Rabu, 28 Januari 2015

KEHATI AWARD VII Kembali Digelar

JAKARTA, - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) kembali memberikan penghargaan tertinggi pada enam pahlawan lingkungan berupa KEHATI Award VIII.

Mereka adalah kelompok atau individu yang serius memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan lingkungan atau keanekaragaman hayati.

Sebagaimana informasi yang dikirim melalui email, Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, MS Sembiring mengatakan bahwa para penerima penghargaan ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia

"Para penerima penghargaan KEHATI Award berasal dari berbagai wilayah di Indonesia," ucapnya

Sejak pengumuman pendaftaran KEHATI Award VIII, berbagai aplikasi datang dari segala penjuru Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pelestari lingkungan dan keanekaragaman hayati masih bergeliat di seluruh nusantara.

"Semangat itulah yang juga membat Dewan Juri harus benar-benar fokus untuk memilih enam pemenang di enam kategori dari sekian banyak upaya-upaya terbaik anak negeri," kata Sembiring.

Kategori-kategori tersebut adalah Prakarsa Lestari Kehati pada perorangan atau kelompok, Pendorong Lestari Kehati pada badan pelayanan publik atau pemerintah, Peduli Lestari Kehati pada dunia usaha, Cipta Lestari Kehati pada ilmuwan atau akademisi, Citra Lestari Kehati pada media massa atau pekerja seni dan budaya, dan Tunas Lestari Kehati pada upaya-upaya generasi muda. Dari kerja keras para juri, didapatkan 12 nominasi yang masing-masing memiliki keunggulan.

Pada Prakarsa Lestari Kehati terdapat Aziil Anwar dari Majene, Sulawesi Barat, yang merehabilitasi mangrove di desanya dan Masyarakat Adat Haruku dari Maluku yang mampu mempertahankan tradisi pengelolaan lingkungan yang sudah ada sejak lama.

Pada Pendorong Lestari Kehati terdapat Ir. Januminro dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang membuat model pengelolaan hutan gambut berbasis hak milik dan Umbu Jacob Tanda dari Mbatakapidu, Nusa Tenggara Timur, yang mencoba menanggulangi masalah pangan di desanya. Pada Peduli Lestari Kehati terdapat PT Garuda Indonesia yang selalu konsisten dalam pelestarian lingkungan melalui program-program CSRnya dan CV Arum Ayu dari Tangerang Selatan, Jawa Barat, yang serius mempromosikan pangan lokal melalui produk-produk makanannya.

Pada Cipta Lestari Kehati terdapat Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana MS dari Bali yang melestarikan dan memanfaatkan bambu Tabah dan Prof. Ir. Achmad Subagio dari Jember, Jawa Timur yang mengelola sumber pangan lokal di lahan-lahan marjinal.

Pada Citra Lestari Kehati terdapat Agustinus Sasundu dari Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, yang memanfaatkan bambu untuk alat musik tradisional dan Nasirun dari DI Yogyakarta yang melakukan zakat bumi dari hasil-hasilnya melukis.

Terakhir pada Tunas Lestari Kehati terdapat Cahyadi Adhe Kurniawan dari Semarang, Jawa Tengah, yang memanfaatkan mangrove sebagai pewarna alami batik dan Kelompok Studi Ekosistem Manggrove Teluk Awur (KESEMAT) dari Semarang, Jawa Tengah, yang melakukan kampanye dan konservasi mangrove di Teluk Awur, Jepara.

"Mereka adalah inspirasi untuk Indonesia," kata Sembiring.


Melalui para nominasi inilah tema KEHATI Award VIII ingin dimunculkan. Tema tahun ini adalah Keanekaragaman Hayati untuk Kesejahteraan Bangsa.

Seperti yang dilakukan oleh Achmad Subagio dengan pembuatan MOCAF (modified cassava flour) dari singkong yang ditanam di lahan kritis. Upaya tersebut bisa menjadi modal kedaulatan pangan yang berujung pada kesejahteraan rakyat.

Hal yang sama juga dilakukan oleh CV Arum Ayu yang mencoba berkreasi melalui beragam tepung dari sumber pangan lokal.

Pemanfaatan lain juga dilakukan oleh KESEMAT melalui pengelolaan mangrove dengan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga.

Tema keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan bangsa ini adalah pengingat tentang peran penting keanekaragaman pada kehidupan manusia.

Kekayaan yang menjadi potensi besar Indonesia tersebut menyimpan beragam sumber pangan, sumber energi alternatif, sumber obatan-obatan alami, dan jika dijaga dengan baik maka akan ikut menjaga ketersediaan air.

Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan kontribusi semua pihak pada keberlanjutan keanekaragaman hayati di Indonesia.

Hilangnya keanekaragaman hayati karena kesalahaan pengelolaan justru akan merugikan masyarakat di sekitarnya.

Terselanggaranya KEHATI Award VIII ini tidak lepas dari dukungan Chevron Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, PT Gadjah Tunggal, The Bodyshop, PT Pembangunan Jaya Ancol, Semen Indonesia, Marthina Berto (Martha Tilaar), Ny. Meneer, dan PT Chandra Asri. Dari sisi media, dukungan datang dari SWA Media, Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ), ANTARA, Radio KBR, Mongabay, MP Pro dan Alilansi Jurnalis Independen (AJI)




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcasz