JAKARTA, - Presiden RI Joko Widodo membuat Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2015 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Senayan-Jakarta.
Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemlu, dalam pidato pembukaannya Presiden Jokowi mengatakan bahwa Dunia telah menanti langkah bangsa Asia dan Afrika untuk menjawab tantangan ketidakadilan dan ketidakseimbangan global.
“Dunia menanti langkah bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk menjawab tantangan ketidakadilan dan ketidakseimbangan global agar berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia,”ucapnya
Pada pidato pembukaan KTT Asia Afrika 2015, Presiden RI menegaskan bahwa dunia saat ini masih sarat dengan ketidakadilan, kesenjangan, dan kekerasan global.
Sebanyak 1,2 milyar jiwa orang di belahan Selatan berpenghasilan kurang dari USD2 perhari, hal tersebut membuktikan mendesaknya kebutuhan atas tatanan ekonomi dunia yang baru.
Dengan melihat hal tersebut, menurut Presiden Jokowi tantangan tersebut dapat dijawab dengan membumikan semangat Bandung dengan mengacu pada tiga cita-cita yang diperjuangkan para pendahulu KAA enam puluh tahun lalu.
Bangsa Asia Afrika harus mempererat kerjasama untuk menghapus kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memperluas lapangan kerja.
Bangsa Asia Afrika harus meningkatkan solidaritas untuk tumbuh dan maju bersama dengan meningkatkan perdagangan dan investasi dengan membangun kerjasama ekonomi antar kawasan Asia dan Afrika, membantu membangun konektivitas seperti pembangunan infrastruktur yang menghubungkan pelabuhan, bandara, dan jalan-jalan.
Presiden juga menegaskan pentingnya penghargaan kepada hak-hak asasi manusia (HAM). Selain itu dalam pidatonya Presiden RI menyatakan Indonesia siap bekerjasama dengan semua pihak untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut, mengingat Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang sedang bangkit, negara berpenduduk Muslim terbesar serta sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia siap memainkan peran global sebagai kekuatan positif bagi perdamaian dan kesejahteraan.
Di akhir pidatonya, Presiden menegaskan kembali bahwa ketidakadilan global semakin menyesakkan dada ketika janji Semangat Bandung (Bandung Spririt) yang menuntut kemerdekaan bagi semua bangsa di Asia dan Afrika masih menyisakan sebuah hutang selama dasawarsa.
Kontak Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/catatanLorcasz