KINIBALU,
- ASEAN harus meningkatkan kerja sama maritim di kawasan, memberantas Illegal,
Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), serta meningkatkan perlindungan
warga negara/buruh migran di luar negeri.
Apa
yang di usulkan Indonesia disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Republik
Indonesia, Retno L.P. Marsudi, pada Pertemuan ASEAN Foreign Ministers’ Meeting
Retreat (AMM Retreat), di Kota Kinabalu, Malaysia (28/1).
Sebagaimana
dilansir dari laman Kemlu, mengatakan sejalan dengan pernyataan Presiden RI,
Joko Widodo, pada Pertemuan KTT ke-25 ASEAN dan KTT ke-9 Asia Timur di Nay Pyi
Taw, Myanmar pada tanggal 12 November 2014, Menlu Retno menekankan kembali
pentingnya peningkatan kerja sama maritim di kawasan, melalui berbagai
mekanisme ASEAN.
Menlu
Retno juga menggarisbawahi urgensi dari peningkatan kerja sama ASEAN dalam
pemberantasan IUU Fishing.
Indonesia menyerukan agar ASEAN dapat secara
penuh melaksanakan langkah aksi dari Cetak Biru Pilar Politik dan Keamanan
melalui implementasi dari International Plan of Action to Prevent, Deter, and
Eliminate IUU Fishing.
Kerja
sama ASEAN dalam hal ini dapat dilakukan melalui mekanisme ASEAN dan ASEAN-led
mechanisms lainnya antara lain ASEAN Maritime Forum, ASEAN Regional Forum, dan
East Asia Summit, termasuk melalui implementasi Report of the EAS Track II
Study Group on Enhancing Food Security and Fisheries Management.
Soal
perlindungan buruh migran di luar negeri, Menlu Retno menegaskan pentingnya
ASEAN untuk memiliki suatu instrumen hukum yang mengikat sebagai tindak lanjut
dari ASEAN Declaration on the Protection and the Promotion of the Rights of
Migrant Workers guna melindungi dan menjamin terpenuhinya hak-hak buruh migran
dan keluarganya semasa bekerja di luar negeri.
Pada
pembahasan mengenai upaya perampingan pertemuan-pertemuan ASEAN, Pertemuan
menyepakati untuk menugaskan Senior Officials untuk mendiskusikan lebih lanjut
rencana perampingan dimaksud sekaligus memberikan rekomendasi kepada para Menlu
ASEAN sebelum disampaikan kepada para Pemimpin ASEAN.
Dalam
kaitan ini, Indonesia telah mengedarkan konsep non-paper Streamlining of ASEAN
Meetings untuk mendapat masukan dari negara anggota ASEAN lainnya.
Dok. Kemlu RI |
Terkait
dengan Visi Masyarakat ASEAN Pasca 2015, Menlu RI menekankan 4 (empat) hal
utama, yaitu (i) persatuan dan kesatuan ASEAN menjadi semakin penting; (ii)
perlu adanya upaya mempersempit kesenjangan antara hasil capaian Cetak Biru
ASEAN yang dilaporkan dengan kondisi sesungguhnya di Masyarakat ASEAN; (iii)
pentingnya masyarakat ASEAN merasakan manfaat langsung dari Visi dimaksud; (iv)
adanya kebutuhan mendesak untuk mempersempit kesenjangan pembangunan antar
negara anggota ASEAN.
Dalam
pertukaran pandangan mengenai isu regional dan internasional, para Menlu ASEAN
sepakat untuk mendorong implementasi secara penuh dan efektif Declaration on
the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) dan segera diselesaikannya
konsultasi Code of Conduct (COC) di Laut Tiongkok Selatan.
Beberapa
negara anggota ASEAN menyampaikan keprihatinan atas reklamasi yang dilakukan
oleh RRT dan untuk itu menyerukan agar semua pihak dapat menahan diri
(self-restraint) guna tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan ketegangan.
Pada
Pertemuan AMM Retreat ini dikeluarkan pula ASEAN Foreign Ministers’ Statement
on the Violence and Brutality Committed by Extremist Organizations in Iraq and
Syria yang menegaskan komitmen negara anggota ASEAN untuk memerangi aksi
kekerasan yang dilakukan oleh kelompok radikal di Irak dan Suriah yang
memberikan ancaman dan dampak negatif bagi negara-negara lainnya.
Pada
Pertemuan ini, Menlu RI telah menyampaikan undangan dari Presiden RI kepada
para Pemimpin negara anggota ASEAN untuk dapat menghadiri Rangkaian Peringatan
60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan Peringatan 10 Tahun Kemitraan
Strategis Baru Asia-Afrika yang akan diselenggarakan pada tanggal 22-24 April
2015 di Bandung, Indonesia. Rangkaian kegiatan Peringatan tersebut diharapkan
dapat menghasilkan langkah-langkah yang nyata untuk kemajuan kemitraan antara
Asia dan Afrika.
Pertemuan
AMM Retreat ini mengawali Keketuaan Malaysia untuk ASEAN pada tahun 2015.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh seluruh Menteri Luar Negeri negara anggota
ASEAN, kecuali Brunei Darussalam, yang diwakili oleh Ambassador at-large, HRH
Princess Hajah Masna, dan Kamboja, yang diwakili oleh Secretary of State/Ketua
SOM ASEAN-Kamboja, H. E. Dr. Soeung Rathchavy. Tahun 2015 menjadi tahun yang
sangat penting untuk pembentukan Masyarakat ASEAN yang akan diluncurkan pada
tanggal 31 Desember 2015.
Kontak
Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/Lorcasz