JAKARTA, - Terkait dengan
pemulangan sekitar 110 WNI evakuasi dari Yaman Minggu (5/4) berlangsung dengan
lancar dan akan ada kembali pemulangan.
Hal ini disampaikan Menteri
Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi yang didampingi Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha
C Nasir dan Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal ketika
memberikan keterangan pers.
Sebagaimana dilansir dari
laman resmi Kemlu. Menlu menyampaikan update terkait dengan proses evakuasi
warga negara Indonesia (WNI) dari Yaman yang tengah dilanda konflik.
Menlu menyampaikan bahwa
setelah ketibaan 110 WNI evakuasi dari Yaman kemarin (5/4), hari ini Pemerintah
RI kembali memulangkan 110 WNI lainnya yang berhasil keluar dari Yaman ke
Jizan, Arab Saudi beberapa hari lalu.
Adapun, sisanya sekitar 82
WNI akan dijemput oleh pesawat TNI AU di Jizan untuk diterbangkan ke Salalah di
Oman dan selanjutnya ke Indonesia dengan pesawat komersial.
Pemulangan hari ini terdiri
dari empat gelombang.
Tiga gelombang pemulangan pertama menggunakan penerbangan
Emirates EK 357 ETA 15.40 WIB (34 orang), Qatar QR 956 ETA 14.25 WIB (13
orang), dan Qatar Qr 954 ETA 22.05 WIB (22 orang) dengan ketibaan di Bandara
Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng.
Sedangkan gelombang
pemulangan lainnya menggunakan penerbangan Qatar QR 962 ETA 17.10 WITA dengan
ketibaan di Bandara Ngurah Rai, Denpasar.
Menurut Menlu kalkulasi
jumlah WNI yang telah dipulangkan dari Yaman sejauh ini sejak Desember 2014
berjumlah 700 orang setelah melalui beberapa kali pemulangan.
Menlu terus menghimbau
kepada WNI di Yaman untuk memilih opsi evakuasi kembali ke tanah air demi
keselamatan diri dan keluarga.
Keadaan keamanan di Yaman,
khususnya di bagian Barat Yaman sekitar kota Aden dan Sana’a semakin
memprihatinkan.
Kontak senjata antara pihak
yang bertikai semakin meluas. Keadaan ini mempersulit upaya evakuasi yang
dilakukan dan mengharuskan Tim Percepatan Evakuasi WNI Indonesia untuk terus
menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi.
Tim evakuasi tetap
berpengang pada prisip melakukan evakuasi secara cepat, aman dan efisien.
Indonesia juga menyesalkan
terjadinya kembali korban sipil dalam pertikaian di Yaman. Pemerintah Indonesia terus menyerukan agar
semua pihak menahan diri dan memperhatikan keselamatan warga sipil, baik itu warga
Yaman maupun warga asing.
Selain itu, Menlu RI meminta
kepada semua pihak di Yaman agar memberlakukan jeda kemanusiaan (humanitarian
pause) guna memberikan kesempatan bagi warga sipil dievakuasi keluar dari
Yaman.
Dalam hal ini Menlu telah
memerintahkan Watap RI di PBB untuk mendorong Dewan Keamanan (DK) PBB
mengeluarkan resolusi terkait jeda kemanusiaan (humanitarian pause). Kesempatan
ini akan digunakan oleh Pemerintah RI untuk melakukan evakuasi WNI secepatnya
dari Yaman.
Kemarin, Tim Percepatan
Evakuasi WNI yang berangkat dari Jakarta Kamis lalu telah berhasil masuk
melalui jalan darat ke kota Tareem melalui perbatasan Yaman-Oman.
Tim berkoordiansi dengan WNI
yang ada di Tareem, Al Mukalla dan kota lainnya di Propinsi Hadhramaut untuk mempersiapkan
proses evakuasi.
Tim Relawan Percepatan
Evakuasi yang di pimpin oleh PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di daerah
Hadhramaut telah dibentuk.
Juga telah melakukan
komunikasi dengan berbagai pihak termasuk para tokoh ulama dan pimpinan
universitas dan pesantren guna membantu meyakinkan WNI yang ada di wilayah
Hadhramaut untuk bersedia dievakuasi.
Sejak proses evakuasi
dimulai pada Desember 2014 dan intensifikasi evakuasi pada 25 Maret 2015,
sebanyak 792 WNI telah dievakuasi dari Yaman dan sampai dengan hari ini
sebanyak 700 telah kembali ke Indonesia.
Sedangkan, sisanya saat ini
sudah dievakuasi ke wilayah aman di luar Yaman yaitu di Jizan (Arab Saudi) dan
Djibouti City (Djibouti).
Hingga kini, masih terdapat
sejumlah WNI yang berada diberbagai penampungan/safe house dan menunggu
evakuasi dengan rincian di Aden 89 orang, Sana’a 40 orang, Al-Mukalla 40 orang
dan Tareem 58 orang.
Pemerintah Indonesia terus
meminta agar seluruh WNI di Yaman bersedia untuk dievakuasi selama masih
memungkinkan dan sebelum situasi, baik keamanan maupun ketersediaan logistik,
semakin memburuk. Pemerintah juga meminta
keluarga WNI yang ada di Indonesia mendorong keluarganya di Yaman untuk
bersedia dievakuasi.
Seperti diketahui Pemerintah
Indonesia telah mengirimkan Tim terpadu ke Yaman dan Salalah Oman untuk
melakukan intensifikasi evakuasi WNI termasuk dengan mengerahkan satu pesawat
TNI AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti.
Tim yang terdiri 43 personil
meliputi unsur Kementerian Luar Negeri (14 orang), TNI AU (21 orang), Polri (7
orang), dan BIN (3 orang). Tim terus mencari cara untuk dapat melakukan
evakuasi secara cepat, aman dan efisien.
Operasi evakuasi Yaman
melibatkan 5 Perwakilan RI yaitu KBRI Sana’a, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI
Addis Ababa yang merangkap Djibouti dan KJRI Jeddah.
Perlindungan warga negara
Indonesia di luar negeri merupakan salah satu prioritas yang dikedepankan oleh
Kementerian Luar Negeri dengan prinsip kepedulian dan keberpihakan kepada WNI
yang mengalami permasalahan di luar negeri terlebih dalam situasi konflik.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz