Sabtu, 31 Januari 2015

Massimo Luongo, Dari Bangsawan NTB Menuju Juara Asia

SYDNEY, - Pagelaran Piala Asia 2015 sudah usai dengan ditandai tuan rumah Australia sebagai Juara Asia setelah mengalahkan Korea Selatan 2-1.

Dibalik kemenangan Australia ini ternyata menyimpan satu cerita unik dan fakta dimana ada sosok orang Indonesia dibalik perjuangan timnas yang berpindah federasi dari Oceania ke Asia.
Istimewa

Adalah Massimo Luongo, namanya mungkin agak ke-Italian namun didalamnya terdapat darah Indonesia yang mengalir.

Jika banyak pemain timnas negara tertentu terdiri dari pemain-pemain yang bermain di liga top atau papan atas beda dengan Luongo yang saat ini bermain di klub Swindon Town, klub kasta ketiga.

Namun itu tidak menjadi halangan pemain berusia 22 tahun untuk masuk dan bermain untuk negaranya walau koleganya bermain di klub papan atas.

Walau bermain di kasta terendah, Luongo pun membuktikan dirinya bisa sejajar dengan koleganya yang bermain di klub terkenal dalam Piala Asia 2015 ini dirinya menyumbang empat assist dan dua gol.

Satu gol dia sumbang ketika kontra Kuwait dengan kedudukan 4-1 dan satu lagi ketika Final Piala Asia melawan Korea Selatan 2-1.

Yang diperlihatkan Pemain Terbarik Final Piala Asia 2015 ini sepanjang turnament mendapatkan apresiasi dari sang Pelatih, Ange Postecoglou dimana mengatakan bahwa sangat berat untuk merotasi tim tanpa menampilkan dirinya.

Istimewa


“Saya juga sempat ingin lakukan rotasi, tapi berat rasanya tampil tanpa dia, sepanjang kompetisi, Luongo bermain sangat bagus. Dia bisa membayar kepercayaan yang saya berikan dengan baik,”ucapnya.

Lantas pertanyaannya adalah bagaimana rasa Indonesianya ketika melihat namanya yang berbau Italia dan memiliki identitas sebagai warga Australia.

Ternyata Luongo memiliki darah Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) bahkan darahnya bukan sembarang darah warga biasa.

Luongo adalah darah penerus garis bangsawan di bumi Mataram tersebut yang berasal dari sang Ibu yang merupakan warga asli Indonesia bernama Ira.

Ira sendiri adalah keturunan Sultan Biman dan Dompu, ketika itu berstatus mahasiswa bertemu dengan Mario seorang warga negara Italia pemilik restoran di kawasan Bondi, Australia.

Bahkan sang kakek pun pernah bertugas sebagai Hakim Pengadilan Tinggi di Jakarta dan juga sebagai Konsulat Jenderal RI di Turki.

Istimewa
Luongo sendiri adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, dirinya mengatakan kepada sebuah media mengatakan keluarga besarnya cukup tersebar dimana paman, bibi serta sepupunya tinggal di Jakarta dan berhubungan melalui sosial media.

“Keluarga saya cukup menyebar. Saya punya paman, bibi, dan sepupu di Jakarta. Mereka semua mendukung saya melalui Facebook. Mereka selalu menitipkan pesan yang buat saya senang,”ucapnya

Dirinya pun berhadap bisa mengunjungi negara leluhurnya, Indonesia karena memiliki ikatan emosial dan dirinya belum pernah sekalipun berkunjung.

“Mereka keluarga kerajaan sebelum Indonesia merdeka. Saya sendiri belum pernah ke Indonesia. Tentu saya ingin pergi ke sana, karena punya ikatan emosional kuat dengan Indonesia,”ucapnya.

Kini Luongo telah menjadi idola baru di Australia bahkan di jejaring sosial pun hampir sama dengan Tim Cahill dan Mat Ryan dalam perolehan jumlah pengikutnya




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcasz