Minggu, 25 Januari 2015

Blog : Ada Apa denganmu Pak Presiden ?

Mungkin banyak yang kiri judul di atas adalah judul lagu dari band musik Peterpan atau sekarang yang dikenal sebagai Noah, tapi itu judul lagu itulah yang sedang dipertanyakan Presiden terkait beberapa hal yang terjadi saat ini.

Kita semua tahu bagaimana euforia ketika Jokowi menang pada pemilu tahun lalu yang membuat dirinya duduk manis di Istana karena dukungan suara pendukungnya yang rela beradu argument hingga mungkin putus hubungan dengan anggota keluarga karena beda dukungan.

Namun apakah harapan yang ada di pundak dan pikiran Jokowi bersama kabinet kerja…kerja dan kerja ini sesuai harapan para pendukungnya ?


Banyak yang mengatakan menyesal telah memilihnya namun ada yang percaya dengan kinerjanya walau banyak dikritik.

Lantas bagaimana w  melihatnya, bagi w ada beberapa hal yang benar dengan tindakan kerjanya membuat sejumlah orang merasa menyesal telah memilih mantan walikota Solo ini.

Ini bisa dilihat dengan susunan kabinet yang beberapa orang bagi w  tidak sesuai dengan desk kerjanya dan lebih kepada “terima kasih telah membantu saya masuk dan kerja di Istana”

Politik “terima kasih telah membantu saya masuk dan kerja di Istana” bisa dilihat seperti posisi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani yang sampai saat ini belum ada penampakan nyata dari lembaga ini terhadap manusia-manusia Indonesia serta budaya negeri ini.

Atau disaat harga kebutuhan pokok seperti harga cabe, sayur, telor dan bahan pokok yang sering diolah ibu rumah tangga naik ketika harga BBM naik KEMANA menteri pertanian, menteri perdagangan, dan Menko Perekonomian ?

Dan KEMANA juga tiga manusia menteri ini disaat BBM turun tetapi harga kebutuhan pokok yang disebutkan penulis tetap saja naik ?!

Kalau katanya kabinet ini kabinet kerja dengan semboyan saatnya kerja..kerja.. dan kerja seharusnya harga kebutuhan pokok bisa donk disesuaikan ketika harga BBM naik ataupun turun dengan melihat dan mengatasi semuanya mulai dari iklim, infrastruktur jalan dengan KOORDINASI LINTAS KEMENTERIAN-SATU SUARA dan TUJUAN AKHIR yaitu RAKYAT ! tapi apakah itu ada dalam pemikiran kabinet ini terutama tiga manusia menteri ini ?! TIDAK !

Dan itu tetap tidak berubah termasuk harga tabung gas terutama 12kg yang tetap saja tidak bisa dijangkau masyarakat walau katanya sudah diturunkan bersamaan dengan harga BBM.

Atau mungkin Jaksa Agung yang berasal dari partai politik walau sebelum masuk partai pernah bekerja di korps Adiyaksa tapi seperti ini akan jelas kepada siapa dirinya bekerja.

Walau kerjanya jelas yaitu mengeksekusi para manusia narkoba disaat itu pertentangkan oleh kalangan HAM, tapi apakah para manusia HAM itu peduli dengan para korban dari narkoba terutama yang tewas karena barang terlarang itu ?!

Itu baru soal kerja menteri, bagaimana dengan pola kerja yang lain seperti Wantimpres ? ini juga yang membuat w bingung dengan Jokowi.

Bukan membandingkan tapi untuk posisi Wantimpres w lebih memilih kerja dan rekrutmen kerja yang dilakukan Presiden sebelumnya,  yang memilih orang untuk menjadi penasehat dia berdasarkan ilmu dan ketrampilan mereka.

Contoh dari Wantimpres era sebelumnya  adalah bagaimana dirinya mendapat pertimbangan ketika isu internasional maka dipanggil kala itu Hassan Wirajuda atau soal lingkungan hidup akan memanggil Prof Emil Salim atau soal Hukum dan HAM akan memanggil Albert Hasibuan, namun apakah itu ada dalam Watimpres edisi sekarang ?

Lantas bagaimana Presiden Jokowi mendapatkan pertimbangan kalau keberadaan ISIS ada di negeri ini dan persoalan internasional kalau hanya mengandalkan Menlu yang mana Menlu juga punya kebijakan sendiri termasuk mengarahkan para dubes dan diplomat muda untuk bawa nama baik negeri ini.

Yang jadi pertanyaan sekarang apakah para watimpres ini sudah tahu apa yang akan dikerjakan untuk Presiden dan Indonesia ?

Dan yang terakhir menjadi sorotan adalah pemberhentian Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Sutarman secara tiba-tiba walau masa kontraknya masih sampai Oktober tahun ini yang kemudian dialihkan kepada wakilnya Wakapolri Badrodin Haiti.

Kemudian muncul nama jenderal yang sebelumnya jadi ajudan nyonya besar ditenggarain sebagai calon pesakitan karena punya uang yang tidak wajar

Kalau soal jenderal ini w bisa mengerti dengan melihat pola dari Jokowi layaknya tes air dimana Jokowi melempar batu ke sebuah danau apakah kedalaman air itu cukup dalam atau cetek.

Ternyata “tes air” yang dilakukan Jokowi terhadap sosok ini benar dan terbukti rakyat tidak suka dengan keberadaan sosok ini dan apakah ini berhasil ?

Ternyata tidak ! terbukti mungkin karena sakit hati belum juga dilantik segala cara dengan halus dilakukan salah satunya ke institusi yang mengangkat namanya ke permukaan

(mungkin) saking sakit hatinya, beberapa anak buah dari calon ini pun melakukan gerakan gerilya salah satunya dengan menangkap orang yang telah melecehkan idola mereka di depan anaknya yang seharusnya tidak boleh terjadi.

Dan akhirnya kembali “tes air” itu kembali terjadi yaitu rakyat lah yang maju dan mendesak untuk merubah itu semua tapi apakah itu terjadi ? tidak !

Dari semua itu, hanya satu yang harus di tanya kepada Jokowi, ADA APA DENGANMU PAK ?!

Kalau anda mengatakan saatnya kerja..kerja.. kerjaa ya kerja lah untuk rakyat kerjalah apa yang dikatakan rakyat bukan diam dengan berkomentar normatif.

Kalau memang harus marah dan memperlakukan orang-orang yang selama ini menghalangi kerja anda dihadapan rakyat sebagaimana yang ditulis  sebuah media, kenapa anda normatif pak ketika jumpa pers dan disorot kamera televisi dan di jepret kamerea photographer seolah meredakan emosi rakyat tapi malah menggantungkan masalah !

Sudah cukup lah negeri ini terus-terus digesek dengan persoalan yang sebenarnya bisa ditangani tanpa ditutupi, saatnya terbuka walaupun pahit sekalipun !

Rakyat sekarang sudah tidak bodoh atau layaknya kebo dicucuk hidungnya, pemerintah bilang A rakyatnya harus ikut kalau kontrak hidupnya tidak mau diputus.

Sampai kapan seperti ini pak ? sampai kapan, apakah harus ada pertumpahan darah pak baik di sipil maupun kejadian seperti penembakan terhadap petugas kepolisian yang tidak tahu menahu harus menjadi korban, apakah ini harus terjadi ?!

Anda sudah banyak melanggar apa yang anda janjikan kepada rakyat ketika anda kampanye yang membuat anda bisa berada di Istana Negara, saatnya anda kerja..kerja.. dan kerja dengan nyata.

Kalau memang salah ya di hukum keras pak kalau perlu di mutasi jadi petugas penjaga menara pantai batas luar wilayah antar negara.

Semoga kasus ini berakhir dan tidak ada kejadian seperti ini, kami butuh kerja nyata anda pak bukan hanya bisa MENAIKKAN dan MENURUNKAN HARGA BBM tetapi keras terhadap pimpinan negara yang ruang kerjanya melibatkan anda.

Kami tunggu kerja…kerja.. dan kerja nyata anda bersama kabinet bukan sekedar ucapan layaknya seorang anak gaul yang sedang modus kepada perempuan yang ternyata hanya PHP, Pemberi Harapan Palsu !



Jakarta, 260115, 21:115