Istimewa |
RIYADH,
- Dengan melihat kondisi kesehatan yang memburuk, akhirnya otoritas Pengadilan
Jeddah menunda eksekusi hukuman 50 kali cambukan kepada Raif Badawi.
Sebagaimana
informasi yang beredar, seharusnya Badawi menerima 50 cambukan lagi pada Jumat
pekan ketiga Januari ini namun ditunda lantaran kesehatannya yang memburuk.
Badawi
sendiri sudah menerima 50 cambukan pertama pada Jumat pekan kedua Januari atau
pada tanggal 16 Januari lalu di ruang publik setelah dicambuk langsung dibawa
kembali ke dalam tahanan.
Terkait
dengan perisitwa ini Amnesty Internasional melalui Wakil Direktur Program Timur
Tengah dan Afrika Utara Said Boumedouha mengatakan komite medis telah memerika
kesehatan Badawi di Rumah Sakit King Fahd Jeddah menyatakan bahwa pelaku
terlalu terluka untuk melanjutkan hukuman lagi.
“Daripada
terus menyiksa Raif Badawi, pemerintah seharunya dapat dengan terbuka mengakhir
hukuman cambuk kepadanya dan membebaskannya dengan segera tanpa syarat. Kondisi
Badawi saat ini masih sangat beresiko. Tidak ad acara untuk mengetahui apakah
pemerintah Arab Saudi akan mengabaikan saran medis dan melanjutkan hukuman
cambuk,”ucapnya.
Hal
senada juga disampaikan Komisi HAM PBB yang meminta Saudi pada Kamis (15/1)
waktu setempat untuk berhenti menghukum Badawi dalam jangka waktu panjang
Sebagai
informasi, Raif Badawi sendiri seorang aktivisi yang dinilai menghina Islam
melalui sejumlah tulisan di lamannya Free Saudi Liberal pada tahun 2008.
Tulisan
Badawi sendiri bertujuan untuk mendorong diskusi tentang Islam khususnya soal
tindakan polisi syariah dalam kehidupan warga Saudi yang dinilai sebagai buah
pemikiran liberal.
Karena
tulisan inilah Badawi ditahan atas tuduhan mengadopsi pemikiran liberal,
pendiri laman liberal dan penghina Islam.
Pengadilan
Jeddah sendiri memutuskan Badawi harus menerima hukuman 1,000 kali cambukan
yang dilakukan secara berkala yaitu 50 cambukan setiap berakhirnya Shalat
Jumat.
Kontak
Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/Lorcasz