JAKARTA,
- Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) kembali memberikan
penghargaan tertinggi pada enam pahlawan lingkungan berupa KEHATI Award VIII.
Mereka
adalah kelompok atau individu yang serius memberikan solusi terhadap berbagai
permasalahan lingkungan atau keanekaragaman hayati.
Sebagaimana
informasi yang dikirim melalui email, Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, MS
Sembiring mengatakan bahwa para penerima penghargaan ini berasal dari berbagai
wilayah di Indonesia
"Para
penerima penghargaan KEHATI Award berasal dari berbagai wilayah di
Indonesia," ucapnya
Sejak
pengumuman pendaftaran KEHATI Award VIII, berbagai aplikasi datang dari segala
penjuru Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pelestari lingkungan dan
keanekaragaman hayati masih bergeliat di seluruh nusantara.
"Semangat
itulah yang juga membat Dewan Juri harus benar-benar fokus untuk memilih enam
pemenang di enam kategori dari sekian banyak upaya-upaya terbaik anak
negeri," kata Sembiring.
Kategori-kategori
tersebut adalah Prakarsa Lestari Kehati pada perorangan atau kelompok,
Pendorong Lestari Kehati pada badan pelayanan publik atau pemerintah, Peduli
Lestari Kehati pada dunia usaha, Cipta Lestari Kehati pada ilmuwan atau
akademisi, Citra Lestari Kehati pada media massa atau pekerja seni dan budaya,
dan Tunas Lestari Kehati pada upaya-upaya generasi muda. Dari kerja keras para
juri, didapatkan 12 nominasi yang masing-masing memiliki keunggulan.
Pada
Prakarsa Lestari Kehati terdapat Aziil Anwar dari Majene, Sulawesi Barat, yang
merehabilitasi mangrove di desanya dan Masyarakat Adat Haruku dari Maluku yang
mampu mempertahankan tradisi pengelolaan lingkungan yang sudah ada sejak lama.
Pada
Pendorong Lestari Kehati terdapat Ir. Januminro dari Palangkaraya, Kalimantan
Tengah, yang membuat model pengelolaan hutan gambut berbasis hak milik dan Umbu
Jacob Tanda dari Mbatakapidu, Nusa Tenggara Timur, yang mencoba menanggulangi
masalah pangan di desanya. Pada Peduli Lestari Kehati terdapat PT Garuda
Indonesia yang selalu konsisten dalam pelestarian lingkungan melalui
program-program CSRnya dan CV Arum Ayu dari Tangerang Selatan, Jawa Barat, yang
serius mempromosikan pangan lokal melalui produk-produk makanannya.
Pada
Cipta Lestari Kehati terdapat Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana MS dari Bali
yang melestarikan dan memanfaatkan bambu Tabah dan Prof. Ir. Achmad Subagio
dari Jember, Jawa Timur yang mengelola sumber pangan lokal di lahan-lahan
marjinal.
Pada
Citra Lestari Kehati terdapat Agustinus Sasundu dari Kepulauan Sangihe,
Sulawesi Utara, yang memanfaatkan bambu untuk alat musik tradisional dan
Nasirun dari DI Yogyakarta yang melakukan zakat bumi dari hasil-hasilnya
melukis.
Terakhir
pada Tunas Lestari Kehati terdapat Cahyadi Adhe Kurniawan dari Semarang, Jawa
Tengah, yang memanfaatkan mangrove sebagai pewarna alami batik dan Kelompok
Studi Ekosistem Manggrove Teluk Awur (KESEMAT) dari Semarang, Jawa Tengah, yang
melakukan kampanye dan konservasi mangrove di Teluk Awur, Jepara.
"Mereka
adalah inspirasi untuk Indonesia," kata Sembiring.
Melalui
para nominasi inilah tema KEHATI Award VIII ingin dimunculkan. Tema tahun ini
adalah Keanekaragaman Hayati untuk Kesejahteraan Bangsa.
Seperti
yang dilakukan oleh Achmad Subagio dengan pembuatan MOCAF (modified cassava
flour) dari singkong yang ditanam di lahan kritis. Upaya tersebut bisa menjadi
modal kedaulatan pangan yang berujung pada kesejahteraan rakyat.
Hal
yang sama juga dilakukan oleh CV Arum Ayu yang mencoba berkreasi melalui
beragam tepung dari sumber pangan lokal.
Pemanfaatan
lain juga dilakukan oleh KESEMAT melalui pengelolaan mangrove dengan memberdayakan
ibu-ibu rumah tangga.
Tema
keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan bangsa ini adalah pengingat tentang
peran penting keanekaragaman pada kehidupan manusia.
Kekayaan
yang menjadi potensi besar Indonesia tersebut menyimpan beragam sumber pangan,
sumber energi alternatif, sumber obatan-obatan alami, dan jika dijaga dengan
baik maka akan ikut menjaga ketersediaan air.
Oleh
karena itu, diperlukan perhatian dan kontribusi semua pihak pada keberlanjutan
keanekaragaman hayati di Indonesia.
Hilangnya
keanekaragaman hayati karena kesalahaan pengelolaan justru akan merugikan
masyarakat di sekitarnya.
Terselanggaranya
KEHATI Award VIII ini tidak lepas dari dukungan Chevron Indonesia, Bank Negara
Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, PT Gadjah Tunggal, The Bodyshop, PT
Pembangunan Jaya Ancol, Semen Indonesia, Marthina Berto (Martha Tilaar), Ny.
Meneer, dan PT Chandra Asri. Dari sisi media, dukungan datang dari SWA Media,
Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ), ANTARA, Radio KBR,
Mongabay, MP Pro dan Alilansi Jurnalis Independen (AJI)
Kontak
Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/Lorcasz