MANILA, - Biro Investigasi
Federal Amerika Serikat (FBI) telah mengonfirmasi bahwa teroris yang paling
dicari mereka ternyata tewas dalam serangan di Filipina pada Januari lalu.
Sebagaimana dilansir dari media
setempat, Zulkifli bin Hir atau dikenal dengan Marwan telah dikonfirmasi tewas
oleh FBI melalui analisa DNA dari jarinya yang dipotong oleh berwenang
Filipina.
FBI pun menjelaskan bahwa
mereka mendapatkan potongan jari Marwan dari pasukan Filipina yang bentrok
dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dengan Pejuang Kebebasan Islami
Bangsa Moro (BIFF) di kawasan Mindano yang menewaskan 44 petugas polisi Januari
lalu.
Potongan jari tersebut
dibawa ke Amerika untuk dicocokkan dengan sampel DNA salah satu saudar kandung
Marwan dimana keduanya cocok.
Kematian Marwan tersebut
telah memastikan dan tidak ada lagi keraguan sebagaimana tiga tahun lalu
militer Filipina melaporkan bahwa Marwan tewas dalam serangan udara namun
nyatanya sang teroris muncul kembali pada 2014 di Mindano dibawa perlindungan
BIFF
Kepastian tersebut
dikonfirmasi di mana Januari lalu Marwan hadir di Desa Pedsandawan yang membuat
militer melakukan rencanan penyerangan untuk memburu Marwan yang diberi sandi
Exodus dengan ratusan kepolisian.
Namun berburu Marwan ini
berujung tragedy berdarah dimana ketika penyerangan pihak kepolisian tidak
melakukan koordinasi dengan MILF yang sedang dalam perjanjian gencatan senjata
dengan pemerintah.
Kepala dan nyawa Marwan
sendiri oleh Departemen Luar Negeri AS dihargai senilai USD5 juta lantaran sang
teroris ini merupakan anggota kelompok militant Jemaah Islamiyah yang
berafiliasi dengan al-Qaidah di Malaysia.
Selain itu Marwan
bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom di Filipina dan bom Bali pada
tahun 2002 lalu.
Kontak blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz