Rabu, 28 Januari 2015

Indonesia Tekankan Penguatan Kerjasama Beberapa Bidang

KINIBALU, - ASEAN harus meningkatkan kerja sama maritim di kawasan, memberantas Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), serta meningkatkan perlindungan warga negara/buruh migran di luar negeri.

Apa yang di usulkan Indonesia disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi, pada Pertemuan ASEAN Foreign Ministers’ Meeting Retreat (AMM Retreat), di Kota Kinabalu, Malaysia (28/1).

Sebagaimana dilansir dari laman Kemlu, mengatakan sejalan dengan pernyataan Presiden RI, Joko Widodo, pada Pertemuan KTT ke-25 ASEAN dan KTT ke-9 Asia Timur di Nay Pyi Taw, Myanmar pada tanggal 12 November 2014, Menlu Retno menekankan kembali pentingnya peningkatan kerja sama maritim di kawasan, melalui berbagai mekanisme ASEAN.

Menlu Retno juga menggarisbawahi urgensi dari peningkatan kerja sama ASEAN dalam pemberantasan IUU Fishing.

 Indonesia menyerukan agar ASEAN dapat secara penuh melaksanakan langkah aksi dari Cetak Biru Pilar Politik dan Keamanan melalui implementasi dari International Plan of Action to Prevent, Deter, and Eliminate IUU Fishing.

Kerja sama ASEAN dalam hal ini dapat dilakukan melalui mekanisme ASEAN dan ASEAN-led mechanisms lainnya antara lain ASEAN Maritime Forum, ASEAN Regional Forum, dan East Asia Summit, termasuk melalui implementasi Report of the EAS Track II Study Group on Enhancing Food Security and Fisheries Management.

Soal perlindungan buruh migran di luar negeri, Menlu Retno menegaskan pentingnya ASEAN untuk memiliki suatu instrumen hukum yang mengikat sebagai tindak lanjut dari ASEAN Declaration on the Protection and the Promotion of the Rights of Migrant Workers guna melindungi dan menjamin terpenuhinya hak-hak buruh migran dan keluarganya semasa bekerja di luar negeri.

Pada pembahasan mengenai upaya perampingan pertemuan-pertemuan ASEAN, Pertemuan menyepakati untuk menugaskan Senior Officials untuk mendiskusikan lebih lanjut rencana perampingan dimaksud sekaligus memberikan rekomendasi kepada para Menlu ASEAN sebelum disampaikan kepada para Pemimpin ASEAN.

Dalam kaitan ini, Indonesia telah mengedarkan konsep non-paper Streamlining of ASEAN Meetings untuk mendapat masukan dari negara anggota ASEAN lainnya.

Dok. Kemlu RI

Terkait dengan Visi Masyarakat ASEAN Pasca 2015, Menlu RI menekankan 4 (empat) hal utama, yaitu (i) persatuan dan kesatuan ASEAN menjadi semakin penting; (ii) perlu adanya upaya mempersempit kesenjangan antara hasil capaian Cetak Biru ASEAN yang dilaporkan dengan kondisi sesungguhnya di Masyarakat ASEAN; (iii) pentingnya masyarakat ASEAN merasakan manfaat langsung dari Visi dimaksud; (iv) adanya kebutuhan mendesak untuk mempersempit kesenjangan pembangunan antar negara anggota ASEAN.

Dalam pertukaran pandangan mengenai isu regional dan internasional, para Menlu ASEAN sepakat untuk mendorong implementasi secara penuh dan efektif Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) dan segera diselesaikannya konsultasi Code of Conduct (COC) di Laut Tiongkok Selatan.

Beberapa negara anggota ASEAN menyampaikan keprihatinan atas reklamasi yang dilakukan oleh RRT dan untuk itu menyerukan agar semua pihak dapat menahan diri (self-restraint) guna tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan ketegangan.

Pada Pertemuan AMM Retreat ini dikeluarkan pula ASEAN Foreign Ministers’ Statement on the Violence and Brutality Committed by Extremist Organizations in Iraq and Syria yang menegaskan komitmen negara anggota ASEAN untuk memerangi aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok radikal di Irak dan Suriah yang memberikan ancaman dan dampak negatif bagi negara-negara lainnya.

Pada Pertemuan ini, Menlu RI telah menyampaikan undangan dari Presiden RI kepada para Pemimpin negara anggota ASEAN untuk dapat menghadiri Rangkaian Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan Peringatan 10 Tahun Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika yang akan diselenggarakan pada tanggal 22-24 April 2015 di Bandung, Indonesia. Rangkaian kegiatan Peringatan tersebut diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah yang nyata untuk kemajuan kemitraan antara Asia dan Afrika.

Pertemuan AMM Retreat ini mengawali Keketuaan Malaysia untuk ASEAN pada tahun 2015. Pertemuan tersebut dihadiri oleh seluruh Menteri Luar Negeri negara anggota ASEAN, kecuali Brunei Darussalam, yang diwakili oleh Ambassador at-large, HRH Princess Hajah Masna, dan Kamboja, yang diwakili oleh Secretary of State/Ketua SOM ASEAN-Kamboja, H. E. Dr. Soeung Rathchavy. Tahun 2015 menjadi tahun yang sangat penting untuk pembentukan Masyarakat ASEAN yang akan diluncurkan pada tanggal 31 Desember 2015.


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcasz