Rabu, 18 Februari 2015

Kemlu Bahas Situasi Ukraina Bersama Akademisi

BANDUNG, - Situasi Ukraina yang semakin memanas walau sudah terjadi gencatan senjat membuat sebagian pihak pun melihat sejauh mana tindakan ini bisa dipahami kedua belah pihak.

Ilustrasi - Istimewa
Hal inilah yang dibicarakan sejumlah pihak termasuk akademisi di Bandung, Jawa Barat. Sebagaimana informasi yang diterima dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI melalui email menjelaskan bertempat di Kampus FISIP Universitas Katolik Parahyangan, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa (P3K2 Amerop) – Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK), Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Parahyangan telah menyelenggarakan Forum Kajian Luar Negeri (FKKLN) dengan tema "Geopolitik dan Geoekonomi Krisis Ukraina: Perspektif Indonesia”.

FKKLN menghadirkan pembicara Kepala BPPK, Duta Besar Dr. Darmansjah Djumala; pengamat ekonomi dari International Center for Applied Finance and Economics, Institut Pertanian Bogor, Iman Sugema, Ph.D; pengamat hubungan internasional, Makmur Keliat, Ph.D, dari Universitas Indonesia dan Prof. Bob S. Hadiwinata dari Universitas Katolik Parahyangan.

Bertindak sebagai moderator adalah I Nyoman Sudira, Ph.D, Ketua Jurusan Hubungan Internasional dari Universitas Katolik Parahyangan.

FKKLN kali ini bertujuan untuk menjaring pemikiran para akademisi untuk mengantisipasi dampak geo-politik dan geo-ekonomi dari krisis Ukraina, dan menyikapi gejolak ekonomi yang terjadi di Rusia dan pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia.

Sebagai pembicara pertama, Dubes Dr. Darmansjah Djumala mengemukakan bahwa bagi Indonesia, krisis yang berakar pada perebutan pengaruh atas Ukraina antara Amerika Serikat dan Uni Eropa melawan Rusia ini menunjukkan bahwa cold war mentality masih ada dan menjadi ujian bagi kebijakan politik luar negeri “bebas dan aktif” Indonesia.

Pengamatan serupa juga disampaikan oleh Prof. Bob Hadiwinata yang menambahkan tidak menutup kemungkinan perebutan pengaruh di Ukraina tersebut dapat terjadi pula di Asia. Dalam konteks ini, disarankan agar Indonesia lebih giat menggagas regional security cooperation untuk mencegah hal ini terjadi.

Dalam proyeksinya mengenai masa depan krisis Ukraina, Dr. Makmur Keliat menyangsikan bahwa krisis ini akan berkembang menjadi konflik terbuka. Namun demikian, diperkirakan bahwa gesekan-gesekan kecil masih akan terjadi sampai tercapainya penyelesaian akhir krisis ini.

FKKLN yang dibuka oleh Rektor Universitas Parahyangan ini mendapat apresiasi dan antusiasme yang sangat tinggi.

Forum ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang terdiri dari kalangan akademisi, instansi pemerintah, dan mahasiswa di berbagai universitas di Jakarta dan Bandung.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz