JAKARTA,
- Indonesia dan Thailand sepakat untuk
tingkatkan kerja sama di bidang kelautan, khususnya illegal fishing.
Rencananya,
kedua negara akan membentuk kelompok kerja untuk membahas solusi illegal
fishing dan kerja sama perikanan.
Demikian salah
satu isu yang diangkat dalam pertemuan Presiden RI, Joko Widodo dengan
counterpart-nya PM Thailand, Prayut Chan-O-Cha di sela sela Konferensi Asia Afrika 2015.
Sebagaimana informasi
yang diterima dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI melalui email
mengatakan dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden RI menegaskan
harapannya agar Pemerintah Thailand dapat meningkatkan perlindungan dan akses
hukum bagi Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia di Thailand.
Terkait isu
perbatasan, kedua pemimpin juga sepakat untuk memulai pembahasan kembali
perundingan perbatasan maritim pada akhir April 2015 seperti yang telah
disetujui oleh kedua Menlu di Bangkok, 1-2 April 2015.
PM Thailand,
pada pertemuan menyambut baik kerja sama perdagangan yang telah terjalin baik
selama ini, adapaun di bidang investasi, Presiden RI mengundang PM Thailand
untuk meningkatkan investasi di Indonesia khususnya di sektor infrastruktur,
energi terbarukan, pengolahan makanan dan pariwisata.
Sebagai
informasi, perdagangan bilateral lima tahun terakhir (2010-2014) mengalami
peningkatan rata-rata 5,63% per tahun.
Kedua negara
akan meningkatkan kerja sama perdagangan melalui pertukaran teknologi dan
budidaya produk produk pertanian.
Saat ini,
Thailand merupakan investor ke-13 terbesar di Indonesia dengan nilai US$ 317,7
juta di 55 proyek.
Bidang usaha
yang menjadi fokus minat para investor Thailand di Indonesia adalah pengolahan
makanan, konstruksi, pasokan air, suku cadang mobil, produk kimia, pariwisata,
perhotelan dan retail/mall.
Kontak blog
> ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz