini tidak pernah belajar sejarah, karena semua tahu klub yang sedang dijajaki oleh Walikota ini ibarat manusia peradaban yang tidak pernah ada tempat tinggal (maaf kalau w bisa bilang begitu karena itu fakta !)

Pelita Bandung Raya, itu nama yang sekarang lantas apakah sang Walikota ini PERNAH DENGAR di kupingnya nama-nama seperti Pelita Mastrans atau Mastran Bandung Raya yang juara pertama kali ketika PSSI membentuk Liga pada tahun 1994 ?

Kalau belum tau nama itu mungkin sang Walikota ini harus memanggil salah satu pemain Persipasi yang pernah menjadi saksi hidup bahkan lewat MBR meraih titel pemain terbaik ketika Final Liga Indonesia 1996/97 ketika MBR Takluk dari Persebaya 1-3 yaitu NURALIM !
MBR memang sudah “RIP” tapi akar-akar dari klub ini masih ada dan terbukti pada tahun 1997 muncul dengan nama Pelita Mastran kemudian berganti menjadi Pelita Bakrie pada tahun 1998/98 dengan stadion kebanggan yang mirip San Siro di kawasan Lebak Bulus.

Kemudian pindah ke Solo dengan nama Pelita Solo di tahun 2000 hingga 2002 dengan “rumah” mereka Stadion Manahan yang kemudian muncul nama supporter mereka, Pasopati.

Lepas dari Solo, mereka pindah ke Cilegon dengan menggandeng pabrik baja terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara yang berubah menjadi Pelita Krakatau Steel selama 4 tahun dari 2002.

Karena putus kontrak atau bagaimana lagi-lagi Pelita harus pindah rumah dan kali ini harus ke Purwakarta dan berubah menjadi Pelita Jaya Purwakarta selama satu tahun

Lepas tahun 2007 klub ini pindah rumah lagi di Bandung dan menempati stadion Si Jalak Harupat walau hanya setahun menetap.

Lepas dari Si Jalak Harupat, klub ini kembali mengembara dan menemukan rumah barunya yaitu di Stadion Singaperbangsa, Karawang cukup lama mereka menetap hingga tahun 2012.

Mulai 2012 klub ini melakukan merger dengan klub yang tadi w bilang di atas dan kembali ke Bandung menempati kembali rumah mereka Si Jalak Harupat.

Kalau boleh menganalogikan Klub tersebut sebagai sosok pria yang ga jelas kehidupan dan berganti-ganti rumah ganti pasangan (maksudnya Cerai-Kawin-Cerai) serta identitas sementara klub kebanggaan Kota Bekasi itu perempuan bak perawan kinclong trus tiba-tiba nich pria mau ngelamar ntu perempuan, sudi ndak ntu keluarga perempuan ?!

Itulah yang harus dipertanyakan kepada Walikota kok bisa-bisanya menawarkan diri kepada pihak yang asal-asulnya ndak jelas HANYA DEMI nama daerah kerjanya  bisa terpampang di setiap papan skor Stadion di seluruh Indonesia, HANYA DEMI nama daerah bisa terpampang di setiap halaman rubric olahraga setiap media baik cetak maupun online di seluruh Indonesia !

W sebagai warga Bekasi melihat ide cerdas tapi tidak baca sejarah ini soal penggabungan nama klub karena punya stadion tapi klubnya ndak diurusin menolak keras ide tersebut ! sekali lagi menolak !

Kenapa w menolak akusisi klub tersebut ? pertama sejarah klub ini yang w sebutin di atas tidak bisa dianggap serius ! ini harus diperhatikan seksama oleh semua pihak !

Yang kedua, fungsi stadion Patriot sendiri yang sekarang megah dan keren ini juga harus dipertanyakan tujuan awal dari Pemkot ini membangun seperti sekarang utk apa ? apakah sebagai Rumah bagi Persipasi dengan menyewa atau memang Pemkot “balik modal” stadion ini dengan cara sewa-menyewa layaknya gedung pertemuan nikahan ?!

Ketiga, bagaimana nasib dari pemain, Official dan karyawan Persipasi kalau di merger ? pemain dalam satu klub saja dibatasi apalagi disatukan jelang musim liga dan menyatukan satu visi antara pemain Bandung dan Bekasi dalam berlatih atau bertanding !

Perusahaan aja di merger pasti ada PHK, apalagi klub kalau di-PHK siapa yang menanggung bayar gaji mereka, sementara Persipasi aja udah berapa bulan tidak digaji, dibayarin PemKot Bekasi ? kalau dibayarin PemKot berarti melanggar peraturan Mendagri donk yang melarang dana APBN-D digunakan untuk sepakbola !

Apakah itu semua SUDAH DIPIKIRKAN oleh Walikota ?

Kalau memang untuk warga Bekasi yang juga Persipasi walau dengan sistem sewa dan bagi hasil tentunya bisa dipakai donk sebagaimana fungsi stadion tapi kenapa sampai detik ini ntu stadion masih digembok dan Persipasi harus ngungsi ke Stadion Persikabo, Bogor ?

Yang ketiga, DIMANA KEBANGAAN pribadi dari seorang Rahmat Effendi yang KATANYA warga ASELI Bekasi dan bisa duduk manis sebagai Walikota dengan lenggang kangkung pada periode pertama dari Wakil Walikota kemudian naik jadi Plt terus hingga sekarang menjadi Walikota DIMANA KEBANGGAANnya ?!

Ato mungkin BANGGAnya adalah wilayah kerjanya penuh dengan mall sampai ada mall berseri, apartemen, walau jalan sekitar akses itu seperti depan Superindo-LIA Galaxy hingga Universitas Gunadarma tergenang baik hujan maupun panas terik !

Atau BANGGA bisa marah-marah, naik pitam ketika provider kartu ponsel menyindir biaya liburan ke Aussie lebih murah daripada ke Bekasi ?

Atau BANGGA BISA PUNYA SIM B1 dan kendarai truk sampah dari DKI ke Bekasi walau truk itu HIBAH / SUMBANGAN, bangga ?

Tapi kenapa tidak bangga dengan sepakbola Bekasi pak ? kenapa ?!

Bukan membanding-bandingkan tetapi setiap kepala daerah mulai dari Gubernur hingga Bupati pasti kalau ditanya soal olahraga soal sepakbola pasti akan membanggakan klub sepakbola mereka apalagi ada di daerahnya misal Walikota Bandung yang rela (maaf) telanjang dada bersama bobotoh di Palembang ketika dilarang masuk untuk nonton semifinal, atau Ahok yang akan membeli saham Persija lewat BUMD !

Seharusnya Walikota dan jajarannya harus mendengar aspirasi dari rakyat terutama pecinta sepakbola Bekasi, PASANG KUPING BAE-BAE, minta saran mereka bagaimana sepakbola Bekasi harus selaras-seimbang dengan stadion yang sudah bagus termasuk soal penggajian para pemain, official dan karyawan klub yang nota bene mereka punya keluarga, anak-isteri mungkin jadi tulang punggung keluarga dan orangtua dikampung serta kehidupan mereka. Bukannya malah (maaf) melacurkan diri untuk menjadikan wilayah kerjanya sebagai rumah dari tim yang sejarah tempat tinggalnya tidak jelas !

W sebagai warga Bekasi sejak tahun 1984 dan pecinta bola cuma mo bilang Kota Bekasi itu identic dengan Persipasi dan Persipasi identic dengan Kota Bekasi dan itu HARGA MATI sama halnya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang juga HARGA MATI !

Silakan anda merenung Pak Walikota Bekasi, jabatan anda sekarang akan berakhir, buatlah nama anda menjadi indah dalam sejarah Kota Bekasi dan diingat selalu oleh warga.

Dan terserah admin twitter akun anda mau blok akun w sebagaimana yang dilakukan pada admin twitter Wakil Walikota dan Admin Twitter Pemkot Bekasi !


Persipasi = Kota Bekasi = Persipasi = HARGA MATI !