JAKARTA, - Kondisi keamanan
di Yaman, khususnya di bagian Barat Yaman sekitar kota Aden dan Sanaa semakin
memprihatinkan.
Kontak senjata antara pihak
yang bertikai semakin meluas. Keadaan ini mempersulit upaya evakuasi yang
dilakukan dan mengharuskan Tim Evakuasi WNI Indonesia untuk terus menyesuaikan
skenario, langkah, dan proses evakuasi.
Sebagaimana informasi yang
diterima Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI melalui email mengatakan bahwa
Tim evakuasi tetap berpengang pada prisinp melakukan evakuasi secara cepat,
aman, dan efisien.
Indonesia juga menyesalkan
terjadinya kembali korban sipil dalam pertikaian di Yaman. Pemerintah Indonesia terus menyerukan agar
semua pihak menahan diri dan memperhatikan keselamatan warga sipil, baik itu
warga Yaman maupun warga aisng.
Terkait dengan situasi ini, Menlu
RI memita kepada semua pihak di Yaman agar memberlakukan jeda kemanusiaan
(humanitarian pause) guna memberikan kesempatan bagi warga sipil dievakuasi
keluar dari Yaman.
Kesempatan ini akan
digunakan oleh Pemerintah RI untuk melakukan evakuasi WNI secepatnya dari
Yaman.
Kemarin, Tim Percepatan
Evakuasi WNI yang berangkat dari Jakarta Kamis lalu susah berhasil ke kota
Tareem melalui perbatasan Yaman-Oman..
Tim telah berkoordiansi
dengan WNI yang ada di Tarim, Al Mukalla dan kota lainnya di daerah Hadhramaut
untuk mempersiapkan proses evakuasi.
Telah dibentuk Tim Relawan
Percepatan Evakuasi yang di pimpin oleh PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di
daerah Hadhramaut.
Tim terpadu evakuasi WNI
juga telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk para tokoh ulama
dan pimpinan universitas dan pesantren guna membantu meyakinkan WNI yang ada di
daerah Hadhramaut untuk bersedia di evakuasi.
Sejak proses evakuasi di
mulai pada bulan Desember 2014 dan intensifikasi evakuasi pada 25 Maret 2015,
sebanyak 792 WNI telah dievakuasi dari Yaman dan sampai dengan hari ini
sebanyak 590 telah kembali ke Indonesia.
Sisanya sebanyak 202 WNI
saat ini sudah dievakuasi ke wilayah aman yaitu di Jizan (Arab Saudi), dan
Djibouti City (Djibouti).
Saat ini masih terdapat
sejumlah WNI yang ada diberbagai penampungan/safe house dan menunggu evakuasi
di Aden 89 orang, Sana’a 40 orang, Al‘Mukalla 40 orang dan Tarim 58 orang.
Pemerintah Indonesia terus
meminta agar seluruh WNI di Yaman bersedia untuk dievakuasi selama masih
memungkinkan dan sebelum situasi, baik keamanan maupun ketersediaan logistik,
semakin memburuk.
Pemerintah juga meminta keluarga WNI yang ada di Indonesia untuk
mendorong keluarganya di Yaman untuk bersedia dievakuasi.
Seperti diketahui Pemerintah
Indonesia telah mengirimkan Tim terpadu ke Yaman dan Salalah Oman untuk
melakukan intensivikasi evakuasi WNI termasuk dengan mengerahkan satu pesawat
TNI AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti.
Tim yang terdiri 43 personil
meliputi unsur Kementerian Luar Negeri (14 orang), TNI AU (21 orang), Polri (7
orang), dan BIN (3 orang). Tim terus mencari cara untuk dapat melakukan
evakuasi cepat, aman dan efisien.
Operasi evakuasi Yaman
melibatkan 5 Perwakilan RI yaitu KBRI Sanaa, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI
Addis Ababa dan KJRI Jeddah.
Terkait dengan
evakuasi, Menlu RI menyambut 110 WNI
yang dievakuasi dari Yaman di bandara Soekarno-Hatta (5/4).
110 WNI tersebut merupakan
bagian pertama yang tiba di Indonesia dari 262 WNI yang berhasil keluar dari
Yaman ke Jizan Arab Saudi beberapa hari lalu.
Sisanya akan dijemput oleh
pesawat TNI AU di Jizan untuk diterbangkan ke wilayah Oman dan selanjutnya ke
Indonesia dengan pesawat komersial.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz