Dok. KJRI Kinibalu |
SABAH,
- Konsul Jenderal RI untuk Kota Kinibalu, Akhmad Daya Handasah Irfan melakukan
kunjungan kehormatan sekaligus menyerahkan surat tugas sebagai perwakilan
negara (Letter of Credential) kepada Yang Di-Pertua Negeri Sabah ke-10 Tuan
Yang Terutama (TYT) Tun Datuk Seri Panglima Juhar Mahiruddin.
Sebagaimana
informasi yang diterima dari Konsulat Jenderal RI di Kinibalu melalu email
menjelaskan ikut hadir dalam acara ini adalah Toh Puan Datin Seri Panglima
Hajah Norlidah Binti Datuk R.M. Jasni, Istri TYT dan Ny. Iit Muhitoh Irfan
serta pejabat pendamping dari Kantor Konsulat Jenderal Indonesia di Kota
Kinabalu.
Dok. KJRI Kinibalu |
Selain
ditujukan untuk memperkenalkan diri sebagai Konsul Jenderal Republik Indonesia
yang baru, courtesy call ini juga bertujuan untuk bisa menjelaskan berbagai
kebijakan baru pemerintah Indonesia serta menjajagi upaya-upaya bersama dalam
memperkuat dan meningkatkan kerja sama bilateral.
Memulai
kata sambutannya, TYT mengemukakan isu yang menjadi perhatian beliau sebagai
pemimpin Sabah yaitu banjir yang telah melanda daerah Beaufort dan Membakut.
Selain
telah merendam rumah-rumah dan bangunan, banjir telah membuat anak-anak
terganggu pendidikannya. Sebagai Pemimpin Sabah, Tun Juhar menyatakan akan
melakukan segala hal yang terbaik untuk rakyatnya.
Selanjutnya
TYTs menanyakan tentang penanganan banjir yang juga melanda Kota Jakarta. Dirinya
kemudian menyampaikan rasa syukurnya atas hubungan baik Negeri Sabah dan
Indonesia yang selama ini telah berjalan baik dan menguntungkan bagi kedua
belah pihak.
Dalam
kesempatan membalas sambutan TYT, Konjen RI menyampaikan bahwa Sabah adalah
negeri yang tenteram yang telah dikenalnya jauh hari sebelumnya.
Dok. KJRI Kinibalu |
Ketika
bertugas di Brunei Darussalam, Konjen RI telah beberapa kali berkunjung ke Kota
Kinabalu dan bahkan telah mendaki Gunung Kinabalu pada tahun 2003.
Selanjutnya
Konjen RI menyampaikan perkembangan hubungan bilateral di antaranya :
a. Menyampaikan terima kasih karena telah
diberikan ijin untuk mendirikan institusi pendidikan bagi anak-anak TKI yang
bekerja di ladang-ladang.
Saat
ini diperkirakan ada sekitar 450 ribu WNI dan tanggungannya (istri dan
anak-anak) yang tinggal dan bekerja di Sabah sebagai pekerja ladang sawit,
konstruksi, pabrik dan pembantu rumah tangga.
Jumlah anak-anak usia sekolah
adalah 53 ribuan namun belum semua mendapatkan pendidikan karena saat ini baru
23 ribuan anak di ladang-ladang sawit yang dilayani.
Konjen
RI menginginkan Pemerintah Malaysia cq. Pemerintah daerah Sabah mengijinkan
juga pendirian sekolah di luar ladang sawit.
b. Berkaitan dengan isu PATI, Konjen RI
memahami bahwa untuk mengurangi PATI di Sabah, pejabat Imigrasi Sabah beberapa
waktu belakangan semakin gencar dalam melakukan operasi.
Namun
demikian Konjen RI memohon agar operasi dimaksud dilakukan dengan cara yang
lebih manusiawi.
Konjen
RI selalu akan membantu pihak imigrasi Sabah dalam hal penerbitan dokumen dalam
rangka pemulangan WNI dimaksud ke Indonesia.
Dok. KJRI Kinibalu |
Dok . KJRI Kinibalu |
Dok. KJRI Kinibalu |
c. Menutup sambutannya, Konjen RI
menjelaskan bahwa bangsa Indonesia sedang berusaha menangkal penyakit
narkotika.
Menurut penelitian Badan Narkotika Nasional, 40 % pasar narkotika di
kawasan Asia Tenggara berada di Indonesia.
Seluruh
pimpinan nasional Indonesia di bawah komando Presiden Jokowi bertekad akan
memberantas beredarnya narkotika di wilayah Indonesia.
d. Dalam kerangka ASEAN, Konjen RI
menegaskan bahwa posisi Pemerintah Indonesia akan selalu menjadi sahabat
Malaysia dalam memajukan kesejahteraan bersama dan ASEAN.
Acara
courtesy call berlangsung dengan hangat dan ramah-tamah. TYT Juhar Mahiruddin
tidak menyinggung hal-hal yang menyangkut polemik hubungan RI – Malaysia.
Dok. KJRI Kinibalu |
Dok. KJRI Kinibalu |
TYT
tampak yakin bahwa hubungan pemerintah Indonesia dan Sabah tidak memiliki
masalah yang berarti, sehingga dirinya tidak berminat untuk menggali lebih
dalam persoalan-persoalan yang menyangkut keimigrasian dan ketenagakerjaan
Indonesia di Sabah.
Bahkan
TYT lebih suka membagi pengalamannya saat berkunjung ke beberapa tempat di
Indonesia, serta menyebutkan beberapa sahabat dekatnya yang berasal dari
Indonesia.
Saat
menutup pembicaraan, TYT menyampaikan harapan semoga Konjen RI dapat memperoleh
kesuksesan dalam melaksanakan tugas di Negeri Sabah.
Sebagai
informasi, Juhar Mahiruddin dinobatkan oleh Yang Di-Pertuan Agong Tuanku Mizan
Zainal Abidin sebagai Tuan Yang Terutama Yang Di-Pertua Negeri Sabah ke-10 pada
tanggal 1 Januari 2011.
Dok. KJRI Kinibalu |
Saat
ini TYT masih menjabat karena masa tugasnya
telah diperpanjang pada jabatan keduanya selama empat tahun kedepan.
Di
negara bagian Sabah, TYT berfungsi sebagai kepala kerajaan negeri (kepala
negara), dan memiliki hak prerogatif kehakiman dan pengampunan, serta
penganugerahan gelar dan tanda jasa.
TYT atau Yang Di-Pertua Negeri dulunya
dikenal sebagai “Gabenor” yang di Malaysia hanya terdapat di empat negara
bagian yaitu Melaka, Sabah, Sarawak dan Pulau Pinang
Sementara,
Konjen Irfan adalah seorang diplomat karir dengan latar belakang pendidikan
sarjana hukum yang sebelumnya telah bertugas di Kedutaan Besar Republik
Indonesia di Kuala Lumpur sejak tahun 2013.
Kontak
Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/Lorcasz