KINIBALU,
- Pemerintah Indonesia menegaskan kembali bahwa organisasi kawasan Asia
Tenggara, ASEAN harus bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat di setiap negara
anggotanya.
Dok. Kemlu RI |
Hal
ini disampaikan Indonesia melalui Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi pada
Forum Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) Retreat yang berlangsung di Kota Kinibalu
pada 27-28 Januari 2015.
Pada
kesempatan tersebut, Menlu menegaskan bahwa telah mulai saatnya bagi ASEAN
untuk mengurangi kesenjangan (gap) antara hasil pertemuan ASEAN dengan hal
nyata yang dapat langsung dirasakan oleh rakyat. Pandangan ini mendapat
dukungan penuh dari negara-negara anggota lainnya.
Selain
mengusulkan pendekatan bersifat kerakyatan, Menlu RI juga mengusulkan
pengurangan dan perampingan (streamlining) pertemuan ASEAN yang juga menjadi
arahan Presiden RI serta hasil pembicaraan Presiden RI Joko Widodo dengan
Perdana Menteri Singapura dan Perdana Menteri Malaysia.
Sehubungan
dengan upaya perampingan tersebut, Indonesia dan Singapura telah menyampaikan
concept paper yang akan digunakan oleh Pejabat Tinggi ASEAN untuk pembahasan
lanjut.
Indonesia,
dalam AMM Retreat juga menekankan pentingnya perlindungan bagi buruh migran di
ASEAN karena Indonesia memandang perlindungan buruh migran pada tingkat
regional hanya akan efektif apabila ASEAN memiliki kerangka hukum untuk
perlindungan buruh migran.
Di
bidang maritim, Indonesia juga mendorong perlunya kerjasama maritim di ASEAN.
Pentingnya kerjasama maritim ini telah pula disampaikan Presiden RI dalam KTT
ASEAN ke-25 dan KTT lainnya di Myanmar, November 2014
Pada
kesempatan pertemuan tersebut, Menlu RI juga telah menyampaikan undangan dan
informasi kepada para Menlu ASEAN mengenai rencana Indonesia untuk menjadi tuan
rumah KAA dan Peringatan 60 Tahun KAA yang diselenggarakan di Jakarta dan
Bandung, 22-24 April 2015, dengan didahului oleh Pertemuan SOM, 19 April 2015
dan Pertemuan Tingkat Menteri tanggal 20 April 2015.
Kontak
Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/Lorcasz