BEIJING, - Seorang taipan
asal Tiongkok yang membangun kerajaan tambang di Australi akhirnya menjalani
eksekusi mati pada Senin (9/2) waktu setempat.
Sebagaimana dilansir media
setempat, Liu Han berusia 49 tahun bersama saudara laki-lakinya Liu Wei serta
tiga rekannya dieksekusi sekaligus pada hari yang sama berdasarkan perintah
pengadilan Xianning Provinsi Hubei.
Istimewa |
Yang dilakukan para taipan
ini hingga dieksekusi karena melakukan pembunuhan delapan orang kemudian,
pemerasan, menyeludupkan senjata serta menjalankan rumah judi yang menurut
pengadilan adalah “sangat jahat dan sangat keji”
Liu Han bukan sembarang
warga Tiongkok biasa dimana berdasarkan data yang beredar jumlah aset keluarnya
tembus lebih dari USD6 miliar atau sekitar Rp76 triliun dengan jaringan bisnis
internasional salah satunya investasi pertambangan di Australia.
Liu Han ditangkap pada Maret
2013 disaat proses negosiasi untuk pembelian
perusahaan tambang di negeri Kangguru, Sundance Resources walau akhirnya gagal.
Sebelum Sundance Resources
akan dibeli, Liu Han juga sudah membeli saham mayoritas dari perusahaan Moly
Mines.
Sementara Liu Wei, tercatat
sebagai salah satu pembawa obor Olimpiade Beijing 2008 lalu, dirinya
mendapatkan vonis pengadilan lantaran memberikan perintah pembunuhan terhadap
tiga orang pada sebuah warung teh di Propinsi Sichuan pada tahu 2009.
Terkait dengan kasus ini,
Polisi menyita granat, pisau, senjata api beserta peluru bahkan beberapa mobil
mewah kepemilikan dua saudara ini pun antara lain Bentley, Ferrari dan
Rolls-Royce ikut disita.
Selain itu mantan Kepala
Polisi Tiongkok, Zhou Yongkang pun ditahan selang Liu Han beberapa bulan Xi
Jinping dilantik menjadi Presiden.
Tiongkok sendiri adalah satu
negara yang sering melakukan eksekusi terutama kasus narkotika dan korupsi.
Kontak Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz