Senin, 06 April 2015

Evakuasi WNI di Yaman Dilakukan dengan Cepat, Aman dan Efisien

JAKARTA, - Terkait dengan pemulangan sekitar 110 WNI evakuasi dari Yaman Minggu (5/4) berlangsung dengan lancar dan akan ada kembali pemulangan.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi yang didampingi Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha C Nasir dan Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal ketika memberikan keterangan pers.

Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemlu. Menlu menyampaikan update terkait dengan proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Yaman yang tengah dilanda konflik.

Menlu menyampaikan bahwa setelah ketibaan 110 WNI evakuasi dari Yaman kemarin (5/4), hari ini Pemerintah RI kembali memulangkan 110 WNI lainnya yang berhasil keluar dari Yaman ke Jizan, Arab Saudi beberapa hari lalu.

Adapun, sisanya sekitar 82 WNI akan dijemput oleh pesawat TNI AU di Jizan untuk diterbangkan ke Salalah di Oman dan selanjutnya ke Indonesia dengan pesawat komersial.
Pemulangan hari ini terdiri dari empat gelombang. 

Tiga gelombang pemulangan pertama menggunakan penerbangan Emirates EK 357 ETA 15.40 WIB (34 orang), Qatar QR 956 ETA 14.25 WIB (13 orang), dan Qatar Qr 954 ETA 22.05 WIB (22 orang) dengan ketibaan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng.

Sedangkan gelombang pemulangan lainnya menggunakan penerbangan Qatar QR 962 ETA 17.10 WITA dengan ketibaan di Bandara Ngurah Rai, Denpasar.

Menurut Menlu kalkulasi jumlah WNI yang telah dipulangkan dari Yaman sejauh ini sejak Desember 2014 berjumlah 700 orang setelah melalui beberapa kali pemulangan.

Menlu terus menghimbau kepada WNI di Yaman untuk memilih opsi evakuasi kembali ke tanah air demi keselamatan diri dan keluarga.

Keadaan keamanan di Yaman, khususnya di bagian Barat Yaman sekitar kota Aden dan Sana’a semakin memprihatinkan.

Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin meluas. Keadaan ini mempersulit upaya evakuasi yang dilakukan dan mengharuskan Tim Percepatan Evakuasi WNI Indonesia untuk terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi.

Tim evakuasi tetap berpengang pada prisip melakukan evakuasi secara cepat, aman dan efisien.

Indonesia juga menyesalkan terjadinya kembali korban sipil dalam pertikaian di Yaman.  Pemerintah Indonesia terus menyerukan agar semua pihak menahan diri dan memperhatikan keselamatan warga sipil, baik itu warga Yaman maupun warga asing.

Selain itu, Menlu RI meminta kepada semua pihak di Yaman agar memberlakukan jeda kemanusiaan (humanitarian pause) guna memberikan kesempatan bagi warga sipil dievakuasi keluar dari Yaman.

Dalam hal ini Menlu telah memerintahkan Watap RI di PBB untuk mendorong Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan resolusi terkait jeda kemanusiaan (humanitarian pause). Kesempatan ini akan digunakan oleh Pemerintah RI untuk melakukan evakuasi WNI secepatnya dari Yaman.

Kemarin, Tim Percepatan Evakuasi WNI yang berangkat dari Jakarta Kamis lalu telah berhasil masuk melalui jalan darat ke kota Tareem melalui perbatasan Yaman-Oman.

Tim berkoordiansi dengan WNI yang ada di Tareem, Al Mukalla dan kota lainnya di Propinsi Hadhramaut untuk mempersiapkan proses evakuasi.

Tim Relawan Percepatan Evakuasi yang di pimpin oleh PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di daerah Hadhramaut telah dibentuk.

Juga telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk para tokoh ulama dan pimpinan universitas dan pesantren guna membantu meyakinkan WNI yang ada di wilayah Hadhramaut untuk bersedia dievakuasi.

Sejak proses evakuasi dimulai pada Desember 2014 dan intensifikasi evakuasi pada 25 Maret 2015, sebanyak 792 WNI telah dievakuasi dari Yaman dan sampai dengan hari ini sebanyak 700 telah kembali ke Indonesia.

Sedangkan, sisanya saat ini sudah dievakuasi ke wilayah aman di luar Yaman yaitu di Jizan (Arab Saudi) dan Djibouti City (Djibouti).

Hingga kini, masih terdapat sejumlah WNI yang berada diberbagai penampungan/safe house dan menunggu evakuasi dengan rincian di Aden 89 orang, Sana’a 40 orang, Al-Mukalla 40 orang dan Tareem 58 orang.

Pemerintah Indonesia terus meminta agar seluruh WNI di Yaman bersedia untuk dievakuasi selama masih memungkinkan dan sebelum situasi, baik keamanan maupun ketersediaan logistik, semakin memburuk. Pemerintah juga meminta  keluarga WNI yang ada di Indonesia mendorong keluarganya di Yaman untuk bersedia dievakuasi.

Seperti diketahui Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim terpadu ke Yaman dan Salalah Oman untuk melakukan intensifikasi evakuasi WNI termasuk dengan mengerahkan satu pesawat TNI AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti.

Tim yang terdiri 43 personil meliputi unsur Kementerian Luar Negeri (14 orang), TNI AU (21 orang), Polri (7 orang), dan BIN (3 orang). Tim terus mencari cara untuk dapat melakukan evakuasi secara cepat, aman dan efisien.

Operasi evakuasi Yaman melibatkan 5 Perwakilan RI yaitu KBRI Sana’a, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI Addis Ababa yang merangkap Djibouti dan KJRI Jeddah.

Perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri merupakan salah satu prioritas yang dikedepankan oleh Kementerian Luar Negeri dengan prinsip kepedulian dan keberpihakan kepada WNI yang mengalami permasalahan di luar negeri terlebih dalam situasi konflik.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz