Minggu, 22 Februari 2015

Studi S3 di Perancis Tidak Harus Kuasai Bahasa Setempat

TOULOUSE, - Bahasa Perancis adalah bahasa paling indah untuk didengarkan namun agak sulit untuk mengucapkannya.

Hal inilah yang membuat banyak akademisi global yang ingin belajar doctoral di negara dengan Menara Eiffel ini mengurunkan niatnya namun kali ini tidak perlu khawatir karena untuk kelas S3 tidak perlu lagi mengusai bahasa Perancis.

Dok : Kementerian Agama RI
Hal ini disampaikan Internasional Project Manager of Research and Ph.D Office, Office Hélène Roux-de Balmann bahwa untuk mengikuti studi S3 di Perancis tidak harus menguasai bahasa Perancis.

“Nah, untuk gelar MA memang benar bahwa Anda harus menguasai bahasa Prancis, karena program sebagian besar disampaikan dalam bahasa Prancis. Tapi itu tidak terjadi untuk program doktor, ( Well, for MA degree it is true that you have to master French, because courses are mostly delivered in French. But that is not the case for doctoral programs),” tegas Hélène Roux dalam pertemuan antara Delegasi Ditjen Pendis dengan Toulouse University, Perancis

Sebagaimana dilansir dari laman Kementerian Agama RI, dalam rangka mensukseskan program 5000 doktor, Kemenag melalui Ditjen Pendidikan Islam melakukan kunjungan ke Eropa untuk menjajaki kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi, salah satunya dengan universitas yang terkenal dengan sebutan “pink university”. 

Delegasi ini dipimpin langsung oleh Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, didampingi Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Amsal Bachtiar, dan Kasubdit Kelembagaan, Mastuki HS. 

Pihak Universitas Toulouse menyambut baik kunjungan tersebut dan berjanji akan membahas lebih detail mengenai skema kerjasama.

Hélène menjelaskan bahwa program doktoral di Toulouse University tidak ada mata kuliah (course). Artinya, selama menyelesaikan studi, mahasiswa hanya fokus melakukan riset dan penulisan disertasi.

Selain Hȅlȅne, pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam ini juga dihadiri oleh wakil rektor bidang International Relations, Laurent Crosclaude, dan salah satu International Manager of Research and Ph.D Office, Adrien Picquout.

Selain ke Toulouse University, Delegasi Ditjen Pendis juga mengunjungi University of Paris I dan bertemu langsung dengan Vice president for International Relations, Prof Jean Marc Bonniseau, dan Director of International Relations, Héloïse Nétange. 

Salah satu point yang disepakati dalam pertemuan ini, bahwa universitas Paris I akan memberikan kursus gratis Bahasa Perancis bagi mahasiswa yang membutuhkannya.

Kursus tersebut akan diberikan pada tahun pertama ketika mereka tiba di Paris. Lagi-lagi, ini adalah informasi penting bagi para dosen PTKI yang berminat melanjutkan kuliah S3 di Perancis.

Sebagai bukti keseriusan pihak universitas Paris I dalam menyambut kunjungan Delegasi Ditjen Pendis ini, mereka akan melakukan kunjungan balasan ke Indonesia yang akan dijadwalkan pada pertengahan Maret mendatang.


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz