SINGAPURA, - Rakyat dan
Pemerintahan Singapura berduka karena sang pendiri serta pemimpin negara
tersebut meninggal dunia karena sakit pneumonia.
Ucapan duka cita tersebut
disampaikan Presiden Tony Tan Keng Yam dalam sebuah surat kepada Perdana
Menteri Lee Hsien Loong yang juga putera dari Lee Kuan Yew berisi kidung dan
dan pujian untuk almarhum.
“Atas nama rakyat Singapura,
saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sangat mendalam saya kepada anda dan
keluarga anda atas mangkatnya ayahanda tersayang anda, Bapak Lee Kuan Yew,”demikian
tulisan dari Presiden Tony.
Presiden juga mengatakan
dalam suratnya Lee telah mendiskusikan seluruh hidupnya untuk Singapura
semenjak posisi pertamanya sebagai penasehat hukum pada serikat buruh pada
1950an setelah kelulusannya dari Cambridge hingga perannya yang tidak dapat
dibantahka sebagai arsitek dari negeri tersebut.
Berikut beberapa isi surat duka cita Presiden
Tan kepada Lee Hsien Loong sebagaimana dilansir media setempat
Atas
nama rakyat Singapura, saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sangat
mendalam saya kepada anda dan keluarga anda atas mangkatnya ayahanda tersayang
anda, Bapak Lee Kuan Yew.
Bapak
Lee telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk Singapura semenjak posisi
pertamanya sebagai penasehat hukum pada serikat buruh pada 1950an setelah
kelulusannya dari Universitas Cambridge sampai perannya yang tak terbantahkan
sebagai arsitek Republik modern kita. Sedikit yang telah menunjukkan
pengorbanan begitu lengkap bagi kebaikan yang melampaui dirinya sendiri.
Bapak
Lee terpilih masuk Majelis Legislatif Inggris pada 1955 dan menjadi Perdana
Menteri pertama Singapura setelah
mengetuai PAP sampai menang pada pemilihan umum 1959 ketika Singapura
mendapatkan pemerintahan berdaulat penuh.
Pada
masa itu, Singapuran menghadapi masalah pengangguran yang tinggi, kekurangan
infrastruktur dan lingkungan luar negeri yang bermusuhan. Demi menjamin akses
Singapuran pada bumi, air dan sumber daya alam, Bapak Lee memimpin Singapura
bergabung dengan Federasi Malaysia sebelum mendeklarasikan kemerdekaan dari
Inggris pada 1963
Namun
ternyata, masalah-masalah semakin berat manakala Singapura kehilangan jantung
ekonomiya setelah pemisahan terpaksa kita dari Malaysia pad 1965. Banyak yang
meragukan Singapura bisa selamat sebagai sebuah bangsa namun Bapak Lee
menggerakkan rakyat kita bersama-sama dan memimpin kolega-kolega kabinetnya
menuju pembangunan yang berhasil angkatan bersenjata kita, membangun
infrastruktur kita dan mentransformasi Singapura menjadi sebuah metropolis
dunia.
Bahkan
ketika pembangunan perkotaan Singapura masih berada pada fase-fase awal, Bapak
Lee sudah memiliki visi membangun Singapore sebagai Kota Taman nan hidup. Bapak
Lee telah memprakarsai poryek ambisius untuk membersihkan Sungapu Singapura dan
Sungai Kallang yang saat itu disesaki oleh sampah, kotoran dan limbah industri.
Sungai Singapura kini membentuk bagian dari Teluk Marina yang tidak hanya
menjadi sumber tak ternilai bagi air bersih bagi negara kita namun juga sebagai
tempat yang dinikmati oleh orang Singapura dan para turis dari seluruh dunia.
Bapak
Lee juga mendirikan Dewan Pembangunan Perumahan untuk mengembangkan kawasan
hunian publik guna memberi setiap warga negara haknya dalam bangsa ini. Hari
ini, karena pandangan jauh ke depan Bapak Lee, Singpura dipuji sebagai model
pembangunan berkelanjutan dan pembangunan inklusif bagi pengembangan kota-kota
di seluruh dunia.
Bapak
Lee telah memberi sumbangan abadi dalam membangun Singapura yang meritokratis
dan multicultural. Sebagai Perdana Menteri Singapura, Bapak Lee meletakkan
takaran-takaran dalam menjamin bahwa tempat-tempat universitas, kontrak-kontrak
pemerintah dan penunjukkan jabatan publik mesti diisi berdasarkan merit,
ketimbang berdasarkan ras dan agama.
Bapak
Lee juga menyatakan Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi bersama dan bahasa
pengantar utama dalam proses belajar mengajar di sekolah-sekolah kita sehingga
semua rakyat Singapura punya peluang yang sama untuk belajar, berkomunikasi dan
bekerja dengan tidak memandang ras.
Setiap
kelompok etnis didorong untuk mempelajari bahasa ibunya sebagai bahasa kedua,
demi menjami identitas budaya dan komunitas kelompok etnis itu. Berkat
kebijakan-kebijakan ini, rakyat Singapura kini bisa berkiprah pada sistem
bilingual dan bicultural kita sehingga mengambil keuntungan dari
kesempatan-kesempatan yang dipersembahkan ke seluruh dunia
Seorang
pemimpin yang menempatkan bakti di atas kepentingan dirinya sendiri, Bapak Lee
mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri pada 1990 untuk memberi jalan kepada
penyegaran kepemimpinan yang lembut setelah dia membentuk tim muda pada
menteri-menteri kabinet.
Namun
demikian, dia terus melanjutkan baktinya dan memajukan kepentingan Singapura di
dalam dan luar negeri sebagai Menteri Senior Singapura dari 1990 hingga 2004
dan kemudian Menteri menteri dari 2004 sampai 2011. Dia sudah membaktikan diri
selama 50 tahun di kabinet dan menjadi Perdana Menteri paling lama menjabat di
dunia ketika mundur pada 1990.
Melalui
Bapak Lee, Singapura mendapatkan pengakuan internasional dan membangun hubungan
yang koorperatif dengan negara-negara besar yang tertarik ke kawasan kita.
Bapak Lee adalah seorang yang pertama membaca potensi reformasi Tiongkok di
bawah kepemimpinan Deng Xiaioping.
Keintelekan
yang brilian dari Bapak Lee serta keterusterangannya dalam berpendapat membuat
banyak pemimpin internasional dan diplomat asing untuk meminjam pandangannya
terhadap pembangunan di kawasan dan di seluruh dunia. Dianggap luas sebagai
negarawan senior, Bapak Lee dianugerahi banyak penghargaan internasional
sepanjang karir politiknya.
Banyak
aspek dari kehidupan kita lahir dari jejak Bapak Lee entah itu hunian-hunian
HDB (Dewan Perumahan dan Pembangunan) kita, taman-taman kita, atau SAF, tanpa
pandangan jauh ke depan beliau yang luar biasa dan upaya tanpa lelah membangun
Singapura, maka Singapura yang kita kenal kenal sekarang tidak akan ada.
Singapura
adalah gairah hidupnya dan dia terus berbakti kepada Singapura sampai hari-hari
terakhir dalam hidupnya. Warga Singapura berutang terima kasih nan abadi kepada
Bapak Lee Kuan Yew. Penghargaan terbesar yang dapat diberikan warga Singapura
adalah mengkhazanahi dan membangun di atas warisan yang ditinggalkan Bapak Lee
dan timnya untuk kita dan membuat Singapura menjadi rumah yang jauh lebih baik
untuk generasi mendatang kita,
Hati
Kami semua bersama Anda dalam masa sedih ini.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz