TOULOUSE, - Bahasa Perancis
adalah bahasa paling indah untuk didengarkan namun agak sulit untuk
mengucapkannya.
Hal inilah yang membuat
banyak akademisi global yang ingin belajar doctoral di negara dengan Menara
Eiffel ini mengurunkan niatnya namun kali ini tidak perlu khawatir karena untuk
kelas S3 tidak perlu lagi mengusai bahasa Perancis.
Dok : Kementerian Agama RI |
Hal ini disampaikan
Internasional Project Manager of Research and Ph.D Office, Office Hélène
Roux-de Balmann bahwa untuk mengikuti studi S3 di Perancis tidak harus
menguasai bahasa Perancis.
“Nah, untuk gelar MA memang
benar bahwa Anda harus menguasai bahasa Prancis, karena program sebagian besar
disampaikan dalam bahasa Prancis. Tapi itu tidak terjadi untuk program doktor,
( Well, for MA degree it is true that you have to master French, because
courses are mostly delivered in French. But that is not the case for doctoral
programs),” tegas Hélène Roux dalam pertemuan antara Delegasi Ditjen Pendis
dengan Toulouse University, Perancis
Sebagaimana dilansir dari
laman Kementerian Agama RI, dalam rangka mensukseskan program 5000 doktor,
Kemenag melalui Ditjen Pendidikan Islam melakukan kunjungan ke Eropa untuk menjajaki
kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi, salah satunya dengan universitas
yang terkenal dengan sebutan “pink university”.
Delegasi ini dipimpin langsung
oleh Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, didampingi Direktur Pendidikan
Tinggi Islam, Amsal Bachtiar, dan Kasubdit Kelembagaan, Mastuki HS.
Pihak Universitas Toulouse
menyambut baik kunjungan tersebut dan berjanji akan membahas lebih detail
mengenai skema kerjasama.
Hélène menjelaskan bahwa
program doktoral di Toulouse University tidak ada mata kuliah (course).
Artinya, selama menyelesaikan studi, mahasiswa hanya fokus melakukan riset dan
penulisan disertasi.
Selain Hȅlȅne, pertemuan
yang berlangsung selama kurang lebih satu jam ini juga dihadiri oleh wakil
rektor bidang International Relations, Laurent Crosclaude, dan salah satu
International Manager of Research and Ph.D Office, Adrien Picquout.
Selain ke Toulouse
University, Delegasi Ditjen Pendis juga mengunjungi University of Paris I dan
bertemu langsung dengan Vice president for International Relations, Prof Jean
Marc Bonniseau, dan Director of International Relations, Héloïse Nétange.
Salah
satu point yang disepakati dalam pertemuan ini, bahwa universitas Paris I akan
memberikan kursus gratis Bahasa Perancis bagi mahasiswa yang membutuhkannya.
Kursus tersebut akan
diberikan pada tahun pertama ketika mereka tiba di Paris. Lagi-lagi, ini adalah
informasi penting bagi para dosen PTKI yang berminat melanjutkan kuliah S3 di
Perancis.
Sebagai bukti keseriusan
pihak universitas Paris I dalam menyambut kunjungan Delegasi Ditjen Pendis ini,
mereka akan melakukan kunjungan balasan ke Indonesia yang akan dijadwalkan pada
pertengahan Maret mendatang.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz