JAKARTA, - Museum Rekor
Indonesia memberikan penghargaan kepada salah satu personel terbaik Kepolisian
Negara RI.
MURI memberikan penghargaan
rekor kepada Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso sebagai polisi paling
jujur sedunia.
Informasi yang beredar dalam
sambutannya Direktur MURI Jaya Suprana mengatakan dengan mengutip ucapan Gus
Dur dimana di dunia ini cuma ada dua polisi yang jujur satu adalah patung
polisi dan yang satu Pak Hoegeng.
“Gusdur bilang di dunia ini
hanya ada 2 polisi yang jujur yang satu patung polisi yang satu pak Hoegeng.
Saya sebagai abdi dalamnya Gusdur sangat percaya. Anugerah MURI dan Anumerta
diberikan kepada Almarhum Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso sebagai
polisi terjujur sedunia (versi Gusdur),”ucapnya.
Sementara itu ketika
menerima penghargaan tersebut, sang Istri Hoegeng sangat terharu atas apresiasi
tersebut.
“Sebelum saya datang ke sini
saya pandangi foto beliau di rumah. Saya bilang ke foto, bapak hari ini dapat
penghargaan lagi. Terima kasih atas penghormatan ini,”ucapnya dengan
terbata-bata.
Apa yang dikatakan GusDur
tentang Jenderal kelahiran 14 Oktober 1921 ini bisa dilihat beberapa hal selama
menjalani pekerjaan di dinias kepolisian.
Sebelum menjabat posisi
strategis, Jenderal Hoegeng yang hidup sederhana meminta sang istri Merry
Roeslani membuka toko bunga yang semakin hari laris dan berkembang.
Namun ketika akan menjabat
posisi Kepala Jawatan Imigrasi yang sekarang dikenal Dirjen Imigrasi di tahun
1960 meminta agar istrinya menutup tokonya namun timbul pertanyaan apa
hubungannya,
Namun Hoegeng pun memberikan
jawaban yang sederhana bahwa jika semua orang berurusan dengan imigrasi akan
memesan bunga pada toko kembang milik istrinya dan itu tidak adil bagi toko
serupa lainnya.
Kemudian ada yang cukup
fenomenal ketika dirinya menjabat posisi di wilayah Medan yang kala itu penuh
dengan tempat maksiat, perjudian dan jarang ada Polisi yang mampu membersihkan
itu, hanya Hoengen yang berani.
Berawal dari penugasan ke
Medan pada tahun 1955 dimana daerah tersebut kala itu dikuasai oleh bandar judi
dan aparat keamanan tidak bisa berbuat apa-apa.
Dan terbukti ketika tiba di
kota itu dirinya sudah dihampiri perwakilan dari bandar judi dan rumah yang
akan ditinggal sudah penuh dengan barang pemberian saat memasuki bangunan
tersebut.
Merasa tidak memiliki barang
yang ada dirumah tersebut, dirinya meminta utusan bandar judi tersebut untuk
mengeluarkan itu dari dalam namun tidak digubris akhirnya dengan bantuan polisi
pembantu serta para kuli angkut untuk mengeluarkan barang tersebut dari
rumahnya.
Barang tersebut dikeluarkan
dan diletakkan begitu saja di depan rumah, dan inilah membuat gempar karena
belum ada aparat penegak hukum negeri ini termasuk di Medan yang bisa
menggertak para bandar judi.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz