BANDUNG, - Situasi Ukraina
yang semakin memanas walau sudah terjadi gencatan senjat membuat sebagian pihak
pun melihat sejauh mana tindakan ini bisa dipahami kedua belah pihak.
Ilustrasi - Istimewa |
Hal inilah yang dibicarakan
sejumlah pihak termasuk akademisi di Bandung, Jawa Barat. Sebagaimana informasi
yang diterima dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI melalui email
menjelaskan bertempat di Kampus FISIP Universitas Katolik Parahyangan, Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa (P3K2 Amerop) –
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK), Kementerian Luar Negeri
bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik
Parahyangan telah menyelenggarakan Forum Kajian Luar Negeri (FKKLN) dengan tema
"Geopolitik dan Geoekonomi Krisis Ukraina: Perspektif Indonesia”.
FKKLN menghadirkan pembicara
Kepala BPPK, Duta Besar Dr. Darmansjah Djumala; pengamat ekonomi dari
International Center for Applied Finance and Economics, Institut Pertanian
Bogor, Iman Sugema, Ph.D; pengamat hubungan internasional, Makmur Keliat, Ph.D,
dari Universitas Indonesia dan Prof. Bob S. Hadiwinata dari Universitas Katolik
Parahyangan.
Bertindak sebagai moderator
adalah I Nyoman Sudira, Ph.D, Ketua Jurusan Hubungan Internasional dari Universitas
Katolik Parahyangan.
FKKLN kali ini bertujuan
untuk menjaring pemikiran para akademisi untuk mengantisipasi dampak
geo-politik dan geo-ekonomi dari krisis Ukraina, dan menyikapi gejolak ekonomi
yang terjadi di Rusia dan pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia.
Sebagai pembicara pertama,
Dubes Dr. Darmansjah Djumala mengemukakan bahwa bagi Indonesia, krisis yang
berakar pada perebutan pengaruh atas Ukraina antara Amerika Serikat dan Uni
Eropa melawan Rusia ini menunjukkan bahwa cold war mentality masih ada dan
menjadi ujian bagi kebijakan politik luar negeri “bebas dan aktif” Indonesia.
Pengamatan serupa juga
disampaikan oleh Prof. Bob Hadiwinata yang menambahkan tidak menutup
kemungkinan perebutan pengaruh di Ukraina tersebut dapat terjadi pula di Asia.
Dalam konteks ini, disarankan agar Indonesia lebih giat menggagas regional
security cooperation untuk mencegah hal ini terjadi.
Dalam proyeksinya mengenai
masa depan krisis Ukraina, Dr. Makmur Keliat menyangsikan bahwa krisis ini akan
berkembang menjadi konflik terbuka. Namun demikian, diperkirakan bahwa
gesekan-gesekan kecil masih akan terjadi sampai tercapainya penyelesaian akhir
krisis ini.
FKKLN yang dibuka oleh
Rektor Universitas Parahyangan ini mendapat apresiasi dan antusiasme yang
sangat tinggi.
Forum ini dihadiri oleh
sekitar 150 peserta yang terdiri dari kalangan akademisi, instansi pemerintah,
dan mahasiswa di berbagai universitas di Jakarta dan Bandung.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz