Kamis, 05 Maret 2015

Jenderal Hoegeng Dapat Rekor MURI

JAKARTA, - Museum Rekor Indonesia memberikan penghargaan kepada salah satu personel terbaik Kepolisian Negara RI.

MURI memberikan penghargaan rekor kepada Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso sebagai polisi paling jujur sedunia.

Informasi yang beredar dalam sambutannya Direktur MURI Jaya Suprana mengatakan dengan mengutip ucapan Gus Dur dimana di dunia ini cuma ada dua polisi yang jujur satu adalah patung polisi dan yang satu Pak Hoegeng.

“Gusdur bilang di dunia ini hanya ada 2 polisi yang jujur yang satu patung polisi yang satu pak Hoegeng. Saya sebagai abdi dalamnya Gusdur sangat percaya. Anugerah MURI dan Anumerta diberikan kepada Almarhum Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso sebagai polisi terjujur sedunia (versi Gusdur),”ucapnya.

Sementara itu ketika menerima penghargaan tersebut, sang Istri Hoegeng sangat terharu atas apresiasi tersebut.

“Sebelum saya datang ke sini saya pandangi foto beliau di rumah. Saya bilang ke foto, bapak hari ini dapat penghargaan lagi. Terima kasih atas penghormatan ini,”ucapnya dengan terbata-bata.

Apa yang dikatakan GusDur tentang Jenderal kelahiran 14 Oktober 1921 ini bisa dilihat beberapa hal selama menjalani pekerjaan di dinias kepolisian.

Sebelum menjabat posisi strategis, Jenderal Hoegeng yang hidup sederhana meminta sang istri Merry Roeslani membuka toko bunga yang semakin hari laris dan berkembang.

Namun ketika akan menjabat posisi Kepala Jawatan Imigrasi yang sekarang dikenal Dirjen Imigrasi di tahun 1960 meminta agar istrinya menutup tokonya namun timbul pertanyaan apa hubungannya,

Namun Hoegeng pun memberikan jawaban yang sederhana bahwa jika semua orang berurusan dengan imigrasi akan memesan bunga pada toko kembang milik istrinya dan itu tidak adil bagi toko serupa lainnya.

Kemudian ada yang cukup fenomenal ketika dirinya menjabat posisi di wilayah Medan yang kala itu penuh dengan tempat maksiat, perjudian dan jarang ada Polisi yang mampu membersihkan itu, hanya Hoengen yang berani.

Berawal dari penugasan ke Medan pada tahun 1955 dimana daerah tersebut kala itu dikuasai oleh bandar judi dan aparat keamanan tidak bisa berbuat apa-apa.

Dan terbukti ketika tiba di kota itu dirinya sudah dihampiri perwakilan dari bandar judi dan rumah yang akan ditinggal sudah penuh dengan barang pemberian saat memasuki bangunan tersebut.

Merasa tidak memiliki barang yang ada dirumah tersebut, dirinya meminta utusan bandar judi tersebut untuk mengeluarkan itu dari dalam namun tidak digubris akhirnya dengan bantuan polisi pembantu serta para kuli angkut untuk mengeluarkan barang tersebut dari rumahnya.

Barang tersebut dikeluarkan dan diletakkan begitu saja di depan rumah, dan inilah membuat gempar karena belum ada aparat penegak hukum negeri ini termasuk di Medan yang bisa menggertak para bandar judi.


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz