SANA’A, - Dengan melihat
situasi keamanan yang tidak kondusif di Yaman membuat tiga negara besar,
Perancis, Inggris dan Amerika Serikat menutup kantor kedutaan mereka di pusat
kota Sana’a serta mengeluarkan notifikasi kepada warganya untuk meninggalkan
negara itu.
Istimewa |
Tutupnya Kedutaan AS di Sana’a
dibenarkan oleh Kementerian Luar Negeri yang diterima melalui email mengatakan
bahwa pihaknya telah menutup dan mengevakuasi stafnya karena krisis politik dan
kekhawatiran masalah keamanan.
Sementara itu Menteri
Inggris untuk kawasan Timur Tengah, Tobias Ellwood mengatakan bahwa situasi
keamanan di Yaman terus memburuk selama beberapa hari terakhir.
“Situasi keamanan di Yaman
terus memburuk selama beberapa hari terakhir. Kami menilai staf dan kedutaan
kami berada di kondisi penuh resiko,”ucapnya.
Sedangkan Pemerintah
Perancis mengatakan kedutaannya di Sanaa akan ditutup mulai Jumat (13/2) pekan
ini.
Kondisi Yaman sendiri dalam
beberapa bulan terakhir berada dalam krisis dimana pemberontak Houthi Syiah
mengepung pusat kota pemerintahan dan kemudian mengambil kendali.
Istimewa |
Abdel-Malek al-Houthi pemimpin
pemberontak Syiah dalam pidatonya yang disiarkan jaringan televisi satelit
milik kelompok pemberontak al-Masirah memperingatkan para musuhnya untuk tidak
menghalangi gerakan garis keras itu dan mengecam pemerintahan asing untuk
membawa pergi diplomat mereka
“Kami tidak akan menerima tekanan.
Mereka tidak ada gunanya. Siapa pun yang merugikan kepentingan negara bisa
melihat bahwa kepentingan mereka di negeri ini juga dirugikan,”ucapnya
Sementara itu dari New York,
PBB telah berusaha untuk menengah konflik antara Houthi dan pihak lainnya sejak
pemberontakan Syiah.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz