ISTANBUL, - Ada yang menarik
dari Turki dimana untuk pertama kalinya pemimpin negara tersebut mulai melek
menggunakan sarana sosial media untuk berinteraksi.
Sebagaimana dilaporkan
Kepala Komunikasi Publik Kantor Kepresidenan Turki, Mucahit Kucukyilmaz pada
kantor berita Anatolia mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menulis
sendiri kicauannya pada akun dirinya @RT_Erdogan yang tengah melakukan
kunjungan ke Kolombia.
/twitter.com/RT_Erdogan |
Dalam kicauannya, Erdogan
menuliskan tentang hari anti tembakau dengan memberikan semacam nasehat untuk
menjauh dari efek sampingnya dengan menggunakan tanda pagar berhenti merokok.
“Hari ini, 9 Februari adalah
Hari Anti-Tembakau, Jauhkan dirimu dari racun ini dan #Berhentimerokok RTE,”kicau
Erdogan dalam laman twitternya.
Ketka ditanya soal inisial
RTE, Mucahit mengatakan inilah tersebut menunjukkan kalau Erdogan sendiri yang
menuliskan status pada akun twitternya dengan harapan memulai hari dengan
sangat berarti.
Akun yang dimiliki Erdogan
ini sebelumnya dikelola para pendukungnya dan sekarang sudah diambil alih oleh
pemerintah bahkan pihak twitter pun sudah memverifikasi akun tersebut sebagai
akun resmi milik presiden.
Selain Erdogan, banyak
pejabat dinegeri yang dikenal sebagai Asia Kecil itu memiliki akun twitter
seperti Perdana Menteri Ahmet Davutoglu
Namun apa yang dilakukan
Erdogan dengan melakukan kicauan perdananya secara tidak langsung sudah
menjilat ludahnya sendiri.
Karena perlu diingat,
Presiden Erdogan pernah mengeluarkan cemoohan tentang layanan social media 140
karakter ini pada Februari tahun lalu dengan mengatakan dirinya tidak punya
waktu luang karena bekerja siang dan malam
“Saya tidak punya Twitter.
Saya tidak punya waktu luang, saya bekerja siang dan malam,”ucapnya
Bahkan pada Agustus 2014
lalu, pria kelahiran 26 Februari 1954 ini mengatakan Twitter sebagai pisau
pembunuh serta menyatakan dirinya tidak suka tweet.
Apa yang dibenci Erdogan
terhadap twitter cukup berasalan karena berkat media sosial ini banyak timbul
protes massa dinegaranya pada bulan Juni 2013.
Pemerintah Turki sendiri
telah memblokir Twitter pada Maret 2014 lalu setelah disebutkan sebagai alat
untuk menyebarkan rekaman kasus korupsi yang melibatkan keluarga pemimpin walau
dicabut oleh Mahkamah Konstitusi negara itu.
Soal anti social media
sendiri, sebuah laporan transparansi sebagaimana dilaporkan Telegraph bahwa
Turki telah membungkam kebebasan berekspresi lewat sosial media sejak tahun
2014 lalu.
Bahkan dalam enam bulan
terakhir di tahun 2014 negara ini menjadi negara dengan permintaan pencabutan
konten terbanyak dengan lebih dari 470
permintaan yang diajukan lewat pengadilan, polisi serta lembaga pemerintahan.
Kontak Blog >
ervanca@Gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz