ROMA, - Tanggal 17 Februari
2015 merupakan hari bersejarah bagi dunia kerja sama pembangunan di Indonesia,
khususnya di bidang pertanian, dengan dilakukannya penandatanganan Perjanjian
menjadi tuan rumah (Host Country Agreement) antara Indonesia dengan
International Fund for Agricultural Development (IFAD) di markas besar IFAD di
Roma.
Sebagaimana dilansir dari
laman Kemlu RI, penandatanganan perjanjian untuk mengawali dibukanya kantor
perwakilan IFAD di Jakarta oleh Dubes LBBP RI untuk Republik Italia, August Parengkuan,
yang sekaligus dalam kapasitas sebagai Wakil Indonesia untuk badan-badan PBB di
Roma – FAO, IFAD, WFP, dan UNIDROIT, dengan Presiden IFAD, Kanayo F. Nwanze
dilakukan di sela-sela pelaksanaan 38th Session of the Governing Council of
IFAD pada tanggal 16-17 Februari 2015.
Dubes Parengkuan menyebutkan
bahwa hasil penandatanganan tersebut yang merupakan hasil perundingan selama 2
(dua) tahun lebih ini sangat penting, tidak hanya bagi IFAD, namun juga bagi
Indonesia terutama dikaitkan dengan kebutuhan untuk ketahanan pangan maupun
pembangunan dan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat di daerah
tertinggal.
Dok, KBRI Roma |
Hal ini menurutnya sejalan
dengan program pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas di
bidang pangan serta pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Presiden IFAD menyampaikan
bahwa tahun 2015 merupakan 35 tahun hubungan Indonesia dengan IFAD sehingga
penandatanganan ini merupakan momen yang sangat penting dari hubungan kedua
pihak.
Dirinya juga menyampaikan
bahwa Indonesia adalah anggota yang penting bagi IFAD, dan pembukaan kantor
IFAD di Jakarta akan memastikan investasi IFAD di bidang peningkatan
kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan akan terus berlanjut.
Penandatanganan yang
dilaksanakan di ruang C705 markas besar IFAD di Roma tersebut, ikut disaksikan
oleh Gubernur IFAD Indonesia, Andin Hadiyanto yang juga Staf Ahli Menteri
Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional, Kementerian Keuangan.
Selain itu, ikut hadir Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono;
Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral, Kementerian
Keuangan, Syurkani Ishak Kasim; Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Kementerian
Pertanian, Mesah Tarigan; Wakil Kepala Perwakilan dan pejabat KBRI Roma; serta
pejabat teras IFAD, diharapkan akan meningkatkan peran IFAD di Indonesia dan
ikut secara aktif dalam berbagai program pemerintah yang bersifat ketahanan
pangan dan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat di daerah yang selama ini
belum terjangkau.
Sejak tahun 1980, sebanyak
15 proyek dan kegiatan dengan nilai lebih dari US$ 827 juta telah dilakukan di
Indonesia. Hal ini telah memberikan manfaat dan dampak positif bagi lebih dari
13 juta masyarakat di daerah tertinggal.
Perjanjian tuan rumah
tersebut akan lebih meningkatkan peran dan dukungan IFAD di berbagai daerah
tertinggal di berbagai wilayah di Indonesia.
Sementara itu, Staf Ahli
Menteri Keuangan, Andin Hadiyanto menyampaikan bahwa IFAD diharapkan akan lebih
membantu Indonesia dalam realisasi berbagai proyek di bidang pertanian, tidak
hanya pada kegiatan-kegiatan yang berbentuk seminar dan lokakarya, namun juga
pada sektor riil dan sektor teknis di lapangan.
Pemerintah saat ini sedang
serius melakukan pembenahan pada sektor riil terutama di bidang infrastruktur,
ketahanan pangan, dan pembangunan daerah sehingga berbagai proyek IFAD di
Indonesia diharapkan selaras dan bersinergi dengan berbagai proyek pemerintah
yang terkait.
Sebelumnya pada hari yang
sama, Andin Hadiyanto telah melakukan pertemuan bilateral dengan Vice-President
IFAD, Michel Mordasini.
Dalam pertemuan tersebut, VP
IFAD menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Indonesia atas kesediaan
menjadi tuan rumah dari Kantor IFAD dan menegaskan kembali kesiapan untuk
bekerja sama secara lebih erat dengan Pemerintah Indonesia.
Kantor perwakilan IFAD di
Jakarta tersebut nantinya tidak hanya akan melayani berbagai urusan di
Indonesia, namun juga akan melayani pekerjaan serupa untuk beberapa negara
lainnya seperti Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea, Australia, New
Zealand, dan negara-negara di wilayah Pasifik. Hal ini menunjukkan pentingnya keberadaan
Indonesia bagi IFAD.
Sebagai informasi, IFAD
merupakan lembaga keuangan internasional di bawah PBB yang didirikan pada tahun
1977 sebagai hasil utama pelaksanaan konferensi pangan dunia tahun 1974.
Pembentukan IFAD difokuskan
untuk mengatasi masalah kemiskinan dengan melakukan pembiayaan atas berbagai
proyek pembangunan pertanian di negara-negara berkembang khususnya di berbagai
pelosok daerah tertinggal.
Indonesia menjadi anggota
Executive Board secara terus-menerus yang salah satu tugasnya memutuskan aspek
operasionalisasi dan kebijakan strategis IFAD dalam membantu pembangunan
pertanian dan pengentasan kemiskinan di negara-negara berkembang, dan juga
sejak beberapa tahun terakhir menjadi Ketua Komite Evaluasi IFAD.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz