Minggu, 05 April 2015

Evakuasi Warga Internasional, Menlu RI Serukan Jeda Kemanusiaan di Yaman

JAKARTA, - Kondisi keamanan di Yaman, khususnya di bagian Barat Yaman sekitar kota Aden dan Sanaa semakin memprihatinkan.

Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin meluas. Keadaan ini mempersulit upaya evakuasi yang dilakukan dan mengharuskan Tim Evakuasi WNI Indonesia untuk terus menyesuaikan skenario, langkah, dan proses evakuasi.

Sebagaimana informasi yang diterima Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI melalui email mengatakan bahwa Tim evakuasi tetap berpengang pada prisinp melakukan evakuasi secara cepat, aman, dan efisien.

Indonesia juga menyesalkan terjadinya kembali korban sipil dalam pertikaian di Yaman.  Pemerintah Indonesia terus menyerukan agar semua pihak menahan diri dan memperhatikan keselamatan warga sipil, baik itu warga Yaman maupun warga aisng.

Terkait dengan situasi ini, Menlu RI memita kepada semua pihak di Yaman agar memberlakukan jeda kemanusiaan (humanitarian pause) guna memberikan kesempatan bagi warga sipil dievakuasi keluar dari Yaman.

Kesempatan ini akan digunakan oleh Pemerintah RI untuk melakukan evakuasi WNI secepatnya dari Yaman.

Kemarin, Tim Percepatan Evakuasi WNI yang berangkat dari Jakarta Kamis lalu susah berhasil ke kota Tareem melalui perbatasan Yaman-Oman..

Tim telah berkoordiansi dengan WNI yang ada di Tarim, Al Mukalla dan kota lainnya di daerah Hadhramaut untuk mempersiapkan proses evakuasi.

Telah dibentuk Tim Relawan Percepatan Evakuasi yang di pimpin oleh PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di daerah Hadhramaut.

Tim terpadu evakuasi WNI juga telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk para tokoh ulama dan pimpinan universitas dan pesantren guna membantu meyakinkan WNI yang ada di daerah Hadhramaut untuk bersedia di evakuasi.

Sejak proses evakuasi di mulai pada bulan Desember 2014 dan intensifikasi evakuasi pada 25 Maret 2015, sebanyak 792 WNI telah dievakuasi dari Yaman dan sampai dengan hari ini sebanyak 590 telah kembali ke Indonesia.

Sisanya sebanyak 202 WNI saat ini sudah dievakuasi ke wilayah aman yaitu di Jizan (Arab Saudi), dan Djibouti City (Djibouti).

Saat ini masih terdapat sejumlah WNI yang ada diberbagai penampungan/safe house dan menunggu evakuasi di Aden 89 orang, Sana’a 40 orang, Al‘Mukalla 40 orang dan Tarim 58 orang.

Pemerintah Indonesia terus meminta agar seluruh WNI di Yaman bersedia untuk dievakuasi selama masih memungkinkan dan sebelum situasi, baik keamanan maupun ketersediaan logistik, semakin memburuk.

Pemerintah juga meminta  keluarga WNI yang ada di Indonesia untuk mendorong keluarganya di Yaman untuk bersedia dievakuasi.

Seperti diketahui Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim terpadu ke Yaman dan Salalah Oman untuk melakukan intensivikasi evakuasi WNI termasuk dengan mengerahkan satu pesawat TNI AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti.

Tim yang terdiri 43 personil meliputi unsur Kementerian Luar Negeri (14 orang), TNI AU (21 orang), Polri (7 orang), dan BIN (3 orang). Tim terus mencari cara untuk dapat melakukan evakuasi cepat, aman dan efisien.

Operasi evakuasi Yaman melibatkan 5 Perwakilan RI yaitu KBRI Sanaa, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI Addis Ababa dan KJRI Jeddah.

Terkait dengan evakuasi,  Menlu RI menyambut 110 WNI yang dievakuasi dari Yaman di bandara Soekarno-Hatta (5/4).

110 WNI tersebut merupakan bagian pertama yang tiba di Indonesia dari 262 WNI yang berhasil keluar dari Yaman ke Jizan Arab Saudi beberapa hari lalu.

Sisanya akan dijemput oleh pesawat TNI AU di Jizan untuk diterbangkan ke wilayah Oman dan selanjutnya ke Indonesia dengan pesawat komersial.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz