TOKYO, - Dalam kunjungan
kerja ke Jepang, Presiden Jokowi memliki sejumlah agenda penting selain adanya
pertemuan-pertemuan dengan para pemangku kepentingan di negara tersebut.
Sebagaimana dilansir dari
laman resmi Sekretaris Kabinet, kunjungan pertama Presiden dan Ibu Negara di
Jepang adalah melakukan pertemuan dengan Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko
di Imperial Place, Istana Akaska.
Selepas pertemuan dengan
Kaisar Akihito, Presiden melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri
Jepang, Shinzo Abe di kantornya.
Dalam pertemuan tersebut,
kedua pemimpin membahas kerja sama bilateral lintas bidang. Dalam kontek
investasi Presiden Jokowi menyampaikan rencana pembangunan di Indonesia
khususnya terkait dengan insfrastruktur.
Selain itu, Presiden menekankan
adanya banyak peluang bagi investor Jepang untuk berinvestasi di berbagai
sektor seperti pembuatan pembangkit tenaga listrik; pembangunan 24 pelabuhan;
pembuatan 1000 km dan perbaikan jalan tol; pembangunan 15 bandara baru dan
merenovasi yang lama; pembangunan MRT di kota kota metropolitasn dan kota besar
di Indonesia; serta pembangunan kawasan ekonomi khusus di luar Jawa.
Terkait hal ini kedua
pemimpin menyambut baik rencana kerja sama infrastruktur dalam pembangunan Mass
Rapid Transport (MRT) di Jakarta dan proyek jalur kereta Jawa-Sumatra interconnection
transmission line.
Presiden RI dan PM Jepang
juga meluncurkan PROMOSI (Japan-Indonesia Investment and Export Promotion
Initiative) dalam upaya meningkatkan kerja sama perdagangan dan promosi.
Dalam hal kerja sama
maritim, Indonesia dan Jepang sepakat membentuk forum kerjasama maritim,
khususnya membahas keamanan maritim, infrastruktur maritim (program tol laut),
peningkatan kapasitas untuk bidang kerja dan industri perikanan.
Hal ini
sejalan dengan upaya Indonesia untuk mengembangkan poros maritim.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz